I. Definisi
Gagal ginjal kronik adalah sindrom klinis yang umum pada stadium lanjut dari semua penyakit ginjal kronik yang ditandai oleh uremia
( Depkes RI :1996:61)
Gagal ginjal kronik adalah penurunan faal ginjal yang menahun yang umumnya tidak reversibel dan cukup lanjut
( Soeparman. 2000: 350)
II. Etiologi
Penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun yang disebabkan oleh ahir dari kehilangan fungsi ginjal akut secara setahap misal :
- Glomerolunefritis ( penyakit peradangan )
- Infeksi kronis ( pielonefritis kronis)
- Penyakit kalogen (lupus sismetik)
- Penyakit vaskular (nefrosklerosis)
- Proses obstruksi (kalkuli)
- Agen nefrotik (aenino glikosida)
- Diabetes (endokrin)
Berlanjutnya sindrom ini melalui tahap dan menghasilkan perubahan utama semua sistem tubuh.
(Doengoes, 1999; 626)
III. Tanda dan Gejala
Gagal ginjal kronik timbul begitu lambat sehingga pasien dan keluarga tidak perduli terhadap waktu datangnya serangan gejala yang lazim adalah sebagai berikut :
- Gejala dini : alergi, sakit kepala, kecapean, mental dan fisik, BB menurun, mudah tersinggung, defekasi
- Gejala lebih lanjut : Anoreksia, muntah, nafas dangkal, baik ada kegiatan atau tidak, edema disertai lekukan, pruntus mungkin tidak ada mungkin juga sangat parah.
(Hundak & Gallo, 1996 )
IV. Pathofisiologi
Penurunan fungsi renal, produksi akhir metabolis protein tertimbun dalam darah terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak tertimbun produksi sampah maka ginjal akan semakin berat gangguan renal.
Penurunan jumlah gromerulus yang berfungsi menyebabkan penurunan klirens substansi darah yang seharusnya diberikan oleh ginjal filtrasi glomerolus menurun klirens kreatinin menurun, kadar kreatinin serum menurun sehingga kadar BUN meningkatkan retensi urin dan natrium, ginjal tidak mampu mengencerkan urin secara normal. Pasien sering menahan kencing, meningkatnya resiko edema. Gagal jantung kongestif dan hipertensi. Hipertensi terjadi akibat alotifasi akses renin angiotensinnya yang meningkatkan aldosteron. Pasien muntah dan diare menyebabkan penipisan H2O dan Na semakin memperburuk status uremik
Asidosis metabolik karena ginjal tidak mampu mengeksresikan muatan asam yang berlebihan, penurunan sekresi asam akibat ketidakmampuan tubulus ginjal untuk mengekresikan amonia dan mengabsorbsi Na bikarbonat.
Anemia terjadi sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak adekuat, memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi dan kecenderungan untuk mengalami pendarahan akibat status uremik pasien terutama pada saluran Gastro Intestinal.
Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat :
Pada ginjal yang gagal, tubuh tidak berespon secara normal, terhadap peningkatan sekresi hormon dan akibatnya kalsium ditulang menurun, menyebabkan perubahan pada tulang dan penyakit tulang selain itu, metabolisme aktif vit D yang dibuat di ginjal menurun seiring dengan berkembangnya gagal ginjal.
V. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis GGK adalah :
1. Kardiovaskular :
- Hipertensi
- Gagal Ginjal Kongestif
- Edema Pulmoner
- Perikarditis
2. Dermatologis :
Rasa gatal yang parah ( pruritis) Batuan uremik (penumpukan kristal urea, dikulit tapi sudah jarang terjadi)
3. Gastrointestinal :
Anoreksia, muntah, cegukan
4. Neuromuskular :
Perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu konsentrasi, kejang , kedutan otot.
(Smeltzer, 2001; 1451)
Dasar Data Pengkajian Pasien
- Aktifitas
Gejala : Kelelahan ekstrem, kalemahan, malaise
Gangguan tidur (insomnia / gelisah atau somnolen)
Tanda : Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak.
- Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi lama atau berat
palpatasi, nyeri dada (angina)
Tanda : Hipertensi, DUJ, nadi kuat, edema jaringan umum
dan pitting pada kaki, telapak , tangan.
Nadi lemah, hipotensi ortostatikmenunjukkan hipovolemia,
yang jarang pada penyakit tahap akhir.
Pucat, kulit coklat kehijauan, kuning.
Kecenderungan perdarahan
- Integritas Ego
Gejala : Faktor stress, contoh finansial, hubungan dan sebagainya.
Perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan.
Tanda : Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang,
perubahan kepribadian.
- Eliminasi
Gejala : Penurunan frekuensi urine, oliguria,
anuria (pada gagal ginjal tahap lanjut)
Abdomen kembung, diare, atau konstipasi
Tanda : Perubahan warna urine, contoh kuning pekat,
merah, coklat, oliguria.
- Makanan / cairan
Gejala : Peningkatan berat badan cepat (oedema), penurunan berat
badan (malnutrisi).
Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik
tak sedap pada mulut (pernapasan amonia)
Penggunaan diurotik
Tanda : Distensi abdomen/asites, pembesaran hati (tahap akhir)
Perubahan turgor kulit/kelembaban
Edema (umum, targantung)
Ulserasi gusi, pendarahan gusi/lidah.
