Sunday, September 2, 2012

Tips Memilih Perguruan Tinggi



Siswa SMA/SMK hanya bisa sesaat merayakan kelulusannya. Kini mereka harus cermat memilih perguruan tinggi seandainya bercita-cita melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Lalu, faktor-faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan saat memilih perguruan tinggi? Saya melihat ada dua kelompok faktor yaitu faktor internal yang menyangkut individu calon mahasiswanya, serta faktor eksternal terkait informasi tentang perguruan tinggi yang akan dipilih.
Faktor individu memegang peran penting, selain peran kampus
Kesiapan Individu Nomor Satu
Faktor individual menjadi modal dan penentu kesuksesan belajar di perguruan tinggi. Minat, motivasi, disiplin, rajin, inisiatif, kemandirian, dan semua sikap dan tindakan positif dari mahasiswa menjadi penentu utama keberhasilan menempuh proses pembelajaran di perguruan tinggi.
Proses transisi yang tidak mulus dari model pembelajaran di SMA/SMK ke perguruan tinggi bisa membuat mahasiswa hanya mendapatkan status mahasiswa, tanpa disertai peningkatan kapasitas, pengetahuan, wawasan, dan kepribadian. Akhirnya kampus menjadi label baru yang tidak memberikan nilai tambah apa-apa. Status mahasiswa pun hanya sekedar gaya hidup dan menunaikan kewajiban dari keinginan dan harapan orang tua atau keluarga saja.
Jadi kesiapan dan mental calon mahasiswa adalah modal utama, yang sejatinya akan terus dipupuk dan dikembangkan melalui proses pembelajaran di perguruan tinggi. Saat semua modal internal tersebut
Walaupun belajar di perguruan tinggi mana pun sama saja – jika kita berpatokan pada argumentasi bahwa kesuksesan lulusan bergantung pada pribadi masing-masing – namun pengembangan kapasitas intelektual bisa dirangsang dari luar, atau melalui proses pembelajaran yang tepat. Jadi faktor selanjutnya adalah memilih perguruan tinggi yang tepat. Disinilah masalahnya, jumlah perguruan tinggi di Indonesia – baik PTN dan PTS – sudah lebih dari 3000 perguruan tinggi.
Cari Informasi Akurat
Sebagai sebuah lembaga yang ingin mendapatkan mahasiswa terbaik – dan juga dengan jumlah yang tepat – perguruan tinggi pun berlomba-lomba menarik minat dan perhatian calon mahasiswa. Saat ini hampir semua kampus membuat promosi atau pencitraan, baik langsung maupun tidak langsung ke publik. Lihat saja berbagai promosi di media cetak atau elektronik, bahkan ruang publik pun dimanfaatkan kampus untuk promosi. Inilah salah satu cara penyampain informasi ke masyarakat secara langsung.
Saat semuanya menyajikan informasi yang baik-baik saja, atau sebatas janji atau jargon pemasaran, calon mahasiswa dan orangtua harus mencoba mencari informasi lain secara tidak langsung yang bisa memberikan gambaran utuh tentang mutu atau kinerja sebuah perguruan tinggi. Kita pun harus bijak memilah dan memilih informasi yang akurat. Era informasi membuat fenomena banjir informasi, yang tidak jarang menyajikan informasi yang tidak benar.
Dengan demikian, kita harus mencari informasi yang tepat dari beberapa sumber terpercaya, dengan segala plus-minusnya tentunya. Intinya, kita perlu melakukan verifikasi atau cross-check terhadap semua informasi, termasuk informasi yang tergolong buruk atau jelek tentang sebuah kampus. Perlu diingat, tidak ada kampus yang sempurna, selalu ada sisi keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Sebuah kampus pun mungkin mempunyai keunggulan di program studi atau di aspek tertentu, namun kurang unggul di program studi atau aspek yang lain. Idealnya, cari sebuah kampus yang lebih banyak keunggulannya daripada kelemahannya. Di sinilah informasi yang menyeluruh perlu dijadikan acuan sebelum memilih perguruan tinggi.
Informasi tersebut mencakup fasilitas fisik kampus, jumlah dan kompetensi dosen, prestasi civitas akademika dan dosen, fasilitas teknologi dan sarana internet, prestasi institusi, akreditasi program studi dan institusi, dan informasi lainnya yang mengangkut semua aspek pengelolaan perguruan tinggi.
Kepada Siapa Kita Bertanya?
Informasi dari mahasiswa dan lulusan. Informasi tentang sebuah kampus paling mudah diperoleh dari pihak yang pernah merasakan pelayanan dan pembelajaran di kampus tersebut, yaitu mahasiswa dan lulusannya. Itu bisa jadi kakak atau saudara, kakak kelas di SMA/SMK, tetangga, atau teman kita di masyarakat yang pernah menempuh pendidikan di sebuah kampus.
Keragaman mahasiswa dan lulusan perlu dipertimbangkan juga saat mengumpulkan informasi dari mereka. Apalagi jika kita hanya menanyakan ke satu orang saja. Jadi jangan heran jika jawaban dari mereka pun beragam. Kita cermati saja plus-minus sebuah kampus dari perspektif mahasiswa dan lulusannya. Jadikan informasi tersebut sebagai salah satu pertimbangan, walaupun bukan satu-satunya. Jika kita sudah banyak bertanya ke banyak orang, ternyata mayoritas mengatakan lebih banyak sisi baiknya, informasi tersebut mulai perlu dijadikan kriteria anda. Namun sekali lagi, cari informasi lainnya sebagai pembanding.
Informasi dari Pemerintah. Perguruan Tinggi adalah lembaga yang harus patuh terhadap kebijakan dan peraturan-perundangan yang berlaku. Wajar kinerja dan perkembangan perguruan tinggi pun diawasi oleh pemerintah. Jadi pemerintah bisa dijadikan sumber informasi yang patut dipertimbangkan. Pemerintah pun secara rutin meminta berbagai data dan informasi perguruan tinggi, bahkan dilakukan akreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Dalam konteks struktur pemerintahan, semua perguruan tinggi berada di bawah Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (Dirjen DIKTI). Informasi tentang perguruan tinggi – misalnya izin operasional, hasil akreditasi, jumlah mahasiswa, jumlah dosen, dll – pun dapat diperoleh dari situs atau website yang disediakan khusus oleh pihak pemerintah.
