Wednesday, December 5, 2012

Ansietas : Kecemasan Berlebihan Mengganggu Aktivitas



Kasus I
Seorang wanita, berkeluarga dengan 2 anak dan suami bekerja sebagai wiraswasta. Hampir setiap hari wanita ini mengalami kecemasan dan ketakutan. Selalu muncul bayangan-bayangan negatif yang menghantui sehingga bangun tidur pun wanita itu sudah mulai cemas. Bila muncul menghebat, dia tidak mampu bekerja, bahkan mendampingi anak-anak belajar pun kacau. Kecemasan itu disertai keringat dingin, jantung berdebar keras dan tangan gemetaran. Setahun lalu, usaha suami wanita tersebut bangkrut dan saat ini sedang mencoba bangkit lagi. (Mereka Bilang Aku Sakit Jiwa)

Kasus II
Seorang eksekutif bank khawatir terlibat kasus penggelapan uang seperti kasus yang terjadi di Bank lain. Dia selalu dihinggapi perasaan was-was, gelisah dan khawatir. Suatu saat dia merasa mual, dadanya sesak dan berkeringat dingin. Pandangannya gelap lalu tiba-tiba jatuh pingsan. Bankir tersebut sedang menghadapi persoalan berat. Awalnya diduga dia terkena serangan jantung, namun setelah diperiksa jantungnya tidak mengalami masalah. Setelah menemui  psikiater, barulah diketahui dia mengalami kecemasan hebat. (Tempo Online)

Cemas merupakan sebuah emosi dan pengalaman subjektif dari seseorang. Rasa cemas merupakan reaksi normal terhadap situasi yang dirasa mengancam individu dan setiap orang mungkin dapat mengalaminya.

Namun pada situasi tertentu, seseorang bisa menderita kecemasan yang luar biasa yang membuatnya terus menerus merasa tidak nyaman, khawatir, gelisah dan merasa terancam tanpa penyebab yang jelas dan tidak spesifik. Kondisi kecemasan disertai dengan gangguan emosi ini disebut sebagai gangguan kecemasan atau gangguan ansietas (anxiety disorder) seperti terlihat pada dua kasus di atas.

Kasus ansietas mempunyai gejala dan persoalan yang unik serta pribadi dan setiap kasus akan menunjukkan perbedaan antar pasien yang satu dengan yang lainnya. Gejala yang muncul juga tergantung tipe serta tingkat kecemasan. Tapi pada umumnya akan mempengaruhi emosional dan juga fisik.  

Keluhan dan gejala umum berkaitan dengan ansietas antara lain merasa takut, tegang, cemas, konsentrasi berkurang, merasa diri dalam khayalan, tidak berdaya, mudah terkejut, mengira hal yang paling buruk akan terjadi dan sering memikirkan bahaya serta cenderung mengurangi aktivitas. Sedangkan gejala fisik berupa denyut nadi cepat, jantung berdebar, keringat dingin, sakit kepala, otot tegang atau kaku, sakit perut atau sembelit dan sesak nafas.

Tantangan global yang semakin berat terutama di kota-kota besar, desakan ekonomi maupun masalah sosial dapat menjadi faktor pemicu yang membuat seseorang yang tidak memiliki ketahanan fisik dan mental yang kuat mengalami kecemasan, stres dan bahkan sampai depresi. Keadaan cemas biasanya juga disertai dan diikuti dengan gejala depresi. Untuk diagnosis dibutuhkan penentuan kriteria yang tepat antara berat ringannya gejala, penyebab serta kelangsungan dari gejala apakah sementara atau menetap. Gejala depresi antara lain perasaan sedih, tidak bahagia, putus asa, kehilangan nafsu makan, kehilangan konsentrasi serta gagasan bunuh diri.

Pada tingkat yang berat, kehidupan individu yang memiliki gangguan kecemasan sudah tidak dapat terkontrol dan mengganggu aktivitas kesehariannya. Individu sangat terganggu dan tersiksa setiap hari sehingga terapi psikologis dan obat-obat anti cemas diperlukan untuk menolongnya.

Psikoterapi
Pengobatan psikoterapi yang umum digunakan pada gangguan kecemasan adalah CBT (cognitive-behavioral therapy/terapi perilaku-kognitif). Dalam CBT, seorang ahli kesehatan-mental bekerja sama dengan penderita gangguan kecemasan untuk menentukan apa yang menjadi penyebab rasa takut pasien yang akhirnya memicu kecemasan. Keduanya juga berupaya keras untuk mengidentifikasi pola-pola dari rasa takut yang dialami pasien. Melalui kognisi, pasien kemudian diajarkan cara untuk mengenali situasi pemicu kecemasan, dan bagaimana cara mengatasinya ketika seseorang mengalami keadaan seperti itu.

Terapi Farmakologi
Pemberian obat untuk mengatasi ansietas sangat bermanfaat khususnya bagi penderita yang terganggu aktivitasnya akibat ansietas yang dialami. Salah satunya adalah Opizolam®. Opizolam® mengandung bahan aktif Alprazolam yang merupakan salah satu dari golongan obat Benzodiazepines atau disebut juga Minor Transquillizer dimana golongan ini merupakan obat yang paling umum digunakan sebagai anti ansietas. 

Alprazolam (Opizolam®) merupakan obat anti ansietas dan anti panik yang efektif digunakan untuk mengurangi rangsangan abnormal pada otak, menghambat neurotransmitter asam gama-aminobutirat (GABA) dalam otak sehingga menyebabkan efek penenang. Alprazolam (Opizolam®) diabsorbsi dengan baik di dalam saluran pencernaan dan bekerja cepat dalam mengatasi gejala ansietas pada minggu pertama pemakaian.  

Alprazolam (Opizolam®) memiliki waktu paruh yang pendek yaitu 12 - 15 jam dan efek sedasi (mengantuk) lebih pendek dibanding Benzodiazepines lainnya, sehingga tidak akan terlalu mengganggu aktivitas. Alprazolam juga aman digunakan bagi penderita gangguan fungsi hati dan ginjal dengan pemakaian di bawah pengawasan dokter.

Meskipun demikian, Alprazolam (Opizolam®) baik digunakan untuk terapi jangka pendek. Penggunaan jangka panjang berisiko menimbulkan efek kecanduan seperti halnya obat golongan Benzodiazepines lain serta kemungkinan adanya efek samping. Karena itu, obat ini diberikan hanya dengan resep dan pengawasan dokter.

Sumber :
http://assets.cambridge.org/97805210/11693/excerpt/9780521011693_excerpt.pdf
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/6133268
Wicaksana, Inu. Mereka Bilang Aku Sakit Jiwa. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 2008.
Sweetman, Sean C. Martindale: The Complete Drug Reference 36th Edition. London : Pharmaceutical Press. 2009.
Townsend, Mary C. Pedoman Obat dalam Keperawatan Psikiatri Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004. 
dan berbagai sumber lainnya

0 comments:

Post a Comment

Template by:

Free Blog Templates