Penurunan otot, penurunan lemak subkutan, penampilan tak bertenaga
- Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, penglihatan kabur
Kram otot / kejang, syndrome “kaki gelisah”, rasa terbakar pada
telapak kaki, kesemutan dan kelemahan, khususnya ekstremiras bawah.
Tanda : Gangguan status mental, contah penurunan lapang perhatian,
ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori,
kacau, penurunan tingkat kesadaran, stupor.
Kejang, fasikulasi otot, aktivitas kejang.
Rambut tipis, kuku rapuh dan tipis
- Nyeri / kenyamanan
Gejala : Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/ nyeri kaki
Tanda : Perilaku berhati-hati / distraksi, gelisah
- Pernapasan
Gejala : Napas pendek, dispnea, batuk dengan / tanpa sputum kental
dan banyak
Tanda : Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi / kedalaman.
Batuk dengan sputum encer (edema paru)
- Keamanan
Gejala : Kulit gatal
Ada / berulangnya infeksi
Tanda : Pruritis
Demam (sepsis, dehidrasi), normotermia dapat secara aktual terjadi peningkatan pada pasien yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal
Ptekie, area ekimosis pada kulit
Fraktur tulang, keterbatasan gerak sendi
- Seksualitas
Gejala : Penurunan libido, amenorea, infertilitas
- Interaksi sosial
Gejala : Kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja, mempertahankan fungsi peran biasanya dalam keluarga.
- Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : Riwayat DM (resiko tinggi untuk gagal ginjal), penyakit polikistik, nefritis heredeter, kalkulus urenaria, maliganansi.
Riwayat terpejan pada toksin, contoh obat, racun lingkungan.
Penggunaan antibiotic nefrotoksik saat ini / berulang.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditegakkan atas dasar data dari pasien. Kemungkinan diagnosa keperawatan dari orang dengan kegagalan ginjal kronis adalah sebagai berikut :
- Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urine, diet berlebih dan retensi cairan serta natrium.
- Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane mukosa mulut.
- Intoleran aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi, produk sampah.
- Resiko tinggi terhadap penururnan curah jantung berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan mempengaruhi volume sirkulasi, kerja miokardial, dan tahanan vaskular sistemik.
- Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi toksin dalam kulit.
- Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi, pemeriksaan diagnostik, rencana tindakan, dan prognosis.
D. Implementasi
Asuhan Keperawatan bagi klien dengan kegagalan ginjal kronis
1. Membantu Meraih Tujuan Terapi
a. Mengusahakan agar orang tetap menekuni pantangan air yang sudah dipesankan.
b. Mengusahakan agar orang menekuni diet tinggi karbohidrat disertai pantangan sodium, potassium, phosphorus dan protein.
c. Menekuni makanan bahan yang mengikat fosfat.
d. Memberikan pelunak tinja bila klien mendapat aluminium antacid.
e. Memberikan suplemen vitamin dan mineral menurut yang dipesankan.
f. Melindungi pasien dari infeksi
g. Mengkaji lingkungan klien dan melindungi dari cedera dengan cara yang seksama.
h. Mencegah perdarahan saluran cerna yang lebih hebat dengan menggunakan sikat gigi yang berbulu halus dan pemberian antacid.
2. Mengusahakan Kenyamanan
a. Mengusahakan mengurangi gatal, memberi obat anti pruritis menurut kebutuhan.
b. Mengusahakan hangat dan message otot yang kejang dari tangan dan kaki bawah.
c. Menyiapkan air matol buatan untuk iritasi okuler.
d. Mengusahakan istirahat bila kecapaian
e. Mengusahakan agar klien dapat tidur dengan cara yang bijaksana
f. Mengusahakan kebersihan oral beberapa kali sehari terutama sebelum makan.
3. Konsultasi dan Penyuluhan
a. Menyiapkan orang yang bisa memberi kesempatan untuk membahas berbagai perasaan tentang kronisitas dari penyakit.
b. Mengusahakan konsultasi bila terjadi penolakan yang mengganggu terapi
c. Membesarkan harapan orang dengan memberikan bantuan bagaimana caranya mengelola cara hidup baru.
d. Memberi penyuluhan tentang sifat dari CRF, rasional terapi, aturan obat-obatan dan keperluan melanjutkan pengobatan. (Keperawatan Medikal Bedah, Barbara C. Long)
E. Evaluasi
Pertanyaan-pertanyaan yang umum yang harus diajukan pada evaluasi orang dengan kegagalan ginjal kronis terdiri dari yang berikut.
1. Apakah terdapat gejala-gejala bertambahnya retensi cairan?
2. Apakah orang menekuni pesan dietvdan cairan yang diperlukan?
3. Apakah terdapat gejala-gejala terlalu kecapaian?
4. Apakah orang menggaruk-garuk berlebihan?
5. Apakah orang tidur nyenyak pada malam hari?
6. Apakah dilakukan pencegahan infeksi, tambahan perdarahan saluran cerna?
7. Apakah orang dapat menguraikan tentang sifat CRF, rasional dan terapi, peraturan obat-obatan dan gejala-gejalayang harus dilaporkan?
(Keperawatan Medikal Bedah, Barbara C. Long)
0 comments:
Post a Comment