Daya tarik Indonesia masih mempesona bagi para pemodal asing. Pesona Indonesia tersebut dapat dilihat dari World Investment Report 2010-2012 yang dirilis oleh UNCTAD (United Nation Conference fo Trade and Development). Laporan tersebut merupakan hasil survey yang dilakukan badan di bawah PBB tersebut kepada 236 Trans National Corporations (TNCs), 116 badan promosi investasi di setiap negara (Investment Promotion Agency), serta pendapat pakar lokasi (konsultan, akademisi, atau perwakilan lmbaga promosi).
Menempati sepuluh besar – tepatnya peringkat 9 jelas bukan “prestasi“ sembarangan. Namun jika dikaitkan peringkat Indonesia pada aspek lainnya – misalnya daya saing nasional yang juga dirilis oleh PBB – daya tarik investasi tersebut belum bisa mengangkat pamor Indonesia. Daya saing Indonesia malah menurun dari peringkat 44 pada. ke 46 berdasarkan Global Competitiveness Report 2011/2012. Berikut peringkat 10 besar negara yang menjadi target investasi berupa foreign direct investment (FDI). Menurut UNCTAD, FDI is defined as a capital expenditure made abroad to establish, acquire, add or improve property, plant and equipment.
Ibarat kue, Indonesia memang terlihat lezat dan bisa menghasilkan keuntungan bagi para pemodal asing. Indonesia pun terkenal ramah sama investor asing. Lihat saja berbagai sektor perekonomian sudah dirambah perusahaan asing. Sector pertambangan, pertanian, bahkan perbankan pun membuat pengusaha lokal hanya jadi penonton. Sebagai contoh, pemodal asing bisa menguasai 99 persen saham perbankan.
Ada kontradiksi di sini. Menurut survey yang dilakukan oleh World Economy Forum, justru Indonesia masih dibayangi oleh beberapa kendala atau faktor penghambat dalam menjalankan bisnis di Indonesia berdasarkan perspesi pemodal asing. Tiga faktor penghalang tersebut adalah korupsi, ketidakefisienan birokrasi dan lemahnya infrastruktur. Namun ternyata kendala tersebut tidak cukup menghalangi minat luar biasa dari pemodal asing untuk menyerbu Indonesia dengan dana milyaran dollar. Atau, jangan-jangan, birokrasi dan korupsi itulah yang membuat mereka begitu bebasnya masuk ke Indonesia?
Apakah pamor Indonesia terus berlanjut dalam tiga tahun ke depan? Berdasarkan persepsi IPA (Investment Promotion Agency), Indonesia diperkirakan mental dari sepuluh besar, atau dianggap tidak seksi lagi dalam periode tiga tahun ke depan. Hanya china dan India saja sebagai negara di Asia yang masuk Top 10, lainnya negara di wilayah Amerika Utara dan Eropa.
Bisa jadi menurunnya pamor Indonesia berhubungan dengan rencana pembatasan kepemilikan modal asing, termasuk tuntutan pembagian keuntungan yang lebih adil antara perusahaan asing dengan masyarakat Indonesia yang masih bergulat dengan berbagai persoalaan seperti kemiskinan dan pengangguran.
0 comments:
Post a Comment