Orang tua tentu bahagia dan bangga bila melihat anaknya menunjukkan
perkembangan pesat, apalagi melebihi teman atau saudara-saudaranya. Tapi
bukan berarti anak di usia dini hingga masa taman kanak-kanak harus
dipaksan belajar membaca, menulis, dan berhitung.
Pada umumnya daya pikir anak belum mampu dan tertarik untuk belajar,
sehingga cara yang biasa mereka lakukan adalah dengan bermain sambil
belajar. Perlu diketahui orang tua bahwa usia anak dapat membaca dan
menulis tergantung kepada masing-masing anak. Ketika dia tertarik, maka
akan mudah baginya untuk mempelajari baca dan tulis. Menurut para
psikolog anak, batas toleransi tersebut hingga kelas 3 SD atau sekitar
usia 8 tahun.
Jangan memaksakan minat baca anak dan biarkan itu berjalan alami.
Mulailah dengan memperkenalkan huruf dan kata dengan sering
membacakannya buku cerita atau melakukan permainan yang terdapat unsur
bacaannya. Hal itu disebabkan anak usia dini banyak menyerap hal-hal
yang bersifat permainan.
Orang tua harus mengenal kondisi psikologi perkembangan anak. Kemampuan
koordinasi motorik visual anak misalnya harus dipahami orang tua karena
ini sangat berpengaruh kepada kemampuan baca tulis anak.
Kematangan koordinasi motorik visual berbeda-beda untuk tiap anak
karena tergantung pada kematangan fungsi organ, kematangan daya
konsentrasi dan kematangan emosi. Oleh sebab itu biarkan kematangan ini
berjalan alami agar menghindari anak jadi jenuh dan frustasi karena
dipaksakan. Dampak ini pun akan dirasakan oleh orang tua, yang akhirnya
membuat mereka kesal karena anak tidak mengerti apa yang telah diajarkan
oleh mereka.
Hal terpenting, hindari memberi label atau mengatakan anak 'bodoh'
karena tidak dapat membaca, menulis, dan berhitung yang dapat
menyebabkan anak tidak percaya diri dengan kemampuannya. Jika semua
berjalan alami, pada waktunya nanti orang tua pun akan mengerti dengan
kemampuan sang anak untuk dapat belajar membaca, menulis dan berhitung.
0 comments:
Post a Comment