Disusun Oleh :
SUHARTINI
G5A206020
PROGRAM
PENDIDIKAN PROFESI NERS
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
SEMARANG
2006
LAPORAN
PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH
- Kasus (Masalah Utama)
Gangguan
konsep diri : (harga diri rendah)
Pengertian
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dari harga
diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat, 1999). Dapat
disimpulkan bahwa perasaan negatif terhadap diri sendiri yang dapat
diekpresikan secara langsung dan tak langsung.
Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang
diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau
tidak langsung diekspresikan (Cowsisend, 1998).
Scholtz dan Videback (1998 mengemukakan bahwa ganggua harga diri
rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri dan
kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.
Penyebab
Sistem konsep diri negatif
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala harga diri rendah menurut Carpenito, LJ (1998: 352);
Keliat B.A (1994:20) adalah :
- Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit : Misalnya malu dan sedih karena Rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker.
- Rasa bersalah terhadap diri sendiri, Misalnya ini tidak akan terjadi jika saya segera ke rumah sakit, menyalahkan / mengejek diri sendiri.
- Merendahkan martabat, Misalnya: saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa.
- Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.
- Percaya diri kurang. Klien suka mengambil keputusan, misalnya tentang memilih alternatif tindakan.
- Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.
Akibat
Harga diri rendah
dapat beresiko terjadinya isolasi sosial : Menarik diri, isolasi
sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel
pada tingkah laku yang mal adaptif, mengganggu fungsi seseorang dalam
hubungan sosial (DEPKES RI, 1998: 336).
Masalah dan data yang perlu dikaji
- NoMasalah keperawatanData SubyektifData obyektif
1
Isolasi sosial menaik diri
- Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi- Mengungkapkan enggan untuk berbicara dengan orang lain- Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain- Ekspresi wajah kosong- Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara- Suara pelan dan tidak jelas2
Gangguan konsep diri; harga diri rendah
- Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya- Mengungkapkan tidak ada yang peduli lagi- Mengungkapkan tidak bisa apa-apa- Mengungkapkan dirinya tidak berguna- Mengkritik diri sendiri- Merusak diri sendiri- Merusak orang lain- Menarik diri dari hubungan sosial- Tampak mudah tersinggung- Tidak mau makan dan tidak tidur3
Berduka disfungsional
- Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi- Mengungkapkan sedih karena tidak naik kelas- Klien malu bertemu dan berhadapan dengan
Pohon Masalah
Isolassi sosial : Menarik diri
Gangguan konsep diri :
Harga diri rendah
Care Problem
Berduka disfungsioanal
Diagnosa keperawatan
- Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
- Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan berduka disfungsioanal
DAFTAR PUSTAKA
- Azis R, dkk, Pedoman asuhan keperawatan jiwa, Semarang: RSJD. Dr Amino Gondohutomo, 2003.
- Boyd MA, Psychiatric nursing: Contemporory practise Philadelpia: Lipincott Raven Publisher, 1998
- Keliat BA. Proses Keperawatan jiwa, Edisi I Jakarta: EGC, 1999
- Stuart GW, Sudden SJ. Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3. Jakarta: EGC, 1998
- Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi I. Bandung: RSJP Bandung 2000.
LAPORAN PANDAHULUAN
PERILAKU KEKERASAN
Disusun Oleh :
SUHARTINI
G5A206020
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SEMARANG
2006
LAPORAN PENDAHULUAN
PERILAKU KEKERASAN
Masalah Utama
Resiko mencederai diri, lingkungan dan orang lain berhubungan dengan perilaku kekerasan
Proses Terjadinya Masalah
Pengertian
Marah merupakan, perasaan jengkel yang timbul sebagai respons terhadap kecemasan / kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan ebagai ancman (Stuart dan Sundeen, 1995). Perasaan marah normal bagi tiap individu, namun perilaku yang dimanifestasikan oleh perasaan marah dapat berfluktuasi sepanjang rentang adaptif dan maladaptive.
