1. Deskripsi
Perawakan : Herba tegak,pangkal batang berkayu , percabangan dari pangkal 0,4-2,0m.
Batang
: bersegi empat , beralur pendek, Daun :
tunggal, berhadapan,helaian bentuk bulat telur belut memanjang-lanset
atau delta, pangkal decureut-runcing-tumpul, permukaan dengan
bintik-bintik kelenjar kurang lebih 10cmx0,75-5cm,tangkai 3 cm. Bunga :
susunan tandan 7-29cm, berambut , tangkai bunga berambut 1-6mm. Kelopak :
pada waktu mekar 4-7,5 cm ,berbibir,pada buah 12mm, gigi bibir bawah
berambut putih-ungu 13-27mm, tabung 10-18m,bibir 4,5-10 mm. Mahkota :
keluar dari tabung kelopak, tabung mahkota putih, berbibir membengkok
kedalam. Benang Sari: 4 panjang dua, tertancap didasar. Biji : Coklat
Gelap.
Waktu berbunga : Januari-Desember.
Distribusi
: Dijawa pada elevasi 5-900 m dpl. Di bawah
penutupan,tidak begitu kering,tepi jalan,tepi aliran selokan ,hutan jati
dan bamboo, ditNm dihalaman untuk hiasan dan atau obat-obatan.
Keanekaragaman : Variasi morfologi sempit
Sifat Khas : BUnga tandan, bunga duduk berkarang putih, benang sari panjang seperti kumis kucing
Kegunaan
diMasyarakat : secara tradisional daun kumis kucing digunakan untuk
memperlancar kelaurnya air seni pada gangguan tanpa penyebab yang jelas,
obat batu ginjal, tekanan darah tinggi ,encok dan kencing manis.
2. Cara pemakaian dimasyarakat
Kumis kucing biasa dipakai untuk:
a. Mengobati infeksi saluran kemih
Bagi
yang menderita infeksi saluran kencing, sering buang air kecil (volume
sedikit dan anyang-anyangan), bisa dicoba penyembuhannya dengan ramuan
herbal segar daun kumis kucing, meniran, dan akar alang-alang
masing-masing 30 gram lalu dicuci sampai bersih. Bahan-bahan tersebut
selanjutnya dipotong-potong seperlunya lalu direbus dalam tiga gelas air
hingga hanya tersisa setengahnya. Setelah dingin, air tersebut kemudian
diminum masing-masing setengah gelas sebanyak tiga kali sehari.
b. Mengobati Amandel
Daun
kumis kucing ¾ genggam dicuci dan direbus dengan air bersih 3 gelas
minum sehingga hanya tinggal kira-kira 3/4nya sesudah dingin disaring
lalu diminum (3x sehari ¾ gelas minum.
c. Mengobati Encok
Daun
kumis kucing ¾ genggam dicuci lalau direbus direbus dengan air bersih 4
gelas sehingga hanya tinggal kira-kira ¾ nya sesudah dingin disaring
lalu diminum (3x sehari 3/4 gelas)
d. Kencing Batu
Cuci
90g herba kumis kucing, lalu rebus dalam 1 liter air. Biarkan mendidih
sampai tersisa 750 cc. Setelah dingin minum 3 kali sehari, masing-masing
1/3 bagian. Lakukan setiap hari sampai sembuh
e. Kencing Manis
Cuci
daun kumis kucing dan sambiloto segar masing-masing 7 lembar, 3/4 jari
batang brotowali, lalu potong-potong seperlunya. Rebus semua bahan dalam
3 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa 2 gelas. Selanjutnya
dinginkan dan saring. Ramuan ini dapat diminum pagid dan sore gari,
masing-masing 1 gelas. 1/2 jam sebelum makan. Meskipun ramuan ini
rasanya pahit, jangan ditambah madu ataupun air gula.
.
3. Kandungan Kimia
Daun
mengandung minyak atsiri 0.02-0.06% terdiri dari 60 macam seskuiterpen
dan senyawa fenolik,0,2% flavonoid lipofil dengan kandungan utama
sinensetin,saponin, eupatorin, skutellarain, tetrametil eter,
salvigenin, rhamnazin, glikosida flanolol,turunan asam kafeat ( terutama
asam rosmarinat dan asam 2,3- dikaffeoil tartarat), metilripariokromen A
6-(7,8-dimektosi-2,2-dimetil(2H, 1-benzopiran)-il), Saponin serta garam
kalsium (3%) dan myoinositol 4,9,13) Hasil ekstrasi daun dan bunga
Orthosiphon stamineus ditemukan metilripariokromen A atau 6-(7,8-
dimetoksietanon). Juga ditemiukan senyawa golongan Flavonoid :
- Sinensetin (5,6,7,3,4-pentametoksi flavon)
- Tetrametilskutellarein (5,6,7,4-tetrametoksi flavon)
- 5 hidroksi 6,7,3,4 tetrametoksi flavones
- Salvigenin (5-hidroksi-6-7-4-trimetoksi flavon)
- Kirsimaritin (5,6 dihidroksi-7,4-dimetoksi flavon)
- Pilooin (5,3-dihidroksi-7,4 dimetoksi flavon)
- Rhamnazin (3,5,4-trihidroksi-7-3 dimetoksi flavon)
Juga
ditemukan 9 macam golongan senyawa flavon dalam bentuk aglikon, 2 macam
glikosida, 1 macam senyawa kumarin, asam kafeat dan 7 macam senyawa
depsida turunan asam kafeat,skutellarein, 6- hidrosiluteolin,
sinensetin.
