PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Kanker
kulit nonmalenoma adalah kanker yang tersering ditemukan di Amerika
Serikat, dengan perkiraan insidensi setiap tahunnya lebih dari 600.000
kasus. Karsinoma Sel Basal (KSB) merupakan 70 – 80% dari semua kanker
kulit nonmalenoma. Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) walaupun hanya merupakan
20% dari semua kanker kulit nonmalenoma, lebih bermakna karena
kemampuan metastasinya. (Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam hal. 2073).
Kanker
kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel
kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan
mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas
beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-macam sesuai dengan
jenis sel yang terkena. Akan tetapi yang paling sering terdapat adalah
karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma
maligna (MM). Karsinomasel basal dan karsinoma sel skuamosa seringkali
digolongkan ke dalam kanker kulit non melanoma (KKNM). (www.kankerkulit.com diakses tanggal 30 Juni 2011, jam 10.55 WIB ).
Melanoma
maligna adalah tahi lalat atau bercak kecoklatan kulit yang ganas dan
merupakan kanker kulit yang paling berbahaya. Kanker ini berkaitan
dengan pajanan yang berlebihan terhadap radiasi ultra violet paling
sering menyerang individu berkulit terang dan berambut pirang atau
merah. Penyakit ini ditandai perubahan dalam warna, bentuk dan ukuran
tahi lalat atau tahi lalat yang berdarah atau gatal. Prognosis
bergantung pada ketebalan breslow penetapan stadium yang melibatkan
penetuan status kelenjar limfe dengan biopsi kelenjar sentinel.
Karsinoma sel basal atau ulkus rodens merupakan kanker kulit yang paling
sering penyakit ini umum nya terkalit dengan pajanan terhadap sinar
matahari yang berlansung bertahun – tahun. Misalnya individu yang
bekerja di luar (pekerja bangunan) atau mereka yang berkulit terang dan
tinggal di dekat khatulistiwa meskipun menyebabkan kerusakan lokal yang
luas namaun kanker ini tidak pernah bermetatastis. Karsinoma sel
skuamosa adalah sel kanker invasit yang jika di biarkan dapat
bermetastatis. Terapi kanker ini mungkin eksisi yang luas. (Eksklopedia
keperawatan: 2009 hal 334 – 335).
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI KULIT
Kulit
merupakan bagian tubuh paling luar yang terdiri atas lapisan epidermis,
dermis dan subkutis. Epidermis terdiri atas beberapa lapis lagi. Paling
atas adalah lapisan tanduk (stratum korneum). Berturut-turut di
bawahnya stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan
stratum basale (terdiri atas sel keratinosit dan melanosit). Adapun
lapisan dermis mempunyai dua bagian yaitu pars papilare dan pars
retikulare. Lapisan kulit paling bawah adalah subskutis yang dibentuk
oleh jaringan lemak. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi,
pembuluh darah dan getah bening.Selain lapisan-lapisan di atas, kulit
juga terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan kuku. Semuanya itu
disebut adneksa kulit. Kelenjar kulit terletak di lapisan dermis yang
terdiri atas kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar palit
(glandula sebasea). Rambut terdiri atas bagian yang berada di bawah
kulit (akar rambut) dan yang di atas kulit (batang rambut). Sedangkan
kuku merupakan penebalan lapisan tanduk di ujung-ujung jari tangan dan
kaki. ( www.kankerkulit.com diakses 30 Juni 2011, jam 10.55 WIB )
Kulit
merupakan organ yang paling luas permukaan nya yang membungkus seluruh
bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya
bahan kimia.
Fungsi kulit :
- Sebagai proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis dan mekanis.
- Sebagai proteksi rangsangan kimia
Dapat terjadi karena sifat stratum kornium yang impermiabel terhadap berbagaizat kimia dan air.
- Fungsi absorsi
Kulit
yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan ,dan benda padat tetapi
larutan yang mudah menguap mudah di serap begitu juayang larut dalam
lemak.
- Fungsi kulit sebagai pengatur panas.