Etiologio
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Tanda dan Gejala
Pada pengkajian awal dapat diketahui alasan utama klien dibawa ke rumah sakit adalah perilaku kekerasan di rumah. Klien dengan perilaku kekerasan sering menunjukkan adanya (Boyd dan Nibore, 1998) antara lain:
- Data Objektif
- Muka marah
- Pandangan tajam
- Otot tegang
- Nada suara tinggi
- Berdebat
- Sering pula tampak klien memaksakan kehendak
- Merampas makanan, memukul jika tidak senang
- Data Subjektif
- Mengeluh perasaan terancam
- Mengungkapkan perasaan tidak berguna
- Mengungkapkan perasaan jengkel
- Mengungkapkan adanya keluhan fisik berdebar-debar, merasa tercekik, sesak, bingung
Akibat
Menurut Townsend, M.C,(1998:156) perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik pada diri sendiri maupun orang lain.
Seseorang yang dapat beresiko melakukan perilaku kekerasan pada diri sendiri dan orang lain dapat menonjolkan perilaku:
Data Subjektif:
- Mengungkapkan melihat atau mendengar sesuatu yang mengancam
- Mengungkapkan perasaan takut, cemas dan khawatir
- Wajah tegang dan marah
- Mondar-mandir
- Mata melotot
- Rahang mengatup
- Tangan mengatup
- Keluar banyak keringat
- Tatapan mata tajam
- Muka merah
Masalah dan Data yang perlu Dikaji
-
No.
Masalah keperawatan
Data Subjektif
Data Objektif
1.
Masalah utama: perilaku kekerasan
Klien mengatakan telah merusak alat-alat rumah tangga dan memukul orang lain
Tampak cemas dan khawatir
Wajah tampak tegang
Mondar-mandir
Merasa diremehkan orang lain
2.
Mk: penyebaba gangguan konsep diri: harga diri rendah
Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya
Mengungkapkan tidak ada yang peduli
Mengungkapkan tidak bisa apa-apa
Mengungkapkan dirinya tidak berguna
Mengkritik diri sendiri
Perasaaan tidak mampu
Merusak diri sendiri
Merusak orang lain
Ekspresi malu
Menarik diri dari hubungan sosial
Tampak mudah tersinggung
Tidak mau makan dan tidur
3.
MK: Akibat
Risiko mencederai diri sendiri dan orang lainKlien mengungkapkan takut, cemas dan khawatir
Klien mengungkapkan apa yang dilihat dan didengar mengancam dan membuatnya takut
Wajah klien tampak tegang
Mata merah dan melotot
Rahang mengos
Tangan mengepal
Mondar-mandir
`Pohon Masalah
Risiko menciderai orang lain / lingkungan
Perilaku kekerasan
Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
Diagnosa Keperawatan
- Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan.
- Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah
DAFTAR PUSTAKA
- Stuart GW, Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC, 1995.
- Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I. Jakarta: EGC, 1999.
- Keliat Budi Ana, Gangguan Konsep Diri, Edisi I. Jakarta: EGC, 1999.
- Aziz. R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang: RSJD Dr. Amino Gondho Utomo, 2003.
- Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi I. Bandung, RSJP Bandung, 2000.
LAPORAN PANDAHULUAN
HALUSINASI
Disusun Oleh :
SUHARTINI
G5A206020
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SEMARANG
2006
LAPORAN PENDAHULUAN
HALUSINASI
A. Masalah Utama
Perubahan sensori persepsi : Halusinasi
B. Proses Terjadinya Masalah
Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh / baik (Stuart & Sundeeen, 1998).
Individu yang mengalami halusinasi seringkali beranggapan sumber atau penyebab halusinasi itu berasal dari lingkungannya, padahal rangsangan primer dari halusinasi adalah kebutuhan perlindungan diri secara psikologik terhadap kejadian traumatic sehubungan dengan rasa bersalah, rasa sepi, marah, rasa takut ditinggalkan oleh orang yang di cintai, tidak dapat mengendalikan dorongan ego, pikiran dan perasaannya sendiri.
