1. SILSILAH KELUARGA YESUS
"Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanak Ishak, Ishak memperanak Yakub, Yakub memperanak Yehuda dan saudara-saudaranya ... Yakub memperanak Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kritus ... (Matius 1:1 …… dst).
Sebenarnya silsilah Yesus (Nabi Isa as) hanya bisa dinisbatkan kepada ibunya Maryam karena kelahiran beliau tidak melalui hubungan biologis. Yesus (Nabi Isa) lahir dari kalamullah (ucapan Allah) maka lebih pantas disebut Yesus (Isa) bin Maryam, bukannya Isa (Yesus) bin Yusuf.
Yang namanya Tuhan (Allah), mustahil bersilsilah, sebab Dia tidak berawal dan tidak berakhir. Maka kesimpulannya adalah sebagai berikut:
- Setiap yang bersilsilah pasti dia bukan Tuhan. Dan Yesus memiliki silsilah keluarga.
“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. 57 Al Hadiid[57]: 3)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa hanya Allah saja yang tidak berawal dan tidak berakhir, sementara Yesus, atau Nabi Isa alaihissalam berawal dan berakhir. Berawal dari kelahirannya dan berakhir dengan kematiannya.
2. KELAHIRAN YESUS KRISTUS
“Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” (Matius 1:21).
Ayat tersebut merupakan nubuat Allah buat Maryam bahwa ia akan melahirkan anak laki-laki yang bernama Yesus, sebagai penyelamat Umat yaitu Bani Israel.
- Setiap yang dilahirkan pasti bukan Tuhan. Dan Yesus dilahirkan.
- Yesus menjadi penyelamat bagi umatnya (Bani Israel) berarti Yesus hanya seorang utusan Tuhan.
“(Jibril) berkata, “Aku hanyalah utusan Tuhan-mu untuk memberikan kepadamu seorang anak laki-laki yang suci.” (Qs Maryam[19]: 19).
3. YESUS PEMIMPIN UMAT ISRAEL
“Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-ali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena daripadamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel.” (Matius 2:6).
Yesus dinubuatkan Tuhan untuk menjadi seorang pemimpin yang akan menggembalakan umatnya Israel.
- Setiap yang dinubuatkan Tuhan pasti bukan Tuhan. Dan Yesus dinubuatkan Tuhan.
- Setiap yang dijadikan penggembala bagi umat Israel pasti bukan Tuhan. Dan Tuhan menjadikan Yesus sebagai penggembala bagi Israel.
4. YESUS DIPAPTIS OLEH YOHANES
“Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibabtis olehnya.” (Matius 3:13).
Jika Yesus Tuhan, mestinya Yesuslah yang membaptis Yohanes, bukan sebaliknya. Setiap orang yang baru memasuki wilayah suatu agama, pintu pertama yang harus ia lewati adalah “pembabtisan”, yang di dalam Islam disebut “Bersyahadat”. Jika Yesus Tuhan tentu ia tidak perlu dibabtis.
- Setiap yang dibabtis pasti bukan Tuhan. Dan Yesus dibabtis.
5. YESUS DIKASIHI OLEH TUHAN
“Lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah AKu berkenan.” (Matius 3:17).
Suara yang terdengar dari langit itu adalah suara Tuhan yang mengasihi dan berkenan terhadap anak-Nya yaitu Yesus. Jika Yesus itu Tuhan, suara Tuhan yang mana lagi yang ia dengar?
- Setiap yang mendengar suara Tuhan pasti bukan Tuhan. Dan menurut ayat di atas, Yesus mendengar suara Tuhan.
- Setiap yang dikasihi oleh Tuhan pasti bukan Tuhan. Dan Yesus dikasihi oleh Tuhan.
6. YESUS DIBAWA OLEH ROH KUDUS DAN DICOBAI OLEH IBLIS
“Maka Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun untuk dicobai Iblis.” (Matius 4:1).
Jika Yesus Tuhan, mestinya Tuhanlah yang mencobai Iblis, bukan sebaliknya. Tidak dapat diterima logika jika Tuhan harus dicobai oleh Iblis. Namun bagi seorang Nabi atau Rasul adalah wajar mendapat cobaan dari Iblis untuk membuktikan kadar kerasulannya.
- Setiap yang di coba oleh iblis pasti bukan Tuhan. Dan Yesus dibawa oleh Roh Kudus untuk dicobai Iblis.
7. YESUS BERPUASA DAN MERASA LAPAR
“Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.” (Matius 4:2).
Jika Yesus Tuhan tentu tidak perlu harus berpuasa dan merasa lapar. Berpuasa dan merasa lapar adalah kodrat manusia.
- Setiap yang berpuasa dan merasakan lapar pasti bukan Tuhan. Dan Yesus merasa lapar ketika berpuasa.
