menurut saya memang hrs adanya undang2 yg mengatur hak2 dan kewajiban sebagai pasien dari sebuah RS maupun seorang DOKTER karena kita sebagai pasien itu BAYAR bukan GRATIS jadi kita punya hak utk komplain kalo ada yang tidak benar dan bertanya dgn jelas masalah penyakit serta obat2an yang kita minum jika adanya side effect atau alergi. Karena di negara kita ini susahnya adalah yang punya uang akan selalu benar dan menjadikan mereka SOMBONG. Padahal tanpa adanya PASIEN dari manakah sebuah RS atau Dokter mendapatkan NAFKAH atau UANG atau PENDAPATAN! Dan mereka harus menyadari bahwa DUNIA INI selalu berputar dan adanya HUKUM KARMA, akan ada pada saat nya mereka yg sombong dan kaya menjadi jatuh miskin dan tidak laku sama sekali!
Pdhl menurut saya itu adalah sebuah masalah kecil dimana tinggal meluruskan saja dan tanggung jawab atas masalah ini.
saya ada satu cerita, seorang dokter bernama ROBERT ARJUNA ber praktik di Surabaya di jl. raya sutorejo, kadang di salah satu hotel di jakarta, adalah seorang dokter yang sangat sombong sekali kepada pasiennya, saking sombongnya pada saat dia praktik jika ada pasien dari pejabat dia akan memakai dasi, kalo tidak dia tidak akan memakai dasi. apakah kalo pejabat konsultasi dengan dia membayar dia dengan sebuah mobil, rumah ataukah berlian. apakah pasien biasa tidak membayar pada saat konsultasi dengannya sampai2 membedakan seperti itu? Dokter ini adalah ahli DIABETES atau terkenal dengan ahli KAKI BUSUK karena memang harus diakui dia seorang dokter yg memang jago dalam menyembuhkan diabetes sampai yg sudah komplikasi sekalipun bisa sembuh apalagi yg hanya pasien pemakai insulin maupun tidak. Bagaimana tidak sombong, dia menulis sebuah buku yg berjudul "KAMAR PRAKTIK" dan ayah diberikannya satu dgn tanda tangan dia seolah2 dia adalah seorang penulis terkenal, setelah saya baca ternyata isinya adalah semua hanya cerita yg membosankan yg "membicarakan dan ( maaf ) menjelek2an dan menggosipkan" pasien2 nya yg pada pengalamannya dia dalam praktik sebagai seorang dokter tanpa ada satu cerita pun yg menjelek2an dirinya sebagai seorang dokter. apakah dia seorang yg perfect tanpa ada salah ataupun dosa? apakah dia seorang TUHAN atau SANG PERFECT?!
Ortu saya berobat dengan dokter ini, memang diabetesnya menjadi lebih baik ( blm sembuh total karena baru 2x berobat dgn dktr ini ).
Pada suatu hari ayah saya membeli obat resep dari dktr tsb dan sudah dicari kemana2 tidak ada karena expiration date nya cepat sekali, sebut saja avandaryl 4mg/2mg sehingga tdk ada apotik manapun berani stock, yg ada adalah 4mg/1mg karena expiration datenya lebih lama menurut apotik2, maka kami tanya apakah sama ( karena kami bukan dokter maka kami tanya kepada yg ahli dan yg memberikan resep yaitu sang dokter TERSUCI dan TERHEBAT "menurut dia" ) setelah kami bertanya malah dia marah2 dia blg harus menuruti resep dia, jgn diganti2. kalo tidak ada jangan diam2 saja tapi cari terus padahal hampir separuh jkt kami cari obat tsb. kemudian dia tanya saya berapa hasil test gula darah ayah saya, dan saya blg agak tinggi, kemudian dia jwb dgn nada tinggi dan sombong "bagaimana tdk tinggi, ayah anda tdk menuruti kata2 saya disuruh minum avandaryl 4/2mg malah diminum 4/1mg, cape sekali saya mengurusi kalian" dalam hati saya, kapan saya pernah blg ayah saya minum 4/1mg avandaryl? padahal kami hanya tanya apakah 2 obt tsb sama karena sudah dicari kemana2 tdk ada yg 4/2mg. Kemudian saya jwb "bukannya minum 4/1mg dok tp hanya ty apakah kedua obt itu sama"
