Friday, October 26, 2012

Berapa Harga Waktu Ayah

image

Seperti biasa Rudi, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Imron, putra pertamanya yang baru duduk di kelas dua SD yang membukakan pintu. Ia nampaknya sudah menunggu cukup lama."Kok, belum tidur?" sapa Rudi sambil mencium anaknya. Biasanya, Imron memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari.
Sambil membuntuti sang ayah menuju ruang keluarga, Imron menjawab, "Aku nunggu Ayah pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Ayah?"
"Lho, tumben, kok nanya gaji Ayah? Mau minta uang lagi, ya?"
"Ah, enggak. Pengen tahu aja."
"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Ayah bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp 400.000,-. Dan setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja. Jadi, gaji Ayah dalam satu bulan berapa, hayo?"
Imron berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara ayahnya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Rudi beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Imron berlari mengikutinya.
"Kalau satu hari ayah dibayar Rp 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam ayah digaji Rp 40.000,- dong," katanya.
"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, bobok," perintah Rudi. Tetapi Imron tak beranjak.
Sambil menyaksikan ayahnya berganti pakaian, Imron kembali bertanya, "Ayah, aku boleh pinjam uang Rp 5.000,- nggak?"
"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini? Ayah capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah."
"Tapi, Ayah..." Kesabaran Rudi habis.
"Ayah bilang tidur!" hardiknya mengejutkan Imron. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.
Usai mandi, Rudi nampak menyesali hardikannya. Ia pun menengok Imron di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Imron didapatinya sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp 15.000,- di tangannya.
Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Rudi berkata, "Maafkan Ayah, Nak. Ayah sayang sama Imron. Buat apa sih minta uang malam-malam begini? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa. Jangankan Rp 5.000,- lebih dari itu pun ayah kasih."
"Ayah, aku nggak minta uang. Aku pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini."
"Iya,iya, tapi buat apa?" tanya Rudi lembut.
"Aku menunggu Ayah dari jam 8. Aku mau ajak Ayah main ular tangga. Tiga puluh menit saja. Ibu sering bilang kalau waktu Ayah itu sangat berharga. Jadi, aku mau beli waktu ayah. Aku buka tabunganku, ada Rp 15.000,-. Tapi karena Ayah bilang satu jam Ayah dibayar Rp 40.000,-, maka setengah jam harus Rp 20.000,-. Duit tabunganku kurang Rp 5.000,-. Makanya aku mau pinjam dari Ayah," kata Imron polos. Rudi terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat.
Saya tidak tahu apakah kisah di atas fiktif atau kisah nyata. Tapi saya tahu kebanyakan anak-anak orang kantoran maupun wirausahawan saat ini memang merindukan saat-saat bercengkerama dengan orang tua mereka. Saat dimana mereka tidak merasa "disingkirkan" dan diserahkan kepada suster, pembantu atau sopir.
Mereka tidak butuh uang yang lebih banyak. Mereka ingin lebih dari itu. Mereka ingin merasakan sentuhan kasih-sayang Ayah dan Ibunya. Apakah hal ini berlebihan?
Sebagian besar wanita karier yang nampaknya menikmati emansipasi-nya, diam-diam menangis dalam hati ketika anak-anak mereka lebih dekat dengan suster, supir, dan pembantu daripada ibu kandung mereka sendiri. Seorang wanita muda yang menduduki posisi asisten manajer sebuah bank swasta, menangis pilu ketika menceritakan bagaimana anaknya yang sakit demam tinggi tak mau dipeluk ibunya, tetapi berteriak-teriak memanggil nama pembantu mereka yang sedang mudik lebaran.
Anak yang shalih adalah salah satu bentuk investasi akhirat kita.



 

 chatting dapat duit DOLAR LAGI DUITNYA, JIKA MAU KLIK SAJA JANGAN RAGU


Tuesday, October 23, 2012

askep keluarga


FORMAT PENGKAJIAN PADA KELUARGA

Tempat Praktek           : POSYANDU DESA KEPANJEN, JOMBANG
Nama Mahasiswa        : KELOMPOK IV
NIM                            :
Tanggal pengkajian     : 29 oktober 2010

PENGKAJIAN
  1. Data Umum
1. Kepala keluarga (KK)         : Bapak Ismu
2. Alamat dan telepon             : RT/ 02,RW/ III Dusun Jatipelem,Desa Jatipelem
3. Pekerjaan KK                      : Pedagang kain keliling
4. Pendidikan KK                   : SD
5. Komposisi Keluarga            :


