Tuesday, November 20, 2012

Belajar Menjadi Entrepreneurship Muda (Langkah-langkah Sukses Khadijah)



Belajar Menjadi Entrepreneurship Muda
(Langkah-langkah Sukses Khadijah)

Pemuda merupakan kelompok masyarakat yang memiliki peranan penting dalam pembangunan serta memiliki nilai dan posisi strategis dalam masyarakat. Begitu pula dalam pembangunan perekonomian Negara. Melihat perkembangan perekonomian global yang sekarang sedang mengalami krisis pastinya akan berdampak pada perekonomian Indonesia. Jika kita melihat peran pemuda dalam pembangunan perekonomian Indonesia sangatlah kurang, ini bisa dibuktikan dari jumlah pengangguran tingkat sarjana di Indonesia terus meningkat, pada tahun 2007, jumlahnya sekitar 740.000, dan awal tahun 2009 bertambah mendekati angka satu juta atau lebih dari 900.000 sarjana yang menganggur (Suara Pembaruan, 2009).1
Menurut McClelland Suatu negara bisa menjadi makmur bila ada entrepreneur (pengusaha) sedikitnya 2% dari jumlah penduduknya.2 Namun jumlah entrepreneur Indonesia sampai dengan Juni 2011 hanya 0,24% dari jumlah populasi keseluruhan.3 Jadi negara kita ini masih jauh dari angka kemakmuran. Jika dibandingkan dengan Negara-negara tetangga Indonesia masih tertinggal jauh. Persentase penduduk Singapura yang berwirausaha mencapai 7,2 %, Malaysia 2,1 %, Thailand 4,1%, Korea Selatan 4%, China dan Jepang mencapai 10%, sedangkan yang tertinggi adalah Amerika Serikat sebesar 11,5-12%.4 Alhasil, kebanyakan penduduk Indonesia mengandalkan perusahaan-perusahaan besar baik bertaraf  multinasional maupun internasional yang kebanyakan dari perusahaan-perushaan tersebut adalah milik orang asing yang memanfaatkan Indonesia sebagai ladang usaha yang menguntungkan mereka atau mengejar-ngejar status sebagai PNS yang gajinya tetap. Selain itu, karena kurangnya lapangan pekerjaan di Indonesia banyak warga yang lebih memelih untuk pergi ke luar negeri, alias menjadi TKI/TKW, untuk mengais rezeki  yang notabene gajinya lebih besar dibanding  kerja di Negara sendiri.
Indonesia pada hakikatnya mempunyai kekayaan alam yang luar biasa. Mulai dari barang pertanian dan kehutanan, barang tambang, hasil laut dan lain sebagaianya yang bisa menjadi komiditi untuk dikembangkan manjadi sumber perekonomian Negara. Sebagai generasi muda yang sekaligus menjadi motor penggerak perubahan bangsa mempunyai suatu keharusan untuk berfikir kritis dan inovatif agar Negara ini bangkit dari keterpurukan. Menjadi entrepreneur muda bisa menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan potensi perekonomian bangsa. Meskipun pemuda Indonesia mempunyai potensi yang berbeda-beda, namun menurut penulis yang kebetulan adalah seorang mahasiswi keperawatan, semua orang bisa menjdai entrepreneur karena pada hakikatnya entrepreneurship bukan hanya sebagai pedagang tetapi bagaimana seseorang mengubah barang yang tidak ada nilainya menjadi suatu barang yang bernilai tinggi, bahkan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa pernah mengungkapkan bahwa Wira usaha (entrepreneur) itu mengacu pada karakter orang yang selalu ingin mengembangkan nilai tambah dari apa pun, jadi tidak berarti dia harus pengusaha.5 Seperti contoh dosen sekaligus Dekan di Fakultas penulis belajar adalah seorang perawat yang menekuni kasus pasien HIV/AIDS, melihat semakin banyaknya pasien penderita HIV/AIDS dengan segala permasalahanya, beliau membuka usaha sejenis bordir dan sulam kerudung dengan memanfaatkan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) sebagai tenaga kerjanya. Usaha ini terus berkembang yang sekaligus bisa berpotensi membuka peluang ODHA untuk mandiri. Itulah bukti bahwa semua bisa memanfaatkan potensi lingkungan disekitarnya untuk dikembangkan sebagai sesuatu yang bernilai ekonomi.