- Fungsi ekskresi
Kelenjar kulit mengeluarkan zat – zat yang tidak berguna lagi atau zat sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl dan amoniak.
- Fungsi
persepsi.kulit mengandung ujung – ujung syaraf sensorik di dermis dan
sub kutis respon terhadap rangsangan panas di perankan oleh dermis dan
subkutis, terhadap dingin di perankan oleh dermis perabaan diperan kan
oleh papila dermis dan markel renvier, sedangkan tekanan di perankan
oleh epidermis . ( Syarifudin, 2006 : 314 -316 )
Kulit
terdiri atas dua lapisan epidermis dan dermis di bawah nya meskin
secara teknis bukan bagian kulit, hipodermis berada di bawah dermis.
Kulit melakukan berbagai fungsi :
- Perlindungan diberi oleh kulit dari invansi biologi, kerusakan kulit dan radiasi ultra violet
- Sensasi sentuhan rasa sakit dan panas di berikan oleh ujung syaraf
- Termoregulasi ( pengaturan suhu) di tunjang melalui berkeringat dan pengaturan aliran darah yang melewati kulit
- Metabolisme vitamin D ada di kulit
- Penyimpanan darah yang dapat di pindahkan kebagian tubuh yang lain ketika di perlukan terjadi di dalam kulit
- Eksresi/
pengeluaran garam dan sejumlah zat sisa ( amoniak dan urea) terjadi
dalam produksi keringat. ( Anatomi dan Fisiologi, Phillip E.Pack, Ph.D :
2007 hal 54 – 55).
C. KLASIFIKASI
1. Karsinoma Sel Basal
Merupakan
jenis penyakit kanker kulit yang paling banyak diderita. Kanker jenis
ini tidak mengalami penyebaran kebagian tubuh lainnya. Tetapi sel kanker
dapat berkembang dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit sekitarnya.
Warna
kulit yang terang dan sering terkena pijaran cahaya matahari keduanya
diduga sebagai penyebab jenis kanker ini adalah system imun tubuh yang
lemah (baik dampak penyakit lain atau pengobatan), luka bakar sinar
x-ray.
ð Tanda dan gejala :
Bagian
tubuh yang terserang kanker sel basal biasanya wajah, leher, dan kulit
kepala. Adapun tanda-tanda penyakit kanker berjenis ini adalah benjolan
yang agak berkilat, kemerahan dengan pinggir meninggi yang berwarna agak
kehitaman, kelainan seperti jaringan parut dan lecet/luka yang tidak
sembuh-sembuh.
ð Terapi dan Pengobatan :
Tindakan
yang dilakukan umumnya adalah pembedahan atau pengangkatan jaringan
kulit (kanker) secara komplit atau pula dengan tindakan penyinaran.
Metode lainnya yang juga kerap dilakukan adalah bedah beku, bedah
listrik, leser, disuntikkan (kemoterapi).
2. Karsinoma Sel Skuamosa
Merupakan
jenis penyakit kanker kulit yang lebih banyak diderita pria terutama
kaum lansia. Ini adalah jenis kanker kulit dimana terjadi keganasan sel
keratirosit epidermis yang merupakan kanker kulit kedua tersering.
Penyakit kanker kulit ini dapat menyebar kebagian tubuh yang lain.
Umumnya diderita mereka yang berada di wilayah tropic. Seperti halnya
penderita penyakit KSB, kanker kulit jenis ini juga diduga akibat sinar
matahari.
Imun
tubuh yang lemah virus, bahan-bahan kimia dan jaringan parut juga dapat
menimbulkan penyakit ini. Adapun tanda dan gejalanya adalah mempunyai
kelainan berupa benjolan atau luka yang tidak sembuh-sembuh. Diagnosa
ditegakkan dari metode yang sama pada KSB, begitupun tindakan terapi dan
pengobatan cenderung sama dengan kanker sel basal.
3. Melanoma Maligna
Melanoma
maligna merupakan jenis penyakit kanker kulit yang paling ganas dan
berpotensi mematikan. Melanoma maligna bisa berkembang dari tahi lalat
timbul yang sudah ada atau yang baru muncul.