Pangkalan Data PT, satu dari beberapa situs pemerintah tentang informasi kampus
Informasi dari Pengguna Lulusan. Kiprah lulusan di dunia kerja atau masyarakat bisa menjadi informasi berguna, setidaknya bagaimana daya saing dan karakter lulusan dari masing-masing perguruan tinggi. Pengembangan kurikulum dan proses pembelajaran di sebuah perguruan tinggi idealnya perlu disesuaikan dengan kebutuhan dunia industri dan masyarakat, selain dalam konteks pengembangan IPTEKS-nya juga. Kita tetap harus mempertimbangkan juga bahwa ratusan bahkan ribuan lulusan perguruan tinggi pun menunukkan kinerja dan prestasi yang berbeda-beda pula. Memang kinerja itu dipengaruhi banyak faktor, seperti dijelaskan sebelumnya, tergantung dari individu mahasiswanya saat belajar di perguruan tinggi. Namun selalu ada kontribusi juga dari pihak kampus dalam mengembangkan kompetensi lulusan agar siap masuk ke dunia kerja dan masyarakat.
Informasi dari Kampus. Selain informasi dari promosi atau advertorial yang secara langsung dibuat oleh pihak kampusnya, kita bisa mengetahui informasi lebih lengkap dari perguruan tingginya. Langkah ini bisa dilakukan, misalnya dengan mengunjungi secara langsung lokasi kampusnya agar bisa melihat  kelengkapan sarana dan prasarana fisik secara langsung. Atau, menelusuri informasi yang tersedia di internet, misalnya melihat fitur layanan atau sub-domain dari situs internet yang dikelola oleh kampus tersebut. Kita bisa mencari informasi di website kampus tentang dosen, perpustakaan, program studi yang ditawarkan, mata kuliah dan kurikulum, fasilitas pembelajaran, artikel dosen dan mahasiswa, atau berita dan perkembangan terakhir dari kampus tersebut.
Informasi dari Masyarakat. Informasi sebuah kampus kadang bisa diperoleh juga dari masyarakat, yang pernah berhubungan atau setidaknya mengetahui informasi dari pihak lain. Kampus bukanlah menara gading yang terisolir  dari masyarakat, dan lagi pula, salah satu dharma dari Tridharma perguruan tinggi adalah pengabdian kepada masyarakat. Jadi kiprah perguruan tinggi dalam membantu persoalaan riil di masyarakat pun bisa dipantau dari masyarakat yang pernah menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi tersebut. Masyarakat tersebut bisa berupa instansi pemerintah, institusi pendidikan berupa sekolah atau lembaga pelatihan, lembaga swadaya masyarakat, bahkan anggota masyarakat yang pernah merasakan kepedulian atau manfaat dari kegiatan sebuah kampus.
Informasi dari Dunia Maya. Apa sih yang tidak ada di dunia maya? Informasi tentang sebuah perguruan tinggi pun bisa diperoleh di internet yaitu dengan mengetikkan kata kunci yang menunjukkan kampus yang sedang anda evaluasi ke mesin pencari (google, yahoo, dll), misalnya dengan mengetikkan nama kampusnya. Namun perlu juga dicermati keragaman informasi yang tersedia di internet karena masih perlu diklarifikasi validitas atau kebenarannya. Kita pun bisa membandingkan atau menyelaraskan informasi di dunia maya dengan informasi dari sumber lainnya.
Memang tidak semua sumber informasi bisa diperoleh dengan mudah dari berbagai sumber tersebut. Sebagai acuan umum, semakin banyak diperoleh informasi dari berbagai sumber informasi di atas, itu menunjukan popularitas dari kampus tersebut. Namun, popularitas belum tentu menunjukkan kualitas secara keseluruhan, termasuk belum tentu sesuai dengan minat dan kemampuan dari calon mahasiswa. Setidaknya sumber-sumber informasi tersebut bisa dijadikan informasi sebelum memutuskan kampus mana yang akan dipilih.
Akreditasi dan Peringkat Perguruan Tinggi
Informasi penting lainnya adalah hasil akreditasi atau pemeringkatan perguruan tinggi. Sebelum mencermati informasi ini, kita harus tahu sekilas tentang metode atau makna akreditasi atau pemeringkatan tersebut. Ada proses evaluasi atau pemeringkatan perguruan tinggi yang sifatnya menyeluruh atau melihat semua aspek, atau sifatnya khusus yaitu melihat satu sisi pengelolaan perguruan tinggi.
Akreditasi. Akreditasi perguruan tinggi adalah penilaian kelayakan program dan/atau satuan pendidikan tinggi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan Menteri. Saat ini, proses akreditasi masih dilakukan oleh BAN-PT sampai nanti terbentuk Lembaga Akreditasi Mandiri sesuai amanat UU Sisdiknas dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. setiap kampus di Indonesia diberi cap: A, B, C, atau tidak terakeditrasi (atau belum diakreditasi) oleh BAN-PT. Hasilnya disampaikan kepada setiap perguruan tinggi, dan dipublikasikan di situs BAN-PT.
Pemeringkatan Perguruan Tinggi. Saat ini banyak lembaga atau kegiatan, baik nasional maupun internasional, membuat pemeringkatan perguruan tinggi. Pemeringkatan tersebut banyak yang bersifat menyeluruh atau hanya aspek tertentu saja. Kita  perlu mencermati metodologi pemeringkatan tersebut agar bisa melihat aspek apa saja yang dinilai, termasuk kelebihan dan keunggulan dari setiap pemeringkatan tersebut. Berikut beberapa pemeringaktan di tingkat internasional dan nasional yang banyak dirujuk.