8. IBLIS MEMBAWA YESUS
“Kemudian Iblis membawa-Nya ke kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah.” (Matius 4:5)
Jika Yesus Tuhan, tidak mungkin Tuhan bisa dibawa-bawa oleh Iblis, apalagi ditempatkan oleh iblis di atas bubungan Bait Allah. Jika ia Tuhan, mana kekuasaannya sampai ia bisa dibawa ke sana ke mari oleh iblis? Kejadian ini terkesan seperti main-main saja, apalagi iblis memerintahkan agar Yesus meloncat dari bubungan Bait Allah.
- Setiap yang dapat ditempatkan iblis di atas bubungan Bait Allah pasti dia bukan Tuhan.
9. KEPADA YESUS DIPERLIHATKAN KEMEGAHAN KERAJAAN DUNIA
“Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya.” (Matius 4:8).
Seandainya Yesus itu Tuhan, tidak mungkin dia bisa dibawa-bawa oleh iblis, apalagi sampai ke puncak gunung yang sangat tinggi hanya sekedar untuk melihat semua kemegahan kerajaan dunia. Memangnya yang menciptakan dunia siapa? Yang memungkinkan kerajaan-kerajaan di dunia itu nampak megah siapa? Bukannya Yesus sendiri?
10. YESUS MEMERINTAH IBLIS UNTUK MENYEMBAH HANYA ALLAH
“Maka berkatalah Yesus kepadanya: ”Enyahlah Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya Dia sajalah engkau berbakti!”. (Matius 4:10).
Yesus menghardik dan menyuruh Iblis untuk menyembah hanya kepada Allah saja. Ini berarti iblispun tahu bahwa Yesus mengajarkan tauhid dan ia bukan Tuhan atau Allah yang harus disembah. Jika Yesus Tuhan, tentu kata-katanya kepada Iblis menjadi demikian: “Enyahlah Iblis! Engkau harus menyembah Aku, dan hanya kepadaKu sajalah engkau berbakti!”
Tapi menurut ayat di atas, tidak demikian yang terjadi. Perintah Yesus kepada Iblis tersebut sesuai dengan apa yang diceritakan Allah kepada umat manusia dalam Al-Quran:
Dan ketika Isa datang membawa keterangan-keterangan, dia berkata, “Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan hikmah dan supaya aku terangkan kepada kamu sebagian daripada yang kamu perselisihkan padanya. Maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu, maka sembahlah dia. Inilah jalan yang lurus.” (QS: Az Zuhruf[43]:63-64)
“Bukan setiap orang yang berseru kepadaku: Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di Sorga.” (Matius 7:21).
Yesus menegaskan bahwa mereka yang akan masuk kerajaan surga adalah orang-orang yang melakukan kehendak Allah. Bukan yang berseru menyebut dirinya: "Tuhan, Tuhan!"
Jika diperhatikan baik-baik, ayat ini jelas menunjukkan bahwa Yesus sendiri 'menolak' panggilan atau sebutan 'Tuhan' atas dirinya. Bahkan dalam ayat tersebut tersirat ancaman bahwa sekalipun orang-orang meninggikan derajat Yesus sedemikian rupa hingga menyebut dirinya Tuhan, namun sesungguhnya itu sama sekali tidak berguna. Mereka yang tidak menuruti kehendak Allah sebagaimana yang justru diajarkan oleh Yesus sendiri, niscaya tidak akan masuk surga!
Lalu, apakah kehendak Allah mengutus Yesus ke tengah-tengah bani Israel? Dari Yesus sendiri kita belajar bahwa sebagai seorang Nabi, ia diutus oleh Tuhan semata-mata untuk mengembalikan "anak-anak domba yang tersesat" agar kembali ke ajaran Taurat Nabi Musa, yakni agama Tauhid yang utamanya mengajarkan manusia untuk menyembah Allah Yang Esa.
Jika Yesus Tuhan, tentu saja ia lebih suka mengatakan bahwa “Yang akan masuk kerajaan Sorga adalah mereka yang melakukan semua kehendakku.”
12. YESUS MENGAKU SEBAGAI UTUSAN TUHAN
“Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut aku, ia menyambut Dia yang mengutus aku.” (Matius 10:40)
Ayat ini bermakna bahwa barangsiapa menghormati Yesus, sama artinya dengan menghormati Tuhan yang mengutusnya. Atau barangsiapa yang mengikuti ajaran Yesus, sama artinya dengan mengikuti ajaran Tuhan yang mengutusnya, atau barangsiapa yang memuliakan Yesus, berarti memuliakan Tuhan yang mengutusnya. Ini menunjukkan bahwa Yesus sendiri bukan Tuhan, akan tetapi seorang utusan-Nya.
13. YESUS MENGAKU SEBAGAI SEORANG NABI
“Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang yang benar, ia akan menerima upah orang benar.” (Matius 10:41).
Ayat di atas bermakna; barangsiapa yang menganggap Yesus sebagai Nabi, dia akan menerima upah Nabi. Barangsiapa yang menerima Yesus sebagai orang benar (berkata dan berlaku benar), maka dia akan menerima upah orang-orang yang berkata dan berlaku benar. Di dalam empat Injil, masing-masing Matius 13:57, Markus 6:4, Lukas 13:33, dan Yohanes 4:44, semuanya mencatat pengakuan Yesus bahwa dia adalah seorang nabi.