ð Tanda dan Gejala :
Informasi
ini sangat penting sekali bagi mereka yang memiliki tahi lalat yang
kemudian mengalami perubahan baik warna, ukuran, maupun bentuknya. Tahi
lalat terkadang terasa gatal dan bila digaruk mengeluarkan darah. Sel
kanker ini tumbuh dari melanosit yaitu sel kulit yang berfungsi
menghasilkan zat warna melanin.
Kanker ini dapat dicurugai dengan ABCD yaitu :
A : Asimetris bentuknya tak beraturan.
B : Border atau pinggirannya juga tidak rata.
C
: Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya,
bisa kecoklatan sampai hitam.bahkan dalam kasus tertentu ditemukan
berwarna putih, merah, biru.
D : Diameternya lebih besar dari 6mm.
ð Terapi dan Pengobatan :
Melanoma
maligna merupakan jenis kanker kulit yang aling ganas dapat menyebar ke
bagian tubuh lainnya seperti kelenjar limfa. Tindakan yang dilakukan
pada penderita kanker jenis ini adalah pengangkatan secara komlik
jaringan kanker dengan jalan pembedahan, apabila telah diketahui terjadi
penyebaran maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan
disekitarnya. Jika sel kanker ditemukan menyebar ke kelenjar limfa, maka
mau tidak mau kelenjarnya juga diangkat.
4. ETIOLOGI
Pejanan
sinar matahari merupakan penyebab utama kanker kulit. Perubahan dalam
lapisan ozon akibat plusi seperti polusi klorofluorokarbon, bagi orang
yang mendapat terapi engan menggunakan sinar x juga menyebabkan
terjadinya kanker kulit. Peningkatan kanker kulit disebabkan oleh
perubahan gaya hidup, kebiasaan orang untuk berjemur serta melakukan
aktivitas di bawah sinar matahari.
Penyebab lain yang di temukan dari kanker kulit antata lain :
Penyebab lain yang di temukan dari kanker kulit antata lain :
- Disebabkan adanya faktor genetik
- Kekurangan produksi pigmen melanin di dalam kulit
- Terjadinya kontak dengan zat-zat kimia tertentu, seperti senyawa arsen, nitrat, batubara, aspal dan paraffin
- Pemajanan sinar X industri dan medical
Penyebab
karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa adalah multifaktor,
dengan faktor lingkungan dan pejamu berperan penting. Faktor pejamu
selain usia dan jenis kelamin adalah keturunan Celtic, warna kulit
terang, kecenderungan mudah terbakar sinar matahari, radiodermatitis,
luka bakar termal, serta jaringan parut dan ulkus kronik tertentu.
Beberapa penyakit herediter dikaitkan dengan kanker kulit (misalnya,
xeroderma pigmentosum). Di antara penyebab lingkungan, pajanan sinar
matahari, terutama spectrum ultraviolet B (UV-B), tampaknya merupakan
factor yang paling bermakna. Banyak terdapat bukti yang menunjang peran
pajanan UV-B kronik pada kulit dalam pathogenesis kanker kulit.
Insidensi tumor ini meningkat seiring dengan penurunan garis lintang.
Sebagian besar tumor timbul di bagian tubuh yang terpajan matahari di
kepala dan leher dan lebih sering di sisi kiri di Amerika Serikat dan di
sisi kanan di Inggris, mungkin berkaitan dengan pajanan asimetrik
sewaktu mengendarai mobil. Insidensi yang lebih tinggi terjadi pada
individu yang bekerja di luar rumah. Seiring dengan semakijn menipisnya
lapisan ozon protektif, dapat diperkirakan akan terjadi peningkatan
insidensi kanker kulit. Di antara karsinogen kimia, arsen adalah yang
terpenting. Pajanan biasanya melalui obat atau air sumur. Kanker kulit
pada individu yang terkena mungkin dijumpai dengan atau tanpa tanda
arsenisme kronik di kulit. Pasien transplantasi yang mendapat terapi
imunosupresif kronik sangat rentan terhadap karsinoma sel skuamosa.