4. Efek Biologik
Efek
diuretic telah dibuktikan dengan percobaan farmakologi dan uji klinis
diduga efek ini disebabkan oleh flavanoid,mesoinositol, minyak menguap,
kalium atau efek sinergis dari senyawa-senyawa tersebut. Kumis kucing
juga dilaporkan dapat menaikkan pengeluaran asam urat sehingga sering
digunakan untuk obat rematik dan gangguan gainjal karena asam
urat3,8,14) dosis yang lasim digunakan adalah 1 kali sehari 2,5g daun
yang direbus sehingga diperoleh cairan 1 cangkir. Dilaporkan bahwa akar
(kandungan y-piron) dapat diginakan pada diabetes. Hasil penelitian lain
terhadap orthosiphon spicatus menyitir bahwa tidak menutup kemungkinan
golongan senyawa yang mempunyai antiradang adalah flavoid lipofil.
5. Dosis
Untuk
diuretikum dipakai kurang lebiah 25 gr daun segar atau yang sudah
dikeringkan, direbus dengan 2 gelas air selama 15menit terhitung setelah
air mendidih. Hasil rebusan diminum sehari dua kali ½ gelas pagi dan
siang.
6. Budidaya
Tumbuhan
ini mudah diperbanyak dengan biji. Dalam 1g biji berserat mengandung
2500 biji, sedang yang tanpa serat mengandung 3000 biji. Daya kecambah
biji cepat menurun oleh karena itu akan lebih baik bila digunakan
biji-biji yang baru ( paling lama disimpan 1 bulan). Perbenihan perlu
penyemain agar tidak terlalu yang mati karena kekeringan, rusak oleh
terik matahari, terlalu basah atau lembab. Permukaan tanah persemaian
dihaluskan dan seaiknya dilapisi pasir setebal 2-3 cm, kemudian ditutup
dengan lembaran plastic dan diberi atap pelindung. Jumlah benih yang
diperlukan adalah 10 g tiap m persegi.Setelah benih disebar merata akan
tumbuh. Setelah benih berumur 1 minggu, mulai diperjarang dan dicabut
untuk dipindahkan kelubang sebesar pensil yang dibuat dipermukaan
bumbungan-bumbungan (tinggi 5 cm dan berdiameter 3 cm) tanah yang telah
tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang yang dibungkus daun.
Tiap bumbungan diisi 1 bibit. Pemeliharaan dilakukan dengan penyiraman
pagi dan sore, memperjarang bibit dan memusnahkan bagian bibit yang
mulai terserang penyakit. Setelah berumur 2 bulan bibit dalam bumbungan
sudah cukup besar dan kuat ditanam dikebun, dua minggu sebelum ditanam
bibit dalam bumbungan dipindahkan ketempat yang lebih terang untuk
melatih tanaman terhadap terik sinar matahari. Ukuran bibit pada waktu
dipindahkan 3-5 cm, berdaun 4-5 helai, panjang daun 5-10cm, Lebar 2-3cm.
Ditanam pada tanah yang kering atau tegalan pada musim hujan. Penanaman
pada musi kemarau akan berhasil bila dilakukan pada tanah yang
memungkinkan untuk diairi (sawah). Pengolahan tanah dilakukan dengan
mencangkul 2 kali atau menggarpu 1 kali. Meratakan tanah dan membuat
saluran air di sekeliling petakan. Pada keadaan tanah yang kurang baik
tata airnya dicangkuk lebih dalam, lalu dibuat bedengan atau guludan
dibuat lubang dengan jarak tanaman 40-60 cm untuk ditanam bibit.
Penanaman sebaiknya dilakukan setelah lewat tengah hari, agar tidak
cepat layu (dianjurkan diberi naungan berupa daun atau batang pelepah
pisang terutama bagi bibit yang kurang terlatih terhadap teri sinar
matahari selama di bumbungan, Naungan sementara ini dilakukan selama 1-2
minggu). Pemeliharaan terdiri dari penyiraman atau pengairan bila 2
hari tidak turun hujan, penyiangan dilakukan 3-5 kali, pemupukan
dilkakukan pada umur 3 minggu dan bila perlu pada umur 8 minggu setelah
tanam ( 34kg nitrogen tiap hektar, peningkatan hasil 14%) dan dilakuakan
pemangkasan batang bunga agar daun dapat tumbuh lebih banyak. Pemanenan
pertama dilakukan pada umur 2 bulan setelah tanam, selanjutnya
dilakukan setiap 0,5 bulan sampai 1 bulan sekali, sampai tanaman
berumur 3-5 bulan setelah tanam. Gangguan hama dan penyakit umumnya
serangan jamur karat (puccinia sonchus arvensis) dan penyakit busuk
pangkal batang atau busuk akar.
0 comments:
Post a Comment