Al Qur’an juga menjelaskan bahwa Isa alaihissalam, atau Yesus, adalah seorang nabi.
“ Berkata Isa: “Sesungguhnya aku adalah hamba Allah. Allah memberiku Alkitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi.” (QS. Maryam[19]:30)
Catatan:
Sama halnya dengan umat Muslim, mereka juga menyambut Nabi Muhammad salallahu alaihi wassalam sebagai seorang Nabi dan seorang yang berkata dan berlaku benar. Umat Muslim bershalawat kepada Nabi Muhammad, bukan untuk mendoakan agar beliau selamat di akhirat, tapi justru yang bershalawat itulah yang akan menerima pahala dari Allah dan kelak akan mendapatkan syafaat (pertolongan) Nabi Muhammad di akhirat. Adapun perintah untuk bershalawat kepada Nabi datangnya dari Allah, bukan dari Nabi Muhammad salallahu alaihi wassalam sebagaimana firman-Nya:
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat atas Nabi. Hai orang-orang yang beriman bersalawatlah kepadanya, dan berilah salam dengan sungguh-sungguh.” (QS. Al Ahzaab[33]: 56).
Shalawat Allah kepada Nabi berarti curahan rahmat-Nya. Sedangkan shalawat malaikat kepada Nabi berarti permohonan rahmat Allah baginya. Allah memerintahkan umat Muslim untuk bershalawat kepada Nabi sebagai perwujudan rasa cinta dan hormat kepada Nabi, sekaligus sebagai cara yang paling baik untuk memelihara hubungannya dengan Nabi. Sedangkan untuk memelihara hubungan antar sesama muslim dilakukan dengan saling mengucapkan salam.
14. YESUS BERSYUKUR KEPADA TUHAN
“Pada waktu itu berkatalah Yesus: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.” (Matius 11:25).
Yesus menunjukkan kepada umat manusia bahwa ia juga berterima kasih dan mengucap syukur kepada Allah, yaitu Tuhan langit dan Bumi, untuk setiap hal (baik atau buruk) yang diberikan Allah kepada manusia.
Ayat ini merupakan salahsatu kesaksian Yesus bahwa Allah - yang senantiasa disebutnya 'Bapa' - adalah Tuhan Langit dan Tuhan Bumi, atau Tuhan Semesta Alam. Ini sekaligus juga dapat diartikan sebagai pengakuan Yesus bahwa dirinya juga termasuk manusia yang senantiasa bersyukur kepada Allah. Bukan Allah pencipta dan penguasa langit dan bumi itu sendiri.
Di dalam Al Qur’an Allah juga menjelaskan perkara ini agar diketahui dan difahami oleh seluruh umat manusia.
“Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, dan menjadikan gelap dan terang, kemudian orang-orang kafir [1] menyamakan sesuatu dengan Tuhan mereka.” (QS. Al-An’aam[6]:1).
15. YESUS MENGUSIR SETAN DENGAN KUASA ROH KUDUS
“Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.” (Matius 12:28)
Yesus mengaku bilamana ia mengusir setan, itu dilakukan dengan pertolongan kuasa Roh Allah, bukan dengan kuasanya sendiri. Pengakuan Yesus tersebut memberikan arti bahwa apa yang ia lakukan itu semua atas kuasa Roh Allah, bukan atas kuasanya sendiri. Sebab ia bukan Tuhan Yang Maha Kuasa. Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa:
61. YESUS MEMPUNYAI ORANG TUA
“Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.”
Ayat tersebut menceritakan bagaimana Yesus yang masih anak-anak setiap tahun dibawa oleh orang tuanya ke Yerusalem untuk merayakan Paskah. Ketika itu Yesus baru berumur dua belas tahun.
62. YESUS DIKHITAN ATAU DISUNAT
“Dan ketika genap delapan hari dan ia harus disunatkan, ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum ia dikandung ibu-Nya.” (Lukas 2:21).
Orang yang paling mengetahui siapa sebenarnya anaknya adalah orangtuanya sendiri, terutama, tentu saja, ibu yang melahirkannya. Namun belum pernah sekalipun terucap dari mulut Maryam - Ibu Yesus, yang mengatakan atau memberikan kesaksian kepada umat manusia saat itu bahwa anak yang ia lahirkan dan bernama Yesus itu adalah Tuhan, atau Allah yang menjelma menjadi manusia. Bahkan ayah ibunya menyunatkan Yesus pada hari ke delapan sesuai dengan firman Allah kepada mereka:
“Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun temurun ….” (Kejadian 17:12)
Jika Yesus Tuhan, apakah Tuhan perlu bersunat? Tapi karena ia manusia, maka ia wajib mentaati segala perintah Tuhan, termasuk di antaranya bersunat.
63. YESUS DISERAHKAN KEPADA TUHAN
“Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkannya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” (Lukas 2:22-23).