Frekuensi kanker kulit setara dengan lama imunosupresif dan tingkat
pajanan matahari. Papilomavirus manusia (HPV) dan UV-B dapat berfungsi
sebagai kokarsinogen. Kanker kulit tidak jarang ditemukan pada pasien
yang terinfeksi oleh HIV dan mungkin lebih agresif dalam situasi ini.
Seiring dengan meningkatnya harapan hidup pasien HIV, kanker kulit
mungkin juga akan semakin menjadi masalah. (Prinsip-prinsip Ilmu
Penyakit Dalam hal. 2073)
Penyebab
lain karsinoma basal adalah pengobatan radiologi sebelumnya
menyembuhkan penyakit kulit lain, kontak dengan arsen, dan gangguan
genetik yang jarang ( xeroderma, pigmentorsum dan sindrom karsinoma sel
basal nevoid). Sinar ultra violet panjang UVA yang di pancarkan oleh
alat yang membuat kulit kecoklatan seperti terbakar sinar matahari dan
juga merusak epidermis dan di anggap sebagai karsinogenik. Karsinoma sel
skuamosa secara khas muncul pada kulit yang rusak karena sinar matahari
dengan keratosis aktinik multifel. Sinar matahari merupakan faktor
etiologi utama sel skuamosa. Kebayakan melanoma maligna timbul pada
usia 40 – 70 tahun tetapi ada peningkata usia 20 – 40 tahun. (
Patofisiologi, Sylvia A. Price : 2006 hal 1456 -1458 )
Karsinoma
sel basal adalah keganasan yang berasal dari sel basal epidermis.
Terdapat beberapa tipe klinis karsinoma sel basal. Yang tersering adalah
karsinoma sel basal nodululseratif, yang berawal sebagai nodus kecil
berkilap seperti lilin, sering memperlihatkan pembuluh telangiektatik di
permukaannya. Ukuran nodus membesar perlahan dan mungkin mengalami
ulserasi di bagian tengahnya. Dapat ditemukan melanin dalam jumlah
bervariasi di dalam tumor. Karsinoma sel basal dengan penimbunan pigmen
dalam jumlah besar membentuk karsinoma sel basal pigmen. Walaupun secara
klinis tidak lebih agresif daripada varian nodululseratif, tumor ini
seperti dikira melanoma maligna. Karsinoma sel basal morfeaformis
(fibrosa) bermanifestasi sebagai plak soliter yang datar atau sedikit
cekung, berindurasi, dan keputihan atau kekuningan. Batas biasanya tidak
jelas. Dari varian karsinoma sel basal, varian ini adalah yang paling
agresif dan cenderung kambuh. Karsinoma sel basal superficial terdiri
dari satu atau beberapa plak eritematosa berskuamosa yang membesar
perlahan. Walaupun lebih sering ditemukan di badan dan ekstremitas,
kepala dan leher juga dapat terkena. Lesi dapat disangka dermatosis
meradang yang jinak, terutama eczema numularis dan psoriasis.
(Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam hal. 2073)
Karsinoma
sel skuamosa (KSS) kulit primer adalah neoplasma maligna dari sel
epidermis yang mengalami keratinisasi. Tidak seeprti karsinoma sel
basal, yang memiliki potensi metastasis yang sangat rendah. Karsinoma
sel skuamosa dapat bermetastasis dan tumbuh cepat. Gambar klinis
karsinoma sel skuamosa sangat bervariasi. Umumnya muncul sebagai nodus
bertukak atau erosi superficial di kulit atau bibir bawah, tetapi lesi
juga dapat berupa papula atau plak verukosa. Tidak seperti karsinoma sel
basal, jarang dijumpai telangiektasia di atasnya. Batas tumor mungkin
tidak jelas, dan dapat berupa terjadi fiksasi ke jaringan di bawahnya.
Karsinoma sel skuamosa kulit dapat muncul di bagian tubuh mana saja
tetapi biasanya terdapat di kulit yang mengalami kerusakan akibat
pajanan matahari.