NO.
Nama
Jenis
Kelamin
Hub. Kel. KK
Umur
Pendi
Dikan
Status Imunisasi
Ket.
BCG
Polio
DPT
Hepatitis
Campak
1.
Ny. S
PR
Istri
35 th
SMP











Sehat
2.
An. A
PR
Anak
16 th
SMP











Sehat
3.
An. B
PR
Anak
11 th
SD











Sehat
4.
An. Z
LK
Anak
3 th
-
Kurang Gizi

GENOGRAM






6. Tipe keluarga           : Nuclear
7. Suku bangsa            : Jawa
8. Agama                     : Islam
9. Status ekonomi keluarga:Penghasilan keluarga kurang lebih Rp.1.500.000,- per bulan yang diperoleh dari hasil jualan kain keliling.
10. Aktivitas rekreasi keluarga : Menonton televisi

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga.
1.      Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Anak tertua berusia 16 tahun,saat ini sekolah di SMP.Jadi keluarga berada pada tahap keluaraga dengan usi remaja,dengan tugas perkembangan pengembangan terhadap remaja,memelihara komunikasi terbuka,memelihara hubungan intim dalam keluarga,mempersiapkan perubahan sistem peran.
2.      Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi.Namun,tugas keluarga yang belum dicapai saat ini adalah kurangnya pemeliharaan komunikasi yang terbuka,hubungan intim dalam keluarga dan kurangnya persiapan perubahan sistem peran.
3.      Riwayat kesehatan keluarga inti
Menurut ibu ”S” riwayat masing-masing anggota keluarganya yaitu bapak ”I” dalam keadaan sehat,tidak pernah sakit serius.Sedangkan ibu ”S” keadaannya juga sehat,tidak pernah sakit serius.Tapi anak ”A” sedang mengalami nyeri perut karena menstruasi.Dan anak yang kedua,anak ”B” keadaanya juga sehat dan tidak pernah mengalami sakit serius.Sedangkan anak yang ketiga,yaitu anak ”Z” saat ini menderita kurang gizi,status imunisasi saat balita lengkap semua dengan memanfaatkan fasilitas kesehatan posyandu yang ada didesanya.
4.      Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
·         Riwayat keluarga dari pihak bapak ”I” : Bapak dari bapak ”I” sudah meninggal 2 tahun yang lalu karena menderita DM.Ibu bapak ”I” sehat dan sekarang tinggal bersama kakak perempuan bapak ”I” di desa lain.
·         Riwayat keluarga dari pihak ibu ”S” : Bapak dari ibu ”S” sudah meninggal 7 tahun yang lalu secara mendadak akibat serangan jantung (kata masyarakat sekitar rumah adiknya).Sedangkan ibunya ibu ”S” menderita hipertensi dan terkena stroke sejak 5 bulan yang lalu,tinggal bersama adik ibu ”S”.

III. Data Lingkungan
1.      Karakteristik rumah
Status rumah yang ditempati adalah rumah milik sendiri

Denah Rumah

Keterangan denah :
1.      Ruang tamu
2.      Kamar anak ”A”
3.      Kamar anak ”B”
4.      Kamar bapak ”I”,Ibu ”S” dan anak ”Z”
5.      Dapur
6.      Ruang makan
7.      Kamar mandi
8.      Tempat penjemuran pakaian
9.      Tempat Televisi
2.      Karakteristik tetangga dan komunitasnya
Tetangga sebelah kanan dan kiri rumah bapak ”I” kuranng begitu akrab dengan keluarga bapak ”I”,karena bapak ”I” jarang dirumah (menjual kain keliling) dan ibu”S” jarang keluar rumah,keluar rumah jika berbelanja saja.
3.      Mobilitas geografis keluarga
Keluarga ini tidak pernah pindah tempat tinggal sejak menikah (1993),menetap di Jatipelem.Bapak ”I” bekerja menjual kain keliling sehingga jarang dirumah.Ibu ”S” sehari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga,mengasuh ke 3 anaknya dengan dibantu anak ”A”mengerjakan pekerjaan rumah tangga yaitu menyetrika baju dan memberi mamelihara ayam.Anak”B” masih sekolah SD,berangkat pagi hari dan pulangnya sore hari.Sedangkan anak ”Z”,anak sulung ibu ”S” belum sekolah.
4.      Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
Keluarga bapak ”I” tidak pernah mengikuti kegiatan sosialisasi dilingkungan sekitarnya.
5.      Sistem pendukung keluarga
Saat ini anggota keluarga ada yang tidak sehat,anak ”Z”mengalami kurang gizi,ibu ”S” berusaha untuk memenuhi kebutuhan gizi anak ”Z” selain itu juga mendapat  bantuan dari program posyandu (PMT)

