Seorang ibu yang hendak menyapih harus paham bahwa dirinya
akan menerima konsekuensi dari penyapihan. Beberapa efek samping
penyapihan dapat bersifat psikologi dan fisik. Untuk memahami beberapa
efek samping yang ditimbulkan, sebaiknya Anda mempelajari tanda-tanda
atau cara mengatasi konsekuensi tersebut.
Efek samping yang bersifat fisik biasanya terjadi pada payudara Anda.
Berhenti menyusui mengakibatkan pembengkakan di dalam jaringan payudara.
Hal ini disebabkan karena tubuh Anda terus menghasilkan ASI untuk si
kecil. Anda dapat memompa ASI untuk mengurangi pembengkakan. Namun, hal
ini tak terlalu efektif karena tubuh Anda akan menghasilkan lebih banyak
ASI. Efek pembengkakan hanya terjadi beberapa hari saja, tetapi jika
itu berlangsung lebih dari dua minggu, sebaiknya Anda berkonsultasi pada
dokter.
Efek lain dari penyapihan adalah depresi. Beberapa ibu mengaku bahwa dirinya mengalami stres saat menyapih.
Faktor utama penyebab depresi adalah perubahan hormon dan perubahan
tingkat kedekatan anak dan ibu. Perubahan ini bisa sangat berat
dirasakan oleh keluarga terutama ibu dan tidak terdapat tanda-tanda yang
pasti mengenai depresi.
Depresi juga berdampak pada pola tidur ibu. Perubahan hormon yang
dirasakan akan membuat Anda mengalami insomnia. Anda harus mempersiapkan
penyapihan sematang mungkin dan lakukan dengan santai. Untuk mengurangi
depresi, Anda dapat berhenti menyusui secara bertahap. Misalnya, hanya
menyusui pada malam hari saja. Dengan begitu, tubuh Anda akan
menyesuaikan diri dengan perubahan hormon dan lebih memahami perubahan
ikatan batin dengan si kecil.
Apabila Anda belum siap untuk mulai menyapih,
Anda harus bertahan sampai diri sendiri dan si kecil siap untuk
berhenti menyusui. Jangan paksakan anak Anda untuk berhenti minum ASI
dan menggantinya dengan susu botol karena akan menyebabkan si kecil
mengalami tekanan. Diskusikan keluhan-keluhan dalam penyapihan dengan
dokter atau ahli kesehatan lain karena mereka akan memberikan saran
untuk mengatasi masalah Anda.
0 comments:
Post a Comment