Karsinoma
sel skuamosa memiliki beberapa bentuk pramaligna (keratosis aktinik,
keilitis aktinik, dan sebagian kornu kutaneum) dan bentuk in situ
(mis. Penyakit Bowen) yang terbatas di epidermis. Keratosis aktinik
(KA) dan keilitis adalah papula dan plak hiperkeratotik yang timbul di
daerah terpajan sinar matahari. Walaupun potensi mengalami degenerasi
maligna rendah risiko karsinoma sel skuamosa meningkat seiring dengan
pertambahan jumlah lesi. Penyakit Bowen tampil sebagai plak eritematosa
berskuama yang terdapat di kulit yang terpajan matahari maupun yang
tertutup. Terdapat silang pendapat mengenai keterkaitan penyakit Bowen,
dengan keganasan alat dalam; namun, bukti-bukti terakhir mengisyaratkan
tidak adanya hubungan bermakna bila factor predisposisi lain (mis.
Arsen) tidak ada. Terapi lesi pramaligna dan lesi in situ mengurangi
risiko penyakit invasif. (Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam hal. 2074)
5. MANIFESTASI KLINIS
- Benjolan
pada kulit yang menyerupai kutil (mengeras seperti tanduk), infeksi
yang tidak sembuh - sembuh, bintik-bintik berubah warna dan ukuran, rasa
sakit pada daerah tertentu, perubahan warna kulit berupa bercak-bercak.
(www.cancerhelps.com diakses 30 Juni 2011, jam 10.55 WIB ).
- Bagian
tubuh yang terserang kanker sel basal biasanya wajah, leher dan kulit
kepala. Adapun tanda-tanda penyakit kanker berjenis ini adalah benjolan
yang agak berkilat, kemerahan dengan pinggir meninggi yang berwarna agak
kehitaman, kelainan seperti jaringan parut dan lecet/lika yang tidak
sembuh-sembuh. Informasi ini sangat penting sekali bagi meraka yang
memiliki tahi lalat yang kemudian mengalami perubahan baik warna, ukuran
maupun bentuknya, Tahi lalat terkadang terasa gatal dan bila digaruk
mengeluarkan darah. Sel kanker ini tumbuh dari melanosit, yaitu sel
kulit yang berfungsi menghasilkan zat warna melanin.Kanker ini dicirikan
dengan ABCD, yaitu A= Asimetrik, bentuknya tak beraturan. B= Border
atau pinggirannya juga tidak rata. C= Color atau warnanya yang
bervariasi dari satu area ke area lainnya. Bisa kecoklatan sampai hitam.
Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan berwarna putih, merah dan biru.
D= Diameternya lebih besar dari 6 mm. (www.
pengobatan-penyakit-kanker-kulit.com di akses 30 Juni 2011, jam 10.55
WIB).
- Karsinoma
sel basal biasanya terlihat seperti kecil, tumbuh lambat mengilap
benjolan merah muda atau merah. Kadang pembuluh darah kecil dapat
dilihat dalam tumor. Mereka biasanya muncul di wajah, kulit kepala,
telinga dan bahu. Jika tidak diobati, mereka cenderung sering berdarah.
Bentuk kanker kulit paling mematikan dan dengan perawatan yang tepat,
dapat sepenuhnya disembuhkan dalam waktu singkat. Karsinoma sel skuamosa
biasanya merah muda, menebal patch terkena sinar matahari, kulit. Jika
tidak diobati, ia cenderung menjadi berkerak, memborok atau perdarahan
dan dapat berkembang menjadi massa yang besar. Sel skuamosa kedua yang
paling umum kanker kulit, melainkan fatal tetapi tidak fatal seperti
melanoma. Sebagian besar melanoma adalah coklat hingga hitam tampak lesi
dengan perbatasan tidak teratur. Tanda-tanda yang mungkin menunjukkan
melanoma maligna termasuk perubahan diameter, bentuk, warna atau
ketinggian tahi lalat. Tanda-tanda lain adalah munculnya tahi lalat baru
pada batang selama masa dewasa, leher atau kepala atau nyeri, gatal,
inflamasi, ulserasi atau perdarahan di mol yang ada. ( www. Informasi
Gejala Kanker Kulit2.com di akses 30 Juni 2011, jam 10.55 WIB ).