IV. Srtuktur Keluarga
1.      Struktur peran
Peran kepala keluarga mencari nafkah,tugas istri merawat anak,pendidikan anakdilakukan bersama.Model peranyang dianut lebih dominan di ibu dan terjadi sedikit konflik peran karena jarangnya berkomunikasi antar anggota keluarga terutama anak ”A” dan Ibu”S”.
2.       Nilai atau norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dikeluarga menyesuaikan dengan nilai agama yang dianut dan norma yang berlaku di lingkungannya.Norma keluarga yang berkaitan dengan kesehatan adalah bila ada keluarga yang sakit hanya dibelikan obat diwarung/toko terdekat.Sedangkan anak yang paling kecil dibawa ke posyandu.Dalam setiap hari keluarga menjalani hidup dengan tuntunan agama islam.
3.      Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka,bahasa yang dipakai setiap hari adalah bahasa jawa. Frekuensi komunikasi antar anggota keluarga cukup baik,tetapi anak ”A” dan ibu ”S” jarang berkomunikasi dikarenakan ibu ”S” selalu mengatakan tidak boleh,tidak baik dsb.Sedangkan ayahnya jarang dirumah karena berjualan kain keliling dan kalau pulang sudah kelihatan capek.
4.      Struktur kekuatan keluarga
Pengendali keluarga adalah bapak ”I” sebagai kepala keluarga,keputusan diambil seharusnya oleh kepala keluarga.akan tetapi karena kesibukan bapak ”I” maka pengambilan keputusan yang mendesak diambil alih oleh ibu ”S”.
V.    Fungsi keluarga
1.      Fungsi ekonomi
Keluarga kurang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari,dibuktikan dengan adanya salah satu anggota keluarga yang menderita kurang gizi yaitu anak ”Z”.
2.      Fungsi mendapatkan status sosial
Keluarga tidak mempermasalahkan status sosialnya dimasyarakat,dengan kondisi yang seperti itu.
3.      Fungsi pendidikan
Orang tua hanya mampu menyekolahkan anak pertama sampai tingkat SMP saja.
4.      Fungsi sosialisasi
Interaksi antar anggota dalam keluarga jarang dilakukan karena kesibukan masing-masing anggota keluarga.Begitu juga dengan masyarakat sekitarnya.Dan anak ”A” juga jarang bergaul dengan teman-teman sekitarnya.
5.      Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan kesehatan)
a.       Mengenal masalah kesehatan
      Keluarga mengenal masalah kesehatan yang dialami anak ”A” (kurang gizi) setelah anak dibawah ke posyandu untuk pemeriksaan rutin.
b.      Mengambil keputusan  mengenai tindakan kesehatan
Untuk masalah kesehatan anak ”Z” yang mengalami kurang gizi,ibu merasa takut dengankondisi tersebutsehingga ibu tidak mau lagi untuk membawa ke posyandu.karena ibu merasa anaknya sudah diimunisasi lengkap tapi masi saja terkena gizi buruk.
c.       Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
         Keluarga hanya dapat merawat anggota keluarga yang sakit dengan semampunya karena kondisi ekonomi yzng kurang.
d.      Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan yang sehat
      Keluarga beranggapan bahwa dengan hanya menyapu saja rumah sudah dianggap bersih dan sehat.Kamar mandi dibersihkan 1 kali seminggu sudah dianggap bersih dan terbebas dari jentik-jentik nyamuk yang bisa menyebabkan penyakit DBD.
e.       Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
      Keluarga tidak mau membawa anggota keluarga yang sakit ketempat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi (puskesma/rumah sakit)karena jaraknya yang terlalu jauh.
6.        Fungsi Religius
Kelurga biasa berdoa untuk meminta kesehatan dan lain-lain setelah selesai menjalankan ibadah sholat.
7.        Fungsi Rekreasi
Keluarga jarang melakukan rekreasi di dalam maupun luar kota tempat tinggalnya secara bersama-sama, mereka pergi ke luar kota hanya pada saat lebaran. Sehari-hari hanya menonton Televisi bersama.
8.        Fungsi Reproduksi
Keluarga mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi. Tetapi ibu “S” tidak mengikuti KB. Jumlah anak 3 orang, 2 wanita dan 1 laki-laki, jarak anak pertama dan kedua 5 tahun, jarak anak kedua dan ketiga 8 tahun.
9.        Fungsi Afeksi
Keluarga mengajarkan agar anak tertua memperhatikan adik-adiknya yang masih sekolah untuk membantu keluarga. Sikap saling menghormati antar anggota keluarga masih tetap diajarkan.