Menurut Alkitab setiap anak lak-laki harus ditahirkan (disucikan) sesuai Hukum Taurat Musa, tanpa terkecuali Yesus juga harus mengikuti hukum Taurat Musa untuk disucikan dan dikuduskan oleh Tuhan. Jika Yesus Tuhan, haruskah Tuhan disucikan dan dikuduskan lagi? Jika Yesus adalah Tuhan, tentunya ia sendiri Yang Maha Suci dan Maha Kudus itu. Timbul pertanyaan, perlukah Tuhan mensucikan Tuhan?
64. YESUS JUGA DIPANGGIL 'ANAK' OLEH KEDUA ORANG TUANYA
“Dan ketika orang tuanya melihat dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibunya kepadanya: “Nak, mengapa kamu berbuat demikian terhadap kami? Bapamu dan aku cemas mencari Engkau.” (Lukas 2:48).
Seperti dijelaskan sebelumnya, yang paling mengetahui siapa anaknya tentu adalah ibu yang melahirkannya. Ayah dan Ibu Yesus memanggilnya dengan sebutan “nak”. Ini menunjukkan bahwa Yesus adalah anak mereka, anak manusia, bukan anak Tuhan, apalagi Tuhan itu sendiri. Sangat tidak masuk akal jika Tuhan mempunyai orang tua, ibu dan ayah. Buktinya tidak ada satu ayatpun dalam Alkitab yang menggambarkan ayah dan ibu Yesus pernah menyembah anaknya sendiri sebagaimana layaknya manusia menyembah Tuhan. Dan tidak pernah sekalipun ayah ibunya memberikan kesaksian kepada umat manusia pada saat itu bahwa anak mereka yang bernama Yesus adalah Allah atau Tuhan semesta alam yang harus disembah oleh semua manusia karena ia adalah Tuhan yang menjelma menjadi manusia. Jika ayah ibunya pernah mengatakan hal itu, tentu saja para penulis injil akan mengabadikannya di dalam kitab-kitab injil.
65. YESUS DIASUH OLEH IBUNYA DAN SEMAKIN BESAR SEMAKIN DIKASIHI OLEH ALLAH DAN MANUSIA
“Lalu Ia pulang bersama-sama dengan mereka ke Nazaret; dan ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara di dalam hatinya. (52) dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmatNya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.” (Lukas 2:51-52)
Ayat di atas mengisahkan tentang apa yang dilakukan oleh Yesus ketika ia berumur dua belas tahun dan sudah mulai berdakwah. Karena Yesus sering pergi tanpa setahu orang tuanya, maka cemaslah orang tuanya mencari-cari. Setelah ditemukan, mereka membawa anak itu, atau Yesus, yang masih berumur dua belas tahun pulang.
Yesus diasuh oleh orang tuanya dan semakin bertambah besar semakin dikasihi oleh Tuhan, juga oleh orang-orang di sekelilingnya. Jika Yesus Tuhan, bagaimana mungkin selama berpuluh tahun sejak dilahirkan sampai dewasa Tuhan diasuh oleh manusia? Kalaupun benar Yesus adalah Tuhan, maka tentunya orang pertama yang paling mengetahui hal itu adalah ibu yang telah mengandung, melahirkan dan membesarkannya.
66. YESUS MEMULAI 'PEKERJAANNYA' PADA USIA TIGAPULUH TAHUN
“Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli.” (Lukas 3:23).
Ayat tersebut menceritakan tentang silsilah Yesus yang memulai pekerjaannya ketika berumur kira-kira tiga puluh tahun. Jika Yesus Tuhan, bagaimana nasib manusia dan alam semesta sebelum itu jika Tuhan sendiri baru mulai bekerja ketika berumur kira-kira tiga puluh tahun?
Tentu menjadi pertanyaan, sebelum berumur tiga puluh tahun, apa saja yang dikerjakannya? Di dalam Alkitab disebutkan bahwa Yesus mulai berdakwah pada usia dua belas tahun, akan tetapi selama tujuh belas sampai delapan belas tahun setelah itu tidak ada riwayat apapun tentangnya dalam Alkitab. Cerita tentang dirinya baru muncul kembali setelah ia berusia tiga puluh tahun, saat mana dikisahkan ia memulai pekerjaannya.
Lebih aneh lagi, bagaimana penulis Alkitab menulis “menurut anggapan orang” ia adalah anak Yusuf, anak Eli …” Apakah benar ayat tersebut merupakan firman Tuhan? Jika merupakan firman, tentu Tuhan tidak perlu menyebutkan wahyu-Nya berdasarkan “menurut anggapan orang”. Kalaupun (mungkin) di belakang kalimat itu masih ada kata-kata lain (yang tidak tertulis, tapi dimaksudkan untuk mengatakan): ".... padahal ia adalah anak Tuhan", tidakkah ini menimbulkan kesan bahwa Tuhan tidak serius, bahkan 'bercanda' dengan mengajak manusia 'bermain' petak umpet untuk menjelaskan eksistensi-Nya?