Halusinasi timbul tanpa penurunan kesadaran dan hal ini merupakan gejala yang hampir tidak dijumpai pada keadaan lain.
Secara umum dapat dikatakan segala sesuatu yang mengancam harga diri (self esseem) dan keutuhan keluarga dapat merupakan penyebab terjadi halusinasi. Ancaman terhadap harga diri dan keutuhan keluarga meningkatkan kecemasan. Gejala dengan meningkatnya kecemasan, kemampuan untuk memisahkan dan mengatur persepsi, mengenal perbedaan antara apa yang dipikirkan dengan perasaan sendiri menurun, sehingga segala sesuatu diartikan berbeda dan proses nasionalisasi tidak efektif lagi, hal ini mengakibatkan lebih sukar lagi membedakan mana rangsangan yang berasal dari pikirannya sendiri dan mana yang dari lingkungannya
Pasien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering didapatkan duduk terpaku dengan pandangan mata pada satu arah tertentu, tersenyum atau berbicara sendiri, secara tiba-tiba marah atau menyerang orang lain, gelisah, melakukan gerakan seperti sedang menikmati sesuatu, juga ketergantungan dri pasien sendiri tentang halusinasi yang dialaminya (apa yang dilihat, didengar atau dirasakan).
C. Etiologi
Menarik diri
Mekanisme klien dengan menarik diri, berdiam diri tidak ingin berinteraksi atau berhubungan dengan orang lain. Dia juga akan melepaskan diri dari minat dan perhatian lingkungan serta orang lain, preekupasi dengan pikirannya sendiri yang akhirnya menimbulkan halusinasi.
D. Akibat
Resiko mencederai diri dan orang lain
Pengertian
Suatu keadaan dimana seseorang individu melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan bagi keselamatan jiwanya maupun orang lain dan sekitarnya (Townsend, 1982).
Tanda dan Gejala
Adanya peningkatan aktifitas motorik
Perilaku aktif ataupun deskriptif
Agresif
E. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji
No | Masalah keperawatan | Data Subyektif | Data obyektif |
1 | Perubahan sensori perceptual : halusinasi |
|
|
2. | Resiko mencederai diri dan orang lain |
|
|
3. | Perubahan sosialisasi menarik diri |
|
|
F. Pohon Masalah
Risiko menciderai orang lain dan lingkungan
Perubahan persepsi
sensori: Halusinasi
Isolasi sosial : Menarik diri
G. Diagnosa Keperawatan
- Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan halusinasi
- Perubahan sensori perceptual : halusinasi berhubungan dengan menarik diri
DAFTAR PUSTAKA
- Aziz. R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa, Semarang: RSJD Dr. Amino Gondho Utomo, 2003.
- Zoyd MA, Hihart MA, Psychiotic Nursing: Contemporary Practice, Philadelpia: upincott- Rover Publisher, 1998.
- Keliat B.A, Proses Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999.
- Stuart GW, Sundeen S.J, Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC, 1998.
- Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi I. Bandung, RSJP Bandung, 2000.
LAPORAN PANDAHULUAN
MENARIK DIRI
Disusun Oleh :
SUHARTINI
G5A206020
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SEMARANG
2006
LAPORAN PENDAHULUAN
MENARIK DIRI
- Kasus (Masalah Utama)
Isolasi sosial : menarik diri.
- Proses Terjadinya Masalah
Pengertian
Menarik diri merupakan percobaan untuk incoreksi dengan orang lain (Budi Ana Keliat, 1999).
Menarik diri merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan oprang lain menurut Towsend, MC (1998 : 152). Isolasi sosial merupakan keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain dianggap menyatakan sikap negatif dan mengancam dirinya. Sedangkan menurut Depkes RI (1989 : 152) penarikan diri atau Wichdrowl merupakan suatu tindakan melepaskan diri baik perhatian ataupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung yang dapat bersifat sementara atau menetap.