VI.        Stres dan Koping Keluarga
1.        Stresor jangka pendek dan panjang
Ibu “S” mengatakan masalah yang membebaninya sekarang adalah keadaan anak “Z” yang mengalami kurang gizi.
2.        Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Keluarga hanya mengatasi dengan memenuhi kebutuhan gizi semampunya dengan kondisi ekonomi yang minimal.
3.        Strategi koping yang digunakan
Jika ada masalah ibu “S” membicarakannya dengan bapak “I” untuk di musyawarahkan.
4.        Strategi adaptasi disfungsional
Bila anak “B” sulit untuk dinasehati ibu “S” kadang-kadang langsung masuk kamar dan bila ada masalah berat ibu “S” sering sakit kepala dan kadang-kadang menangis tetapi bila masalah sudah dibicarakan bersama, biasanya ibu “S” tenang kembali.

VII.     Pemeriksaan Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga
Ø  Ayah “I”
ü  Kepala                        : Rambut bersih, mata simetris, hidung simetris dan bersih,   mulut ( lidah,gigi ) bersih, telinga bersih dan simetris.
ü  Leher                          : Tidak ada pembesaran vena jugularis.
ü  Dada                           :  Bentuk simetris, jantung ( tidak mengalami riwayat penyakit jantung ), paru-paru ( tidak mengalami riwayat penyakit paru-paru ).
ü  Ekstremitas atas         : Jari-jari tidak sianosis, kuku tangan kotor.
ü  Ekstremitas bawah     : Jari-jari tidak sianosis, kuku kaki kotor, tidak ada riwayat penyakit pada ekstremitas bawah.
ü  Perut                           :  Simetris, tidak ada kelainan dalam system pencernaan, tidak ada riwayat penyakit system pencernaan.

Ø  Ibu “S”
ü  Kepala                        : Rambut bersih, mata simetris, hidung simetris dan bersih, mulut ( lidah,gigi ) bersih, telinga bersih dan simetris.
ü  Leher                          : Tidak ada pembesaran vena jugularis.
ü  Dada                           :  Bentuk simetris, jantung ( tidak mengalami riwayat penyakit jantung ), paru-paru ( tidak mengalami riwayat penyakit paru-paru ).
ü  Ekstremitas atas         : Jari-jari tidak sianosis, kuku tangan bersih.
ü  Ekstremitas bawah     : Jari-jari tidak sianosis, kuku kaki bersih, tidak ada riwayat penyakit pada ekstremitas bawah.
ü  Perut                           :  Simetris, tidak ada kelainan dalam system pencernaan, tidak ada riwayat penyakit system pencernaan.
ü  Alat vital                    : Bersih, tidak ada riwayat penyakit pada alat reproduksi.

Ø  Anak “A”
ü  Kepala                        : Rambut kotor, mata simetris, hidung simetris dan bersih, mulut ( lidah,gigi ) bersih, telinga bersih dan simetris.
ü  Leher                          : Tidak ada pembesaran vena jugularis.
ü  Dada                           :  Bentuk simetris, jantung ( tidak mengalami riwayat penyakit jantung ), paru-paru ( tidak mengalami riwayat penyakit paru-paru ).
ü  Ekstremitas atas         : Jari-jari tidak sianosis, kuku tangan bersih.
ü  Ekstremitas bawah     : Jari-jari tidak sianosis, kuku kaki bersih, tidak ada riwayat penyakit pada ekstremitas bawah.
ü  Perut                           :  Simetris, tidak ada kelainan dalam system pencernaan, tidak ada riwayat penyakit system pencernaan.
ü  Alat vital                    : Bersih, mengalami disminorhea pada waktu menstruasi.