67. YESUS DIBAWA OLEH ROH KUDUS KE GURUN UNTUK DICOBAI OLEH IBLIS
“Yesus yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Di situ ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai iblis. Selama disitu ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu ia lapar." (Lukas 4:2)
Dikisahkan dalam ayat tersebut bahwa Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Selama dicoba, Yesus berpuasa empat puluh hari tidak makan dan tidak minum, setelah itu barulah Yesus merasa lapar. Jika Yesus Tuhan dan Roh Kudus juga Tuhan, ini berarti Tuhan dibawa oleh Tuhan. Lebih aneh lagi, Tuhan dicobai oleh Iblis? Mestinya Tuhan yang mencobai Iblis, bukan sebaliknya. Dan masih ada lagi; jika Yesus Tuhan, mustahil ia merasakan lapar.
68. ROH TUHAN ADA PADA YESUS YANG MENGAKU SEBAGAI UTUSAN TUHAN
“Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, dan Ia telah mengutus Aku.” (Lukas 4:18).
Ayat ini sekan-akan merupakan ucapan Yesus sendiri yang mengatakan bahwa Roh Tuhan ada dalam dirinya, dan katanya lagi bahwa Tuhan telah mengurapinya. Padahal ayat tersebut sebenarnya bukan ucapan Yesus, tetapi tulisan yang dibacakan dalam kitab Nabi Yesaya 61:1 dan sama sekali bukan ditujukan kepada dirinya. Perhatikan bunyi kitab Yesaya 61:1 sebagai berikut:
“Roh Tuhan Allah ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara ….. "
Kata-kata “pada-Ku” dan “Aku” dalam injil Lukas 4:18 menggunakan huruf capital, adalah kata ganti untuk pribadi Yesus. Sementara kata-kata “padaku” dan "aku" dalam kitab Yesaya 61:1 menggunakan huruf kecil dan bukan ditujukan kepada Yesus (sebab saat itu Yesus belum lahir).
Kendati demikian, seandainya pun injil Lukas 4:18 tersebut ditujukan kepada Yesus, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut:
69. YESUS ORANG NAZARET YANG KUDUS DARI ALLAH
“Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras: ”Hai Engkau, Yesus orang nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.” (Lukas 4:33-34).
Manusia jaman dahulu yang hidup sezaman dengan Yesus tahu bahwa Yesus bukan Tuhan. Orang yang kerasukan setan - atau setan itu sendiri - tahu bahwa Yesus bukan Tuhan, melainkan orang yang berasal dari Nazaret dan orang kudus yang datang (diutus) oleh Allah. Jika mereka tahu Yesus adalah Tuhan, tentu teriakan mereka akan berbunyi, “Hai Engkau Tuhan, Engkau adalah Tuhan kami!”
70. YESUS BERSAMA IBU DAN SAUDARA KANDUNGNYA
“Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kapada-Nya, tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak. Orang memberitahukan kepada-Nya: “Ibu-Mu dan saudara-saudar-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau.” Tetapi ia menjawab mereka: “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya." (Lukas 8:19-21)
Ayat ini menceritakan bahwa ibu dan saudara-saudara Yesus sedang mencarinya. Setelah menemukan di mana ia berada, seseorang memberitahukan kepada Yesus bahwa ibu dan saudara-saudaranya ingin bertemu dengannya. Tetapi Yesus menjawab pada orang tersebut bahwa “Ibuku dan saudara-saudaraku ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.” Jawaban Yesus ini sama sekali tidak mencerminkan dirinya sebagai seorang anak yang shalih. Ucapannya itu sangat merendahkan martabat ibu dan saudara-saudaranya. Hal ini dapat diartikan bahwa Yesus mengatakan ibu dan saudara-saudaranya bukan orang-orang yang mendengar dan melakukan perintah Allah, atau dengan kata lain, Ibu dan saudara-saudaranya tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang taat pada Allah. Benarkah? Coba perhatikan lagi bagaimana riwayat penciptaan Yesus!
“Dan dia menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja aku berada. Dan Dia memerintahkan aku salat dan zakat selama aku hidup, dan berbuat baik kepada ibuku dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.” (QS. Maryam[19]: 31-32)
Lebih jauh lagi, di dalam Injil tidak ada satu pun bab yang oleh para penulisnya diberi nama Maryam atau Maria, Ibunda Yesus. Sementara di dalam kitab suci Al-Quran, dari 114 surah yang hanya 9 surah di antaranya disebut Allah dengan nama manusia, ada 1 surah, yakni surah ke-19 dikenal luas dengan nama surah Maryam. Sebuah bentuk penghormatan Allah kepada seorang Ibu yang telah mengandung, melahirkan, dan membesarkan salahsatu Rasul pilihan-Nya.
“Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.”
Ayat tersebut menceritakan bagaimana Yesus yang masih anak-anak setiap tahun dibawa oleh orang tuanya ke Yerusalem untuk merayakan Paskah. Ketika itu Yesus baru berumur dua belas tahun.
