Menyapih bayi memang tidak semudah yang
dibayangkan. Apalagi setelah menyapih, beberapa ibu mengaku mengalami
depresi. Beberapa bulan setelah penyapihan biasanya ibu merasa kedekatan
dengan anaknya menjadi berkurang. Selama menyusui mungkin ibu begitu
setia kepada anaknya, namun kerap tidak menyadari bahwa ia telah lupa
merawat dirinya.
Mengapa penyapihan dapat menyebabkan depresi?
Banyak ibu yang merasa depresi saat menyusui, namun mereka tidak menyadari bahwa depresi juga dapat terjadi selama dan setelah penyapihan. Menurut Sara Chana, konsultan laktasi menyatakan bahwa ketika ibu berhenti menyusui, ia akan merasa percaya diri dan bukan merasakan kesedihan atau perasaan menyerah karena tidak berdaya. Dengan begitu, depresi secara signifikan berkurang. Perubahan emosional yang tak terduga seringkali dapat menyerang ibu yang berhenti menyusui karena sakit, ketidaknyamanan saat menyusui, atau disarankan medis untuk menghentikan proses menyusui.
Ibu atau anak yang memulai penyapihan?
Depresi biasanya terjadi pada ibu yang tidak siap melakukan penyapihan. Kurang mungkin jika ibu mengalami depresi disebabkan karena anak yang memulai penyapihan atau anak dipaksa berhenti menyusui. Ada kalanya ibu merasakan sakitnya menyusui.
Terkadang ibu kewalahan ketika harus memompa saat malam hari atau jadwal yang tidak teratur. Seharusnya ibu menjadwalkan kapan waktu yang tepat untuk memberikan susu botol kepada anaknya. Jangan selalu mengingat pengalaman buruk ketika menyusui karena itu akan membuat Anda semakin depresi.
Bagaimana cara menghindari depresi pasca menyapih?
Walaupun Anda siap melakukan penyapihan, depresi masih bisa terjadi karena lonjakan hormon oksitosin yang berasal dari ASI yang tak lagi diminum oleh bayi. Tak perlu khawatir, untuk mendapatkan oksitosin selain dari ASI, Anda dapat mendapatkannya dengan cara pijat, berolahraga, atau berhubungan intim dengan pasangan Anda.
Beberapa ibu yang menyusui mungkin percaya ikatan mereka dengan anaknya terikat secara eksklusif ketika menyusui. Bagaimana jika ibu berhenti menyusui? Anda dapat menjaga hubungan dengan anak dengan cara mengadakan kegiatan berkelanjutan, seperti membaca buku bersama, mandi, atau hanya dengan berpelukan.
Anda telah menghabiskan waktu berharga dengan bayi Anda ketika menyusui. Namun, peran Anda sebagai seorang ibu tidak berkurang setelah penyapihan. Justru setelah menyapih, Anda lebih leluasa bermain bersama anak Anda.
Mengapa penyapihan dapat menyebabkan depresi?
Banyak ibu yang merasa depresi saat menyusui, namun mereka tidak menyadari bahwa depresi juga dapat terjadi selama dan setelah penyapihan. Menurut Sara Chana, konsultan laktasi menyatakan bahwa ketika ibu berhenti menyusui, ia akan merasa percaya diri dan bukan merasakan kesedihan atau perasaan menyerah karena tidak berdaya. Dengan begitu, depresi secara signifikan berkurang. Perubahan emosional yang tak terduga seringkali dapat menyerang ibu yang berhenti menyusui karena sakit, ketidaknyamanan saat menyusui, atau disarankan medis untuk menghentikan proses menyusui.
Ibu atau anak yang memulai penyapihan?
Depresi biasanya terjadi pada ibu yang tidak siap melakukan penyapihan. Kurang mungkin jika ibu mengalami depresi disebabkan karena anak yang memulai penyapihan atau anak dipaksa berhenti menyusui. Ada kalanya ibu merasakan sakitnya menyusui.
Terkadang ibu kewalahan ketika harus memompa saat malam hari atau jadwal yang tidak teratur. Seharusnya ibu menjadwalkan kapan waktu yang tepat untuk memberikan susu botol kepada anaknya. Jangan selalu mengingat pengalaman buruk ketika menyusui karena itu akan membuat Anda semakin depresi.
Bagaimana cara menghindari depresi pasca menyapih?
Walaupun Anda siap melakukan penyapihan, depresi masih bisa terjadi karena lonjakan hormon oksitosin yang berasal dari ASI yang tak lagi diminum oleh bayi. Tak perlu khawatir, untuk mendapatkan oksitosin selain dari ASI, Anda dapat mendapatkannya dengan cara pijat, berolahraga, atau berhubungan intim dengan pasangan Anda.
Beberapa ibu yang menyusui mungkin percaya ikatan mereka dengan anaknya terikat secara eksklusif ketika menyusui. Bagaimana jika ibu berhenti menyusui? Anda dapat menjaga hubungan dengan anak dengan cara mengadakan kegiatan berkelanjutan, seperti membaca buku bersama, mandi, atau hanya dengan berpelukan.
Anda telah menghabiskan waktu berharga dengan bayi Anda ketika menyusui. Namun, peran Anda sebagai seorang ibu tidak berkurang setelah penyapihan. Justru setelah menyapih, Anda lebih leluasa bermain bersama anak Anda.
0 comments:
Post a Comment