Ø  Anak “B”
ü  Kepala                        : Rambut bersih, mata simetris, hidung simetris dan bersih, mulut ( lidah,gigi ) bersih, telinga bersih dan simetris.
ü  Leher                          : Tidak ada pembesaran vena jugularis.
ü  Dada                           :  Bentuk simetris, jantung ( tidak mengalami riwayat penyakit jantung ), paru-paru ( tidak mengalami riwayat penyakit paru-paru ).
ü  Ekstremitas atas         : Jari-jari tidak sianosis, kuku tangan bersih.
ü  Ekstremitas bawah     : Jari-jari tidak sianosis, kuku kaki bersih, tidak ada riwayat penyakit pada ekstremitas bawah.
ü  Perut                           :  Simetris, tidak ada kelainan dalam system pencernaan, tidak ada riwayat penyakit system pencernaan.
ü  Alat vital                    : Bersih, tidak ada riwayat penyakit pada alat reproduksi.

Ø  Anak “Z”
ü  Kepala                        :  Rambut merah, mata simetris, mata cowong, hidung bersih, mulut bersih.
ü  Leher                          : Leher  : Tidak ada pembesaran vena jugularis.
ü  Dada                           :  Bentuk simetris, jantung ( tidak mengalami riwayat penyakit jantung ), paru-paru ( tidak mengalami riwayat penyakit paru-paru ).
ü  Ekstremitas atas         : Jari-jari tidak sianosis, kuku tangan bersih.
ü  Ekstremitas bawah     : Jari-jari tidak sianosis, kuku kaki bersih, tidak ada riwayat penyakit pada ekstremitas bawah.
ü  Perut                           : Simetris, tampak buncit, tidak ada kelainan dalam system pencernaan, tidak ada riwayat penyakit system pencernaan.
ü  Alat vital                    : Bersih, tidak ada riwayat penyakit pada alat reproduksi.

VIII.  Harapan Keluarga
Anak “Z” ketika dibawa ke posyandu di katakana menderita kurang gizi dan keluarga berharap petugas dapat membantu mengatasi masalah anak “S”.

CONTOH ASKEP KELUARGA


A. Pengkajian
I. Data Umum
1.Nama kk : Bapak KR (70 Th)
2.Alamat : Rowoasri , RT 2 , RW 7 , Rowokangkung , Lumajang
3.Pekerjaan kk : Tani
4.Pendidikan kk : SD
5.KOMPOSISI KELUARGA 

No
Nama
Jk
Hub dg KK
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Status kes
1
Ny. Ab
P
Istri ke 3
36
Smp
Ibu RT
Sehat
2
Ac
L
Anak
17
Smp
Masih sekolah
Sehat
3
Har
P
Anak
11
Sd
Masih sekolah
Sehat
4
Za
L
Anak
4
Belum sekolah
-
Sehat
Immunisasi
Lengkap +
Genogram (lihat cara membuat genogram )
Aturan : lebih tua sebelah kiri , umur anggota klg ditulis pada simbol laki-laki atau perempuan,tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah simbol laki-laki atau perempuan
35
25