Jika Yesus Tuhan, tentu kedua orangtuanya lebih banyak tahu daripada para penulis Injil sendiri. Tetapi kedua orangtua Yesus tidak pernah mengatakan atau memberi kesaksian bahwa anak mereka adalah Tuhan. Bahkan hingga keduanya wafat, tidak sekalipun mereka pernah menyebut bahwa putra mereka adalah Tuhan yang harus disembah oleh umat manusia!
- Setiap yang mempunyai orang tua pasti bukan Tuhan. Dan Yesus 'diciptakan' Tuhan mempunyai orang tua.
- Setiap yang diasuh oleh orangtuanya pasti bukan Tuhan. Dan layaknya anak-anak lain, Yesus juga diasuh oleh kedua orangtuanya.
- Setiap yang pernah berumur 12 tahun pasti bukan Tuhan. Dan Yesus 'pernah' berumur 12 tahun, sedangkan bagi Tuhan tidak ada yang patut disandingkan dengan umur atau usia .
62. YESUS DIKHITAN ATAU DISUNAT
“Dan ketika genap delapan hari dan ia harus disunatkan, ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum ia dikandung ibu-Nya.” (Lukas 2:21).
Orang yang paling mengetahui siapa sebenarnya anaknya adalah orangtuanya sendiri, terutama, tentu saja, ibu yang melahirkannya. Namun belum pernah sekalipun terucap dari mulut Maryam - Ibu Yesus, yang mengatakan atau memberikan kesaksian kepada umat manusia saat itu bahwa anak yang ia lahirkan dan bernama Yesus itu adalah Tuhan, atau Allah yang menjelma menjadi manusia. Bahkan ayah ibunya menyunatkan Yesus pada hari ke delapan sesuai dengan firman Allah kepada mereka:
“Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun temurun ….” (Kejadian 17:12)
Jika Yesus Tuhan, apakah Tuhan perlu bersunat? Tapi karena ia manusia, maka ia wajib mentaati segala perintah Tuhan, termasuk di antaranya bersunat.
- Setiap yang bersunat karena mengikuti perintah Tuhan pasti bukan Tuhan. Dan Yesus disunat mengikuti perintah Tuhan.
- Setiap yang dikandung dan dilahirkan oleh seorang ibu pasti bukan Tuhan. Dan seperti manusia pada umumnya, Yesus juga melalui proses itu.
63. YESUS DISERAHKAN KEPADA TUHAN
“Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkannya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” (Lukas 2:22-23).
Menurut Alkitab setiap anak lak-laki harus ditahirkan (disucikan) sesuai Hukum Taurat Musa, tanpa terkecuali Yesus juga harus mengikuti hukum Taurat Musa untuk disucikan dan dikuduskan oleh Tuhan. Jika Yesus Tuhan, haruskah Tuhan disucikan dan dikuduskan lagi? Jika Yesus adalah Tuhan, tentunya ia sendiri Yang Maha Suci dan Maha Kudus itu. Timbul pertanyaan, perlukah Tuhan mensucikan Tuhan?
- Setiap yang diserahkan untuk ditahirkan (disucikan) kepada Tuhan pasti bukan Tuhan. Dan Yesus diserahkan untuk ditahirkan (disucikan) kepada Tuhan.
- Setiap yang dikuduskan oleh Tuhan pasti bukan Tuhan. Dan Yesus dikuduskan oleh Tuhan.
64. YESUS JUGA DIPANGGIL 'ANAK' OLEH KEDUA ORANG TUANYA
“Dan ketika orang tuanya melihat dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibunya kepadanya: “Nak, mengapa kamu berbuat demikian terhadap kami? Bapamu dan aku cemas mencari Engkau.” (Lukas 2:48).
Seperti dijelaskan sebelumnya, yang paling mengetahui siapa anaknya tentu adalah ibu yang melahirkannya. Ayah dan Ibu Yesus memanggilnya dengan sebutan “nak”. Ini menunjukkan bahwa Yesus adalah anak mereka, anak manusia, bukan anak Tuhan, apalagi Tuhan itu sendiri. Sangat tidak masuk akal jika Tuhan mempunyai orang tua, ibu dan ayah. Buktinya tidak ada satu ayatpun dalam Alkitab yang menggambarkan ayah dan ibu Yesus pernah menyembah anaknya sendiri sebagaimana layaknya manusia menyembah Tuhan. Dan tidak pernah sekalipun ayah ibunya memberikan kesaksian kepada umat manusia pada saat itu bahwa anak mereka yang bernama Yesus adalah Allah atau Tuhan semesta alam yang harus disembah oleh semua manusia karena ia adalah Tuhan yang menjelma menjadi manusia. Jika ayah ibunya pernah mengatakan hal itu, tentu saja para penulis injil akan mengabadikannya di dalam kitab-kitab injil.
- Setiap manusia yang disebut “anak” oleh manusia pasti bukan Tuhan. Dan Yesus dipanggil “nak” oleh kedua orang tuanya yang manusia.