Academic Ranking of World Universities (ARWU). ARWU merupakan pemeringkatan yang relatif sulit dicapai oleh perguruan tinggi di Indonesia. Sampai saat ini belum ada perguruan tinggi yang masuk peringkat ARWU, yang dipublikasikan oleh Shanghai Jiao Tong University. Indikatornya memang berat, misalnya jumlah pemenang nobel atau jumlah artikel yang dimuat di jurnal ilmiah bermutu yang banyak dikutip. Informasi tentang ARWU bisa dilihat di sini. Kampus mana saja yang tergolong hebat dan masuk Top 500 Dunia versi ARWU untuk edisi 2011 dapat dilihat di sini.
QS World Universities Ranking. Lembaga pemeringkatan yang berbasis di London ini melakukan pemeringkatan perguruan tinggi di seluruh dunia berdasarkan  enam indikator yaitu Academic Peer Review (bobot:40%), Global Employer Review (10%), Citations Per Faculty (20%), International Student Ratio (5%), International Faculty Ratio (5%) dan Faculty Student Ratio (20%). QS membuat peringkat berdasarkan wilayah atau subyek/bidang ilmu. Informasi lengkap tentang pemeringkatan QS dapat dilihat di sini. Perguruan tinggi Indonesia yang masuk 700 besar dunia edisi tahun 2011 adalah UI (peringkat 217), UGM (342), dan ITB (401-450). Daftar peringkat 500 dunia selengkapnya dapat dilihat di sini.
Tampilan Situs Topuniversities: QS World University Ranking dan QS Star Rating
QS Star Rating. QS Star bukan seperti pemeringkatan, namun berupa evaluasi yang hasilnya berupa “rating” yaitu pemberian label bintang, dari belum mendapat bintang, bintang satu, bintang dua, dan seterusnya. Kriteria evaluasinya mencakup delapan kriteria yaitu: Research Quality, Teaching Quality, Graduate Employability, Infrastructure, Internationalisation, Innovation & Knowledge Transfer, Third Mission and Specialist Subject Criteria. Setiap kriteria tersebut terdiri dari beberapa indikator pengukurnya. Daftar perguruan tinggi di Indonesia yang telah memperoleh bintang dari QS Star dapat dilihat di sini.
4icu World Universities Web Ranking. 4icu melakukan evaluasi terhadap 11 ribu perguruan tinggi di seluruh dunia. Metodenya lebih menitikberatkan pada kinerja perguruan tinggi di dunia internet. Metodologinya menggunakan tiga kriteria yaitu Google Pagerank, Alexa Traffict Rank, dan Majestic Reffering Domain. Penjelasan metodologi selengkapnya dapat dilihat di sini. Pada edisi Januari 2012 jumlah perguruan tinggi di Indonesia yang masuk peringkat 4icu sebanyak 318 kampus, dengan peringkat selengkapnya dapat dilihat di sini.
Webometrics – Ranking Web of World Universities.  Webometrics melakukan evaluasi terhadap 20300 perguruan tinggi di dunia dengan menggunakan empat parameter, yaitu visibility (diukur dengan jumlah tautan atau refeering domain berdasarkan hasil yang diperoleh dari Majestic SEO), Size (banyaknya halaman web pada situs kampus yang terindeks oleh google), Rich Files (banyaknya jenis dokumen yang terindeks di google), dan Scholar (banyaknya paper yang terindeks di Scimago dan Google Scholar). Penjelasan metodologinya dapat dilihat di sini. 352 kampus di Indonesia berhasil masuk dalam pemeringkatan Webometrics dengan urutan selengkapnya untuk edisi Januari 2012 dapat dilihat di sini.
Webometrics – Ranking Web of Repository. Ini peringkat khusus untuk paper repository – semacam gudang artikel online yang dikelola oleh  perguruan tinggi atau lembaga sejenis – yang metodologinya mirip dengan peringkat perguruan tinggi. Jumlah lembaga yang diperingkat repositorinya di sekuruh dunia sebanyak 1519 lembaga,  27 repository di antaranya berasal dari Indonesia. Peringkat top repository selengkapnya dapat dilihat di sini.
Green Metric Ranking. Pemeringkatan greenmetric dibuat oleh UI yang lebih menitikberatkan pada pengelolaan kampus yang ramah lingkungan atau istilahnya kampus hijau atau go green campus. Pemeringkatan berdasarkan pengisisn kuisener yang disebarkan ke setiap kampus, baik nasional maupun international. Penjelasan metodologi pemeringakatannya dapat dilihat di sini. Jumlah kampus yang masuk peringkat pada edisi 2011 sebanyak 178 kampus, dengan pemeringkatan selengkapnya dapat dilihat di sini.
Telkom Smart Campus (Tesca). Tesca adalah pemeringkatan perguruan tinggi nasional yang dilakukan secara rutin per tahun oleh PT Telkom bekerja sama dengan pemerintah melalui Dirjen DIKTI. Metodologi pemeringkatan yang dipakai Tesca dapat dilihat di  sini. Pada edisi tahun 2011 jumlah perguruan tinggi yang masuk peringkat smart campus adalah sebanyak 355 kampus di Indonesia. Daftar Top 100 Kampus di Indonesia dapat dilihat di sini.