LAKI PEREMPUAN SERUMAH
MENIKAH
CERAI
ANAK KANDUNG
PISAH
KLIEN
ANAK KEMBAR
KLIEN
ANAK ANGKAT
MENINGGAL
ABORSI
6. type keluarga : keluarga inti
7.suku : jawa
8. Agama : islam
9.status social : Rp. 500.000,- per bulan . menurut keluaarga tidak cukup
10. rekreasi : menonton televisi, silaturohmi keluarga, kadang rekreasi di tempat terbuka
II. Riwayat Tahap Perkembangan
1. tahap perkemb.klg : keluarga dg anak usia remaja
2. tahap klg yang belum terpenuhi : tidak ada ug belum terpenuhi, namun tugas klg yg belum dapat dicapai saat ini adalah memberi figur yg baik bagi anakl remaja.
3. riwayat kesehatan keluarga : tdk ada peny keturunan, P. KR terkena bronkhitis kronik,
Sering kumat berobat ke dr swasta, bu KR sehat , pak
KR perokok, 1-2 batang perhari, anak tertua perokok
Juga ,
4. Riwayat kesehatan klg sebelumnya : 2 tahun sudah didiagnosis Bronkhitis kronik
III. Keadaan Lingkungan
1. Karakterisitik rumah :
luas rumah lebar 4 M , panjang 12 M , terdiri 2 kamar tidur, 1 musholla
1 km mandi dan wc ( tidak adaSeptik Thank) , ruang tamu, dan dapurnya memanfaatkan pojok
Dari lorong,
- type bangunan : lantai dari plester
- ventilasi : sinar matahari kurang masuk, jendela hanya 1 (0,75 x 1,2 M)
Jendela kamar tak ada karena mepet dg tetangga
- kebersihan ruang : banyak barang numpuk tak teratur , masak dg kayu bakar
- sumber air : dari PAM
- denah rumah
Dapur
Ruang tamu
2. Karakteristik komunitas
Tetangga membantu berobat ke dokter praktik
Tengga dan sekitarnya peduli pada kesehatan pak KR
3. Interaksi dengan komunitas ]
Pengajian aktif, aktif kuimpul di masyarakat
4. Sistem pendukung keluarga
Yg merawat pak KR hanya istrinya saja, biaya minim, jarak rumah dengan puskesmas 500 meter, oleh karena sekarang lebih banyak berobat ke tabib
IV. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Musyawaroh, tapi kadang pak KR suka marah pada anaknya jika tidak patuh
2. Struktur Peran
Pak KR merasa tetap sebagai kepala keluarga dan ber TJ, meskipun sekarang sakit , bu KR menjual kerupuk untuk menopang kekurangan kebutuhan 15 .000/ perhari
3. Norma Keluarga
Menyesuaikan dengan nilai agama yg dianut dan norma yg ada, percaya penyakitnya bisa di obati, dan penyakitnya tidak ada hubunganny dengan guna-guna.
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Pak Kr sering menegur anaknya jika diperingatklan ibunya tidak mau, saling menghormati antar anggota keluarga,
2. Fungsi Sosial
Keluarga mengajarkan agar berperilaku yang baik dengan tetannggga dan lingk. Sekitar , hidu berdampingna dan merasa tentram.
3. Fungsi Keperawatan Kesehatan
Jika sakit mencari bantuan ke pelayanan kesehatan terdekat, yang merawat pak KR saat ini bu KR, pemanfaatan yankes masih kurang karena pak KR tidak emmeiliki penghasilan tetap.
4. Fungsi reproduksi
Tidak ingin punya anak lagi, tidak ikut KB, hubungan suami istri masih, tetapi jarang sekali.
5. Fungsi Ekonomi
Penghasilannya tak menentu apalagi pak KR yang sakit, saat ini keluarga dicukupi dari penghasilan yang lain.
VI. Stress Dan Koping Keluarga
1. Stressor yang dimiliki
Sejak 6bulan yg lalu, sakit bronkhitisnya kumat, dan tidak dapat bekerja lagi, anak-anaknya butuh biaya u/ sekolah
2. Kemampuan keluarga Berespon thd stressor
Pasrah padak ondisiny sekarang, dianggap sebagai cobaaan dan berharap anak tertuanya bekerja lebih giat u/kebut. Keluarga
3. Strategi Koping yang dilakukan
Keluarga menerima ini apa adanya dan selalu melibatkan anak teruanya u/ pengambilan kepeutusan
4. Strategi adaptasi yang disfungsi
Sering marah pada anak tertuanya jika merokok terus dan dianjurkan mencari alternatif pengobatan lain.
VII. Pemeriksaan fisik
Sasaran terutama pada yang mempunyai maslah kesehatan (sakit) dengan metode Head to toe
VIII. Harapan Keluarga
Berharapmendapat bantuan seperti yang dikatakan oleh tetangganya , yaitu kartu sehat sehingga dapat berobat secara rutin di Puskesmas.
B. Diagnosis Keperawatan Keluarga
1. Analisa Data
Data (sign- symptom)
Masalah (P)
Penyebab (E)
Data subyek
- pak KR terkena Bronkhitis kronik sejak 2 tahun
- sejak 6 bulan kumat shg di rumah saja
Data obyektif
- lingkungan rumah kurang sehat : barang bertumpuk-tumpuk ,kotor , ventilasi kurang dll
- Hasilpmx fisik : …………………..
Resiko serangan berulang pada
P. KR
Lingk. Yg tidak adekuat
5 tugas
2. Rumusan Diagnosis Keperawatan
Resiko tinggi serangan berulang yang dialami oleh pak KR b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan atau (eteologi yang lain) ketidakmampuan keluarga merawat pakKR yang sedang saklit.
P (NANDA) yang b/d E (ketidakmampuan keluarga – sesuai 5 TUGAS KELUARGA) ,
sign /symptom takperlu ditulislagi
NO
KRITERIA
SKOR