65. YESUS DIASUH OLEH IBUNYA DAN SEMAKIN BESAR SEMAKIN DIKASIHI OLEH ALLAH DAN MANUSIA
“Lalu Ia pulang bersama-sama dengan mereka ke Nazaret; dan ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara di dalam hatinya. (52) dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmatNya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.” (Lukas 2:51-52)
Ayat di atas mengisahkan tentang apa yang dilakukan oleh Yesus ketika ia berumur dua belas tahun dan sudah mulai berdakwah. Karena Yesus sering pergi tanpa setahu orang tuanya, maka cemaslah orang tuanya mencari-cari. Setelah ditemukan, mereka membawa anak itu, atau Yesus, yang masih berumur dua belas tahun pulang.
Yesus diasuh oleh orang tuanya dan semakin bertambah besar semakin dikasihi oleh Tuhan, juga oleh orang-orang di sekelilingnya. Jika Yesus Tuhan, bagaimana mungkin selama berpuluh tahun sejak dilahirkan sampai dewasa Tuhan diasuh oleh manusia? Kalaupun benar Yesus adalah Tuhan, maka tentunya orang pertama yang paling mengetahui hal itu adalah ibu yang telah mengandung, melahirkan dan membesarkannya.
- Setiap yang memerlukan waktu untuk tumbuh menjadi besar pasti bukan Tuhan. Dan Yesus melalui proses itu.
- Setiap yang semakin dikasihi oleh Tuhan pasti bukan Tahun. Dan Yesus memerlukan waktu untuk mendapatkan itu.
66. YESUS MEMULAI 'PEKERJAANNYA' PADA USIA TIGAPULUH TAHUN
“Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli.” (Lukas 3:23).
Ayat tersebut menceritakan tentang silsilah Yesus yang memulai pekerjaannya ketika berumur kira-kira tiga puluh tahun. Jika Yesus Tuhan, bagaimana nasib manusia dan alam semesta sebelum itu jika Tuhan sendiri baru mulai bekerja ketika berumur kira-kira tiga puluh tahun?
Tentu menjadi pertanyaan, sebelum berumur tiga puluh tahun, apa saja yang dikerjakannya? Di dalam Alkitab disebutkan bahwa Yesus mulai berdakwah pada usia dua belas tahun, akan tetapi selama tujuh belas sampai delapan belas tahun setelah itu tidak ada riwayat apapun tentangnya dalam Alkitab. Cerita tentang dirinya baru muncul kembali setelah ia berusia tiga puluh tahun, saat mana dikisahkan ia memulai pekerjaannya.
Lebih aneh lagi, bagaimana penulis Alkitab menulis “menurut anggapan orang” ia adalah anak Yusuf, anak Eli …” Apakah benar ayat tersebut merupakan firman Tuhan? Jika merupakan firman, tentu Tuhan tidak perlu menyebutkan wahyu-Nya berdasarkan “menurut anggapan orang”. Kalaupun (mungkin) di belakang kalimat itu masih ada kata-kata lain (yang tidak tertulis, tapi dimaksudkan untuk mengatakan): ".... padahal ia adalah anak Tuhan", tidakkah ini menimbulkan kesan bahwa Tuhan tidak serius, bahkan 'bercanda' dengan mengajak manusia 'bermain' petak umpet untuk menjelaskan eksistensi-Nya?
- Setiap yang memulai pekerjaannya pada usia 30 tahun pasti bukan Tuhan. Dan Yesus memulai pekerjaannya saat ia berusia 30 tahun.
- Setiap yang keberadaannya “menurut anggapan orang” pasti bukan Tuhan. Dan silsilah Yesus disebut-sebut berdasarkan “menurut anggapan orang.”
67. YESUS DIBAWA OLEH ROH KUDUS KE GURUN UNTUK DICOBAI OLEH IBLIS
“Yesus yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Di situ ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai iblis. Selama disitu ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu ia lapar." (Lukas 4:2)
Dikisahkan dalam ayat tersebut bahwa Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Selama dicoba, Yesus berpuasa empat puluh hari tidak makan dan tidak minum, setelah itu barulah Yesus merasa lapar. Jika Yesus Tuhan dan Roh Kudus juga Tuhan, ini berarti Tuhan dibawa oleh Tuhan. Lebih aneh lagi, Tuhan dicobai oleh Iblis? Mestinya Tuhan yang mencobai Iblis, bukan sebaliknya. Dan masih ada lagi; jika Yesus Tuhan, mustahil ia merasakan lapar.
- Setiap yang dapat dibawa oleh Roh Kudus pasti bukan Tuhan. Dan Yesus dibawa oleh Roh Kudus.
- Setiap yang dicoba oleh Iblis pasti bukan Tuhan. Dan Yesus dicobai oleh Iblis.
- Setiap yang merasakan lapar pasti bukan Tuhan. Dan Yesus merasa lapar.