Etiologi
Penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah yaitu kekerasan kebiasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan, yang ditandai dengan adanya perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri, gangguan hubungan sosial, merendahkan martabat, percaya diri kurang dan juga dapat mencederai diri (Carpenito, I,J, 1998 : 352).
Menurut Townsend, MC (1998 : 152) Isolasi sosial : menarik diri sering disebabkan oleh karena kurangnya rasa percaya kepada orang lain, perasaan panik, regresi ke tahap perkembangan sebelumnya waham, sukar berinteraksi dimasa lampau, perkembangan ego yang lemah serta represi masa takut.
Akibat
Menarik diri dapat mengakibatkan halusinasi (Townsend, MC, 1998 : 156) merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersiapkan sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Tanda dan gejala yang dapat dilihat pada pasien halusinasi yaitu tersenyum dan tertawa sendiri. Menggerakan bibir tanpa suara, diam dan asyik sendiri.
Tanda dan Gejala
Menurut Townsend, MC (1998 : 152-153) dan Carpenito, LJ (1998 ; 38) Isolasi sosial adalah menarik diri sering ditemukan adanya tanda dan gejala sebagai berikut :
- Kurang spontan
- Apatus
- Ekspresi wajah kurang berseri (ekspresi sedih)
- Efek tumpul
- Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri
- Komunikasi verbal kurang
- Mengisolasi diri (menyendiri)
- Kurang sadar lingkungan
- Pemasukan makanan dan minuman terganggu
- Retensi urine dan feses
- Kurang energi (tenaga)
- Harga diri rendah
- Posisi janin pada saat tidur
- Aktivitas menurun
- Menolak berhubungan dengan orang lain.
- Masalah
- NoMasalah KeperawatanData ObjeknyaData yang Perlu Dikaji
1.
Resiko perubahan sensori persepsi: halusinasi.
- Tersenyum sendiri
- Duduk sendiri, diam dan asyik sendiri
- Tersenyum sendiri
- Tertawa sendiri
- Menggerakkan bibir tanpa suara
- Diam dan asyik sendiri.
2.
Isolasi sosial menarik diri.
- Komunikasi verbal kurang
- Hanya duduk-duduk saja
- Kerapian dan kebersihan kurang.
- Kurang spontan
- Apotus
- Ekspresi sedih
- Komunikasi verbal kurang
- Aktifitas menurun
- Posisi janin pada saat tidur.
3.
Gangguan harga diri rendah.
- Mengatakan merasa malu
- Menarik diri
- Merasa malu
- Merasa gagal
- Merasa bersalah
- Menarik diri
- Kurang percaya diri
- Tersenyum sendiri
- Pohon Masalah
- Diagnosa Keperawatan
- Risiko perubahan persepsi sensori ; halusinasi berhubungan dengan isolasi sosial, menarik diri.
- Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan konsep diri harga diri rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Ali R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa, Semarang : RSJD Dr. Amino Gundoutomo, 2003.
Boyd MA, Hihart, MA, Psychiatric Nursing : Contempory Process, Philadelphia ; Lipincote – Roven Publishers, 1998.
Kelat BA, Proses Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta ; EGC, 1999.
Stuart GW, Sundeen, SJ, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3, Jakarta : EGC, 1998.
Stuart GW and Sundeen, Principle and Metode of Psychiatric Nursing. 7th ed. Lous Mosby Year Book, 2001.
Townsed, Mary C, Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri : Pedoman Untuk Pembuatan Rencana Keperawatan, Edisi Ketiga, Alih Bahasa : Novi Helena CD, Jakarta : EGC, 1999.
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi 1, Bandung ; RSJD Bandung, 2000.
0 comments:
Post a Comment