Kemudian sy juga tanya hal yang kedua yaitu pada saat ibu saya meminum obt dan membuat ibu sy jd tdk enak badan dan mukanya memerah maka saya tanya apakah ada effect samping yg disebabkan oleh obatnya. Kemudian setelah sang dokter minta dibacakan nama2 obatnya ternyata ada 1 obat yg memang salah dikasih oleh apotik dikarenakan salah baca. setelah diganti dgn yg benar, bbrp hr stlh diminum terjadilah sariawan di mulut dan tenggorokan serta tidak bisa buang air besar ampir seminggu. kemudian saya tanya lagi kepada yg AHLI sang dktr apakah ada effek samping seperti itu karena memang ada bbrp obat mengakibatkan sariawan. Kemudian dia lgsg marah2 dan dgn sombongnya dia blg "cape sekali saya py pasien seperti kamu hrs mengurus pasien seperti kamu, sariawan itu tdk bisa diakibatkan oleh obat dari saya, jgn menyalahkan obt saya. plg hanya kurang minum saja dan cb minum vegeta spy bisa buang air besar. Dulu tdk enak badan menyalahkan sy, skrg sariawan jg menyalahkan sy". Sembari menahan emosi dan mencoba utk tetap sopan saya jawab "oh ok dok, takutnya ada effek sampingnya dari obat, terima kasih dok"
setelah sejam kemudian sang dokter sms ke HP saya bahwa avandaryl 4mg/2mg dan 4mg/1mg ada dipasaran. kemudian saya reply saya blg memang ada dipasaran dok tp yg 4/2 susah dicari krn tdk ada yg berani stock. lalu kembali lagi sang dktr sms ke saya "bell saya" dimana saya rasa kalian jg tau artinya yaitu sang dokter menyuruh saya utk menelpon ke sang dktr, bukan orang lain krn sms ke HP saya.
lalu saya tlp dan dijawab seperti ini "sapa ini?" setelah saya jwb bahwa ini adalah saya dia lgsg marah2 dan dengan nada tinggi dan sombong berbicara "kenapa susah sekali utk ayah anda tlp ke saya yah! saya benar2 cape dgn pasien seperti kalian" lalu karena saya sudah tidak tahan lagi dengan emosi seolah2 saya ini adalah pasien yg TERHINA dan TIDAK BYR pada saat konsulatasi dengan sang dokter saya jwb "kalo memang dktr cape ya sudah tdk perlu mengurusi kami lagi!" lalu saya tutup telp nya.
Padahal waktu pertama kali kami konsultasi dengan sang dokter memang kami tau dktr tsb "mata duitan" dan "sok sekali" dari cara berbicara dan juga HARGA konsultasi kami berbeda dgn yg lain ( kami melihat dgn mata kepala kami sendiri di kamar hotel dimana kami berkonsultasi dgnnya pd saat dia di jkt ) bahwa ada bbrp pasiennya membayar kurang dari setengah nominal yg kami byrkan kepada sang dktr. Pada baru2 kami berkonsultasi dgn "manisnya" dia sms ke saya "jika ada perlu bell saya kapan saja karena saya praktik bisa sampai jam 2 pagi setiap hari" setelah konsultasi yg kedua berbeda lagi pembicaraan sang dokter, suatu hari pernah dia sms ke saya "suruh ayah kamu bell saya" dan karena pd saat itu ayah saya sedang dalam perjalanan pulang dari kantornya kerumah maka saya reply "bisa agak malam dok karena dia di kantor tdk ada" kemudian dia reply "saya agak malaman ada praktik jd tidak bisa terima tlp"
Inikah seharusnya sifat dan sikap seorang DOKTER "profesional" dan yg katanya pernah menerima penghargaan dari WHO? SAYAA RASA TIDAK dan saya yakin bagi kalian pembaca jg tidak akan setuju dengan adanya DOKTER2 yg SOMBONG SEPERTI ini dan RUMAH SAKIT2 seperti ini. Padahal kami BAYAR bahkan 3-5x lipat dari pasien2 lainnya! apakah sebagai pasien kita tidak punya HAK utk bertanya soal penyakit, obt2 dan efek sampingnya?!
pada akhir cerita, memang perlu diakui sang dokter ROBERT ARJUNA memang jago dalam menangani diabetes tetapi sangat disayangkan akan sifat dan sikap SOMBONG NAN ANGKUH nya! Saya rasa pasien2 dokter ini hrs yg khusus tdk punya harga diri, mau dimaki2 dan sangat sabar sampai2 hrs urat nadi "emosional"nya putus barulah bisa menjadi pasien sang dokter sombong.
sumber:
http://doktorsombong.blogspot.com/2009/06/dokter-sombong-ahli-diabetes.html
0 comments:
Post a Comment