Ambon - Dipastikan hari ini, rabu (17/10), wartawan di
Maluku akan menggelar demonstrasi mengecam keras tindakan pemukulan
empat wartawan oleh oknum anggota TNI saat meliput jatuhnya pesawat
jenis Hawk 200 milik TNI AU di kawasan Pasir Putih, Pandau, Kabupaten
Kampar, Riau, Selasa (16/10) sekitar pukul 09.30 WIB.
Ketua AJI Kota Ambon Insani Syahbarawaty kepada wartawan di Ambon,
Selasa (16/10) mengatakan, tindakan yang dilakukan oknum anggota TNI
terhadap keempat jurnalis saat meliput jatuhnya pesawat tersebut,
merupakan tindakan premanisme yang sangat bertentangan dengan HAM.
"Kami mengecam keras tindakan oknum TNI yang memukul jurnalis di Riau.
Ini bentuk premanisme, dan harus diketahui, jurnalis dalam tugasnya
dilindungi oleh undang-undang, jadi apa yang dilakukan tidak dapat
dibenarkan," tandasnya.
Ia mengungkapkan, seharusnya setiap anggota TNI dapat memahami tugas
dan fungsi jurnalis saat berada di lapangan. Karena tidak dapat
dipungkiri banyak kasus penganiayaan yang telah dilakukan oknum anggota
TNI kepada jurnalis.
"Peristiwa pemukulan dan kekerasan yang dilakukan oknum anggota TNI
kepada jurnalis sudah ada pada titik yang sangat parah, ini sangat
keterlaluan," ujarnya.
Menyikapi insiden pemukulan ini, AJI Ambon meminta kepada Panglima TNI
agar dapat mengusut tuntas pelaku penganiayaan empat jurnalis di Riau
tersebut. AJI Ambon juga mendesak Panglima TNI agar dapat memberikan
hukuman yang setimpal kepada pelaku penganiayaan jurnalis.
"Kami minta kasus ini dapat diusut tuntas, dan kami juga mendesak agar
Panglima TNI dapat memberikan hukuman yang seberat-beratnya pada pelaku
penganiayaan," harapnya.
Selain mendesak Panglima TNI, AJI Kota Ambon juga meminta kepada Dewan
Pers agar segera menyampaikan nota keberatan atas maraknya aksi arogan
oknum TNI di seluruh indonesia yang kerap menghalang-halangi tugas
jurnalis, dan adanya tindakan kekerasan terhadap jurnalis.
Kronologis
Peliputan jatuhnya pesawat Hawk 200 di Kabupaten Kampar, Riau, diwarnai
insiden pemukulan wartawan. Bagaimana kronologis pemukulan yang
dilakukan oknum TNI AU itu.
Didik Hermanto, salah seorang wartawan yang dianiaya oknum TNI,
mengatakan, penganiayaan itu terjadi saat dia mengabadikan foto jatuhnya
pesawat.
"Tiba-tiba oknum TNI AU langsung mendekati saya. Saya mengatakan dari
media. Saat mau mengambil foto situasi jatuhnya pesawat, dia langsung
memukul dan menendang. Saat jatuh, saya kemudian dipukuli lagi dan
dicekik. Kamera saya kemudia dirampas," kata Didik yang juga wartawan
Riau Pos, Selasa (16/8).
Hal senada dikatakan Robby, Wartawan Riau TV itu mengatakan sempat lari dari kejaran oknum TNI.
"Saya kena tangkap dan langsung ditinju. Saya berhasil kabur saat
mereka mau membawa saya. Sementara rekan wartawan lain ada yang dibawa
oleh pihak TNI AU," kata Robi terpisah.
Pemukulan juga dialami Rian. Wartawan Kantor Berita Antara itu mengakui
tiba-tiba dipukul oleh oknum TNI AU. "Saya tidak atau apa-apa langsung
dipukul di bagian wajah oleh oknum TNI. Kaca mata saya pecah," ujarnya.
Sementara itu, PWI Riau mencatat sedikitnya ada 11 wartawan yang
dianiaya petugas. Tidak terima dengan perlakuan tersebut, wartawan
melaporkan penganiayaan tersebut kepada POM TNI AU.
“Yang dianiaya saat ini melapor ke POM TNI AU. Kasus ini harus diproses
secara hukum. Kamera wartawan yang dirampas oknum TNI AU sejauh ini
belum diketahui rimbanya," kata Ketua PWI Riau, Dheni Kurnia. (S-34)
0 comments:
Post a Comment