Para ilmuwan telah mempelajari
tentang tipe-tipe awan dan meyakini bahwa awan hujan terbentuk dari
sistem tertentu dan berikatan dengan tipe-dpe angin dan awan tertentu.
Salah satu jenis awan hujan adalah awan cumulonimbus bercampur dengan
hujan angin ribut disertai petir dan gemuruh. Para ahli meteorologi
telah mempelajari bagaimana awan cumulonimbus terbentuk dan bagaimana
awan itu menghasilkan hujan, hujan es, dan halilintar/kilat. Para ahli
meteorologi juga menemukan langkah-langkah yang dilewati awan
cumulonimbus dalam menghasilkan hujan sebagai berikut:
1. Awan didorong angin
Awan cumulonimbus mulai terbentuk ketika
angin mendorong sebagian kecil awan cumulus ke sebuah area di mana
awan-awan ini berkumpul.
2.Penggabungan
Awan kecil bergabung bersama membentuk awan besar.
3. Penumpukan
Ketika awan-awan kecil bergabung, udara
yang bergerak ke atas di dalam awan yang besar meningkat. Udara yang
bergerak ke atas dekat dengan pusat awan lebih kuat dibanding dengan
yang dekat dengan tepi. Udara yang bergerak ke atas ini menyebabkan
badan awan tumbuh secara vertikal, sehingga awan menunggu di udara.
Pertumbuhan vertikal ini menyebabkan badan awan menjadi bagian yang
lebih dingin di atmos�fer di mana tetesan air dan hujan es merumuskan
dan mulai berkembang melebar. Ketika tetesan air dan hujan es ini
menjadi sangat ringan sehingga udara yang bergerak ke atas menyokong
mereka, dengan demikian mereka mulai turun dari awan menjadi hujan,
hujan es, dan lain-lain.
Allah berfirman di dalam Al-Quran:
“Tidaklah kamu melihat bahwa Allah
mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian
menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar
dari celah-celahnya. . . ” (QS an�Nur: 43)
Akhir-akhir ini, ahli meteorologi
mengetahui pembentukan, struktur, dan fungsi awan secara detail dengan
menggunakan peralatan canggih seperti pesawat, satelit, komputer, balon,
dan mempelajari angin dan petunjuknya untuk ukuran kelembaban dan
variasinya dan untuk menentukan tingkatan dan variasi tekanan atmosfir.
Ayat yang terdahulu setelah menyebutkan awan dan hujan, belum bicara tentang hujan es dan halilintar.
“…. dan Allah (juga) menurunkan
(butiran�-butiran) es dari langit (yaitu) dari (gumpalan�gumpalan awan
seperti) gunung-gunung maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu
kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa
yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan
penglihatan. ” (QS an-Nur: 43)
Para ahli meteorologi telah menemukan
awan cumulonimbus ini, hujan es, mencapai ketinggian 25.000 sampai
30.000 kaki (4,7 sampai 5,7 mil) seperti gunung, sebagaimana telah
tersebut di dalam al-Quran :
“. . . dan Allah (juga) menurunkan (butiran�butiran) es dari langit. . .. ” (QS an-Nur: 43)
Ayat ini mungkin menimbulkan sebuah
pertanyaan mengapa ayat ini menyebutkan “….halilintarnya’ dalam
referensi hujan es? Apakah hal ini berarti hujan es adalah faktor
mayoritas dalam menghasilkan halilintar? Mari kita lihat buku yang
berjudul “Meteorology Today” juga menyebutkan tentang hal ini. Buku itu
menyebutkan bahwa awan mengelektrifikasikan hujan es melalui bagian
tetesan awan yang paling dingin dan kristal es. Sebagai tetesan cair
yang bertabrakan dengan hujan es, mereka membeku yang berhubungan dan
melepaskan panas yang terpendam. Dia menjaga permukaan hujan es lebih
hangat daripada sekeliling kristal es.
Ketika hujan es berhubungan dengan
kristal es, maka terjadilah fenomena yang penting. Aliran elektron dari
objek yang lebih dingin menuju objek yang lebih panas. Oleh karena itu,
hujan es menjadi beraliran negatif Efek yang sama terjadi ketika tetesan
yang paling dingin berhubungan dengan sebongkah hujan es dan pecahan es
kecil yang beraliran positif Geretan partikel beraliran positif ini
kemudian dibawa ke bagian atas awan oleh udara yang bergerak ke atas.
Hujan es yang beraliran negatif turun ke dasar awan, dengan demikian
bagian awan yang paling rendah beraliran negatif. Aliran negatif ini
kemudian turun ke tanah menjadi halilintar. Kami menyimpulkan bahwa
hujan es ini karena faktor hasil dari halilintar.
Informasi tentang halilintar akhir-akhir
ini ditemukan. Sampai tahun 1600 Masehi, ide Aristoteles tentang
meteorologi sangat dominan. Sebagai contoh, dia menyatakan bahwa
atmosfir berisi dua jenis pernafasan keluar, basah dan kering. Dia juga
mengatakan bahwa guntur adalah suara tumbukan dari pernafasan keluar
yang kering dengan sekitar awan dan halilintar adalah peradangan dan
terbakarnya pernafasan keluar yang kering dengan api yang kecil dan
redup. Inilah beberapa ide tentang meteorologi yang dominan pada saat
al-Quran turun pada 14 abad yang lalu.
Sumber BUKU : This is The Truth, Newly
Discovered Scientific Focts Revealed in the Quran & Authentic
Hadeeth (Wolrd Supreme Council for Mosques Affairs Commission on
Scientific Sign of Qur’an and Sunnah at Muslim World League Makkah
al�Mukarramah and Alharamain Islamic Poundation, Third Edition, Riyadh,
1999).
0 comments:
Post a Comment