BOBOT

JUML
1
2
3
4
SIFAT MASALAH
SKALA :
- TIDAK/KURANG SEHAT
- ANCAMAN
- KEADAAN SEJAHTERA
KEMUNGK. MAS DAPAT DIUBAH :
- MUDAH
- SEBAGIAN
- TIDAK DAPAT
POTENSI MAS. U/ DICEGAH
- TINGGI
- CUKUP
- RENDAH
MENONJOLNYA MASALAH
- BERAT, SEGERA
- ADA MASALAH TAPI TAK perlu SEGERA ditangani
- MASALAH TAK DIRASAKAN
3
2
1
2
1
0
3
2
1
2
1
0
1
2
1
1
?
?
?
?
PENENTUAN PRIORITAS SESUAI DENGAN SKALA :
  1. KRITERIA PERTAMA, PRIORITAS UTAMA PADA : TIDAK/ KURANG SEHAT KARENA PERLU TINDAKAN SEGERA
  2. KRITERIA KEDUA, MENGACU PD :
- PENGET DAN TEHNOLOGI U/ MENGATASI MAS KLG
- SUMBER DAYA KLG FISIK , KEUANGAN, TENAGA
- SUMEBR DAYA PERAWAT, : KAP (PENGET, AFEKTIF DAN PSIKOMOTOR)
- SUMBER DAYA LINGK. : FASILITAS, ORGANISASI, DAN DUKUNGAN
  1. KRITERIA KETIGA
- KEPELIKAN MASALAH
- LAMANYA MASALAH
- TINDAKAN YG SEDANG DIJALANKAN
- KELOMPOK YG BERESIKO U/ DICEGAH AGAR TIDAK AKTUAL DAN PARAH
  1. KRITERIA KEEMPAT, PERSEPSI KLG THD MASALAHNYA
3. skoring penentuan prioritas DX keperawatan keluarga
contoh : RESIKO JATUH LANSIA DI KLG BAPAK Rr BD. KETIDAKMAMP[UAN MENYEDIAKAN LINGK. AMAN
No dx
Kriteria
Skor
Pembenaran
4. prioritas dx keperawatan
Prioritas
Dx kep
Skor
1
RESIKO JATUH LANSIA DI KLG BAPAK Rr BD. KETIDAKMAMP[UAN MENYEDIAKAN LINGK. AMAN
3 1/3
2
2 ½
3 dst
2 , DST
Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
Nama KK : KR
Alamat : kd. Jajang
NO DX
TUJUAN
KRITERIA
STANDAR
INTERVENSI
1
Setelah dilakukan tindkep. Tidak tjd resiko serangan berulang pada pak KR selama di rumah
(boleh jangka pendek dan jk panjang )
KAP
Pengetahuan
Sikap
Psikomotor
Penget :
keluarga dapat menyebutkan …..
sikap :
klg mampu memutuskan u/menyediakan sarana yg aman …
psikomotor :
keluarga memodifikasi lingkungan sehat
Rencana tindakan (intervensi):
1. mendiskusikan ……..
2. menjelaskan ………
3. mengajarkan ……
4. bersama keluarga ………
5. dll
D. Implementasi dan evaluasi
Implementasi
Tanggal dan waktu
No dx
Implementasi
1 januari 2006
1
…………..
Rencana kegiatan pada askep keluarga yang berhub dg penkes memerlukan SAP
Format evaluasi formatif
Tanggal dan waktu
No dx
Evaluasi
1 januari 2006
1
S. klg mengatakkan bahwa masihkurang mengerti tentang …….
O. klg dapat menjawab pertanyaan ……,belum bisamenjawab pertanyaan tentang ……..
A. implementasi yg dilaks.dg metode cermah belum dimengertioleh klg , perlu metode lain….
P. berikan pendidikan ulang , dg metode lain….
Format evaluasi sumatif
Tanggal dan waktu
No dx
Evaluasi
1 januari 2006
1
S. klg mengatakkan bahwa masihkurang mengerti tentang …….
O. klg dapat menjawab pertanyaan ……,belum bisamenjawab pertanyaan tentang ……..
A. masalah belum teratasi
P. lanjutkan intervensi ,perlu bantuan LSM yang peduli akan kesehatan

Template by:

Free Blog Templates