68. ROH TUHAN ADA PADA YESUS YANG MENGAKU SEBAGAI UTUSAN TUHAN
“Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, dan Ia telah mengutus Aku.” (Lukas 4:18).
Ayat ini sekan-akan merupakan ucapan Yesus sendiri yang mengatakan bahwa Roh Tuhan ada dalam dirinya, dan katanya lagi bahwa Tuhan telah mengurapinya. Padahal ayat tersebut sebenarnya bukan ucapan Yesus, tetapi tulisan yang dibacakan dalam kitab Nabi Yesaya 61:1 dan sama sekali bukan ditujukan kepada dirinya. Perhatikan bunyi kitab Yesaya 61:1 sebagai berikut:
“Roh Tuhan Allah ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara ….. "
Kata-kata “pada-Ku” dan “Aku” dalam injil Lukas 4:18 menggunakan huruf capital, adalah kata ganti untuk pribadi Yesus. Sementara kata-kata “padaku” dan "aku" dalam kitab Yesaya 61:1 menggunakan huruf kecil dan bukan ditujukan kepada Yesus (sebab saat itu Yesus belum lahir).
Kendati demikian, seandainya pun injil Lukas 4:18 tersebut ditujukan kepada Yesus, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut:
- Setiap yang diberi Roh oleh Tuhan pasti bukan Tuhan. Dan Yesus diberi Roh oleh Tuhan.
- Setiap yang diurapi oleh Tuhan pasti bukan Tuhan. Dan dalam hal ini Yesus mengaku diurapi oleh Tuhan.
- Setiap yang diutus oleh Tuhan pasti bukan Tuhan. Dan Yesus bersaksi bahwa ia diutus oleh Tuhan.
69. YESUS ORANG NAZARET YANG KUDUS DARI ALLAH
“Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras: ”Hai Engkau, Yesus orang nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.” (Lukas 4:33-34).
Manusia jaman dahulu yang hidup sezaman dengan Yesus tahu bahwa Yesus bukan Tuhan. Orang yang kerasukan setan - atau setan itu sendiri - tahu bahwa Yesus bukan Tuhan, melainkan orang yang berasal dari Nazaret dan orang kudus yang datang (diutus) oleh Allah. Jika mereka tahu Yesus adalah Tuhan, tentu teriakan mereka akan berbunyi, “Hai Engkau Tuhan, Engkau adalah Tuhan kami!”
- Setiap orang yang berasal dari suatu tempat di bumi pasti bukan Tuhan. Dan Yesus berasal dari Nazaret.
- Setiap orang kudus yang datang dari Tuhan pasti bukan Tuhan. Dan Yesus disebut sebagai orang kudus yang datang dari Tuhan.
70. YESUS BERSAMA IBU DAN SAUDARA KANDUNGNYA
“Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kapada-Nya, tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak. Orang memberitahukan kepada-Nya: “Ibu-Mu dan saudara-saudar-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau.” Tetapi ia menjawab mereka: “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya." (Lukas 8:19-21)
Ayat ini menceritakan bahwa ibu dan saudara-saudara Yesus sedang mencarinya. Setelah menemukan di mana ia berada, seseorang memberitahukan kepada Yesus bahwa ibu dan saudara-saudaranya ingin bertemu dengannya. Tetapi Yesus menjawab pada orang tersebut bahwa “Ibuku dan saudara-saudaraku ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.” Jawaban Yesus ini sama sekali tidak mencerminkan dirinya sebagai seorang anak yang shalih. Ucapannya itu sangat merendahkan martabat ibu dan saudara-saudaranya. Hal ini dapat diartikan bahwa Yesus mengatakan ibu dan saudara-saudaranya bukan orang-orang yang mendengar dan melakukan perintah Allah, atau dengan kata lain, Ibu dan saudara-saudaranya tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang taat pada Allah. Benarkah? Coba perhatikan lagi bagaimana riwayat penciptaan Yesus!
- Setiap yang mempunyai ibu dan saudara-saudara kandung pasti bukan Tuhan. Dan Yesus mempunyai keduanya.
“Dan dia menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja aku berada. Dan Dia memerintahkan aku salat dan zakat selama aku hidup, dan berbuat baik kepada ibuku dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.” (QS. Maryam[19]: 31-32)
Lebih jauh lagi, di dalam Injil tidak ada satu pun bab yang oleh para penulisnya diberi nama Maryam atau Maria, Ibunda Yesus. Sementara di dalam kitab suci Al-Quran, dari 114 surah yang hanya 9 surah di antaranya disebut Allah dengan nama manusia, ada 1 surah, yakni surah ke-19 dikenal luas dengan nama surah Maryam. Sebuah bentuk penghormatan Allah kepada seorang Ibu yang telah mengandung, melahirkan, dan membesarkan salahsatu Rasul pilihan-Nya.
NB: SERIAL INI MEMANG KURANG LENGKAP, TAPI KITA BISA BELAJAR DARI INI SIAPA YESUS SEBENARNYA
( hanya orang yang mau berfikir yang tahu )
0 comments:
Post a Comment