Banyak pihak mengatakan bahwa kondom dapat mencegah penularan HIV / AIDS. Karena dengan anggapan tersebut, mereka menyarankan untuk memakai kondom bagi orang-orang yang suka “jajan”. Menggunakan kondom dianggap melakukan sex yang aman. Padahal pemakaian kondom bukanlah pemecahan masalah penularan HIV / AIDS.
Menurut Mann pada tahun 1993, AIDS merupakan penyakit prilaku (life style). Ini bisa dilihat dari banyaknya kasus AIDS di daerah yang banyak pergaulan bebas dan pemakai narkoba dengan jarum suntik. Karena AIDS merupakan penyakit prilaku maka cara mengatasinya adalah dengan mengubah prilaku tersebut bukan dengan kondomisasi.
Menurut para ahli, penggunaan kondom tidak menjamin 100% aman dari penularan HIV / AIDS. Kondom hanya dapat mengurangi risiko penularan HIV (Mann 1993, Hiroshi Nakajima 1993, Harvard AIDS Institut 1995). Dari hasil penelitian ternyata tingkat keamanan kondom hanya berkisar 70 – 74%. Ini berarti 30 % pengguna kondom berisiko tertular HIV.
Dari penelitian Lytle dan kawan-kawan didapatkan masuknya virus HIV ke dalam kondom yang telah dipakai. Ada juga penelitian yang mengatakan dari 89 kondom yang ditest ternyata 29 kondom mengalami kebocoran mikroskopis (Carey dan kawan-kawan 1992).
Mengapa pengguna kondom masih dapat tertular HIV? kondom dibuat dari bahan latek yang bisa meregang pada saat digunakan.Pada saat meregang, maka terjadi perubahan pori-pori dari kondom sehingga bertambah besar. Ukuran pori-pori kondom saat meregang adalah 1/60 mikron. Virus HIV mempunyai ukuran 1/250 mikron sehingga lebih kecil dari pori-pori kondom dan dapat melewati kondom.
Oleh karena itulah penggunaan kondom tidak dapat mencegah HIV /AIDS. Dengan cara mengubah prilaku yang sehat dan agamis serta setia pada pasangannya, kita dapat mencegah HIV / AIDS.
0 comments:
Post a Comment