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Tes
seleksi tergantung riwayat, manifestasi klinik dan indeks kecurigaan
kanker tertentu. Scan (misalkan MRI, CT, galllium) dan ultrasound :
dilakukan untuk tujuan dignostik, identifikasi metastatik, dan evaluasi
respon pada pengobatan. Biopsi (aspirasi, eksisi jarum, melubangi):
dilakukan untuk mendiagnosis banding dan menggambarkan pengobatan yang
dapat dilakukan melalui sumsum tulang, kulit, organ, dan sebagai nya.
Contoh : sumsum tulang dilakukan pada penyakit mieloproliferatif untuk
mendiagnosis pada tumor solid untuk pentahapan. Penanda tumor (zat yang
dihasilkan dan disekresi oleh sel tumor dan di temukan dalam serum),
misalnya CEA, antigen spesifik prostat, alfa – feto protein, HGC,
kalsitonin. Dapat membantu dalam mendiagnosis tetapi bermanfaat sebagai
prognostik atau monitor terapeutik. Reseptor ekstrogen dan progesteron
adalah esai yang dilakukan pada jaringan payudara untuk memberikan
informasi tentang apakah atau bukan manipulasi hormonal akan teraupetik
pada kontrol penyakit metastatik. Tes kimia skrining: misal elektrolit
(natrium, kalium, kalsium); tes ginjal (BUN/Cr); tes hepar (bilirubin,
AST/ SGOT alkalin fosfat, LDH). Tes tulang (alkalin fosfat, kalsium).
JDL dengan diferensial dan trombosit : dapat menunjukan anemia,
perubahan pada SDM dan SDP; trombosit berkuarang atau meningkat. Sinar x
dada : menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer. ( Dougues :
hal 999).
7. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan medis
· Pembedahan
Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas jaringan normal sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali tumor tersebut. Satu margin 1-2 cm sekeliling melanoma dipertimbangkan secara adekuat untuk melanoma dengan ketebalan kurang dari 3mm. lesi-lesi dengan kedalaman lebih dari 1mm tetapi kurang dari 3mm ditangani melalui pembedahan dengan kesembuhan kira-kira 70-80%.
Lesi dalam lebih dari 3 mm kemungkinan akan mengalami kekambuhan sekitar 40-50%. Batas-batas reseksi sekeliling melanoma yang dalam ini biasanya direkomendasikan menjadi paling sdikit 2-3cm.
Terapi radiasi merupakan bentuk pengobatan lainnya. Dengan penggunaan energi sinar X dosis tinggi, kobalt, elektron, tau sumber-sumber radiasi lainnya untuk menghancurkan atau membunuh sel-sel melanoma.
Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas jaringan normal sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali tumor tersebut. Satu margin 1-2 cm sekeliling melanoma dipertimbangkan secara adekuat untuk melanoma dengan ketebalan kurang dari 3mm. lesi-lesi dengan kedalaman lebih dari 1mm tetapi kurang dari 3mm ditangani melalui pembedahan dengan kesembuhan kira-kira 70-80%.
Lesi dalam lebih dari 3 mm kemungkinan akan mengalami kekambuhan sekitar 40-50%. Batas-batas reseksi sekeliling melanoma yang dalam ini biasanya direkomendasikan menjadi paling sdikit 2-3cm.
Terapi radiasi merupakan bentuk pengobatan lainnya. Dengan penggunaan energi sinar X dosis tinggi, kobalt, elektron, tau sumber-sumber radiasi lainnya untuk menghancurkan atau membunuh sel-sel melanoma.
· Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya adalah secara topikal, dimana agen-agen tersebut diberikan secara langsung ada lesi. Agen-agen yang digunakan meliputi 5-fluorourasil atau psorelen. Obat-obat yang paling umum digunakan untuk ini meliputi melpalan, dakarbazasin (DTIC), dan sisplatin. Cara yang dilakukan dalam memberikan kemoterapi adalah secara sistemik. Saat ini, kemoterapi sistemik belum apat membuktikan efektivitasnya dalam mencegah kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis kanker fase dini. Tapi biasanya digunakan pada orang pada penyakit yang menyebar secara luas.
Kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya adalah secara topikal, dimana agen-agen tersebut diberikan secara langsung ada lesi. Agen-agen yang digunakan meliputi 5-fluorourasil atau psorelen. Obat-obat yang paling umum digunakan untuk ini meliputi melpalan, dakarbazasin (DTIC), dan sisplatin. Cara yang dilakukan dalam memberikan kemoterapi adalah secara sistemik. Saat ini, kemoterapi sistemik belum apat membuktikan efektivitasnya dalam mencegah kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis kanker fase dini. Tapi biasanya digunakan pada orang pada penyakit yang menyebar secara luas.
· Terapi biologis
Terapi
biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik secara
langsung ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara
tubuh untuk bereaksi terhadap kanker. Bentuk umum dari bioterapi
dibawah penyelidikan untuk melanoma meliputi paksin, injeksi bskterium
yang diketahui sebagai BSG (basilus calmeete Guerin) dan enggunaan
interperon, interleunkin, dan antibiotic monoclonal. Vaksinasi tersebut
dibuat dari melanoma yang diradiasi dan di nonaktifkan. Diharapkan
vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis system imun untuk mengenal
melanoma dan oleh karenanya akan meningkatkan kemampuan system untuk
menghancurkan melanoma tersebut. Injeksi BSG mempengaruhi stimulasi non
spesifik dari system imun dan sedang dipelajari sebagai terapi untuk
asien-pasien fase awal. Diharapkan bahwa bahwa injeksi BSG secara
langsung kedalam metastase nodul-nodul subkutan dapat menyebabkan
regresi lesi.
b. Penatalaksanaan perawat
Karena banyak kanker kulit yang diangkat dengan tindakan eksisi, peran perawat adalah :
- Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan.
- Pemberian analgetik yang tepat.
- Meredakan ansietas
- Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan dirumah.
c. Pencegahan Kanker Kulit :
- Jangan mencoba berjemur untuk membuat kulit lekas berwarna coklat kekuningan jika kulit anda mudah terbakar.
- Hindari pejanan sinar matahari yang tidak diperlukan, khususnya ketika radiasi sinar UV terjadi intensif antara pukul 10.00 wib – 15.00 wib.
- Jangan sekali-kali membiarkan kulit terbakar karena sinar UV.
- Oleskan preparat tabir surya pelindung kulit jika anda harus berjemur bawah
terik matahari. Preparat ini akan menghalangi pancaran sinar matahari
yang berbahaya. Oleskan preparat tabir surya kembali sesudah terkena
terik matahari dalam waktu yang lama.
- Gunakan pelembab bibir ata ligloss yang mengandung reparat tabir surya dengan angka SPF tinggi.
- Kenakan pakaian pelindung yang tepat (misalnya:topi, kemeja tangan panjang).
- Jangan menggunakan lampu pemanas untuk membuat kulit berwarna cokelat kekuningan.
8. KOMPLIKASI
Kecacaan
karena pembedahan terutama bila kanker kulit tersebut kambuh ada wajah
yang membutuhkan reseksi ulang, atau jika eksisi luas dibutuhkan seperti
halnya ada melanoma. Selain itu juga dapat terjadi metastase penyakit
ke otak biasanya fatal kecuali bila reseksi pembedahan masih mungkin di
lakukan.
Serta dapat menimbulkan metastase tulang dan dapat menimbulkan nyeri berat dan mengarah pada fraktur dan kompresi medulla spinalis.
Serta dapat menimbulkan metastase tulang dan dapat menimbulkan nyeri berat dan mengarah pada fraktur dan kompresi medulla spinalis.
0 comments:
Post a Comment