Faktor terakhir, namun bisa menjadi yang terpenting adalah faktor biaya pendidikan. Banyak yang mensinyalir bahwa biaya pendidikan tinggi di Indonesia semakin mahal. Namun, selain undangan khusus beasiswa yang disediakan pemerintah, beberapa perguruan tinggi, termasuk PTS pun banyak menawarkan beasiswa. Untuk masalah biaya ini, kita perlu mencermati biaya pendidikan mulai dari sumbangun gedung, biaya BPP dan SKS, atau kemungkinan pungutan biaya lainnya mulai dari masuk sampai lulus dari kampus yang bersangkutan. Informasi tentang biaya ini bisa diperileh dari mahasiswa atau lulusan sebelumnya (walau ada kemungkinan telah berubah), atau menanyakannya langsung ke kampus tersebut. Idealnya kita bisa mendapatkan kampus yang baik dengan biaya yang terjangkau sesuai kemampuan calon mahasiswa/orangtuanya.
*****
Itulah sekilas tips memilih kampus. Akhirnya, tahap terakhir adalah apakah kita bisa berhasil masuk tes masuk yang diselenggarakan oleh masing-masing perguruan tinggi, termasuk SMPTN atau undangan khusus (beasiswa) untuk PTN. Jika belum berhasil juga, semoga tips ini bermanfaat saat kita memilih perguruan tinggi setelah kita gagal di SMPTN atau beasiswa.
Tantangan berikutnya adalah bisakah kita menjadi insan yang berguna bagi keluarga, nusa, dan bangsa setelah lulus dari perguruan tinggi?

0 comments:

Post a Comment

Template by:

Free Blog Templates