Menjadi entrepreneur  tidak menghalangi seseorang untuk berkiprah didunia keprofesian yang ditekuni sebelumnya bahkan menjadi entrepreneur juga  bisa tercetus dari profesi yang telah ditekuni, seperti contoh yang dituliskan di atas. Untuk menjadi entrepreneur pemula yang sukses sebaiknya mempunyai rujukan atau role model yang bisa ditiru, baik dari segi strategi, negosiasi, komunikasi, muapun pengembangan diri. Sebagai muslim, penulis mencotohkan langkah-langkah meraih sukses menjadi entrepreneur  dari seorang tokoh di dunia Islam, yaitu seorang muslimah (muslim perempuan) yang sukses mengelola bisnisnya tanpa melupakan kewajibanya sebagai seorang istri Rasul, serta ibu dari putara-putri Rasul, tokoh tersebut ialah Khadijah. Ia memiliki nama lengkap Kadijah binti Khuwailid  ibn Asad Abdil ‘Uzza ibn Qushay. Khadijah adalah janda kaya raya yang mengagumi kepribadian Rasulullah yang saat itu berstatus sebagai karyawanya yang akhirnya menikah dan memiliki 6 putra-putri. Khadijah memang terlahir dari keluarga bangsawan Quraisy. Ia besar di kalangan keluarga yang memiliki pencarian hidup sebagai pedagang besar. Ia juga mendapatkan warisan dari harta dua suaminya yang telah wafat. Namun, semua kekayaan tersebut tidak membuat seoarang khadijah hanya duduk santai menikmati kekayaan. Sebaliknya, Khadijah begitu ulet dalam berbisnis, sehingga namanya diperhitungkan pada zamanya sebagai pengusaha sukses.6 Meneladani Khadijah sebagai pebisnis, ternyata bukan hanya berorientasi pada prestasi duniawi saja, tetapi juga berorientasi untuk meraih prestasi di akhirat. Berikut adalah langkah-langkah Khadijah meraih kesukesan yang dikutip dari buku “Belajar Bisnis kepada Khadijah” karangan Azti Arlina.
Memanfaatkan Modal
Menilik pada keluarga Khadijah yang kaya, sangat jelas bahwa Khadijah memiliki modal untuk berbisnis, baik dari segi dukungan keluarga, lingkungan, lokasi yang startegis (Makkah), modal harta, dan tekad yang kuat. Namun, Khadijah bukan seorang perempuan yang senang berfoya-foya, terbukti bahwa Khadijah mampu memanfaatkan modal yang ada tersebut dan bergerak gesit mengambil semua kesempatan yang ada.
  1. Mengubah mindset tentang pengertian modal
Modal bukan hanya berbentuk nominal uang, melainkan bisa berbentuk banyak hal. Tekad, kemauan, ide cemerlang, keberanian, komunikasi, teman-teman, skill, semuanya bisa menjadi modal bisnis.
  1. Bermental wirausaha
Salah satu contoh sikap kewirausahaan Khadijah dalam berbisnis bisa dilihat dari bagaimana ia menjual barang daganganaya, dengan memperkerjakan tenaga-tenaga ahli dan membayarnya dengan system bagi hasil yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Khadijah memang seorang yang professional, demi memperlancar usahanya ia tidak punya rasa takut dan tidak enak untuk memperkerjakan dan memperlakukan karyawanya laki-lakinya. Bahkan, dalam merekrut karyawan pun tidak asal dan melalui berbagai proses; seleksi, pengamatan, pengontrolan, bahkan teknik wawncara yang seperti dilakukan pada zaman sekarang. selain itu, mental yang harus dimiliki seorang entrepreneur adalah berani. Berani membuat visi, membuat keputusan, dan berbuat suatu tindakan. Keberanian ini sangat penting karena bisnis adalah kenyataan tentang bagaimana merencakan kesuksesan, mengelola, dan mengurangi sebuah resiko.
Tanggap Melihat peluang
            Pada dasarnya berbisnis adalah kegiatan memenuhi kebutuhan pasar. Kejelian sangat dibutuhkan dalam hal ini karena dengan kejelian semua kesempatan bisa dijadikan peluang. Begitu pula dengan Khadijah, ia jeli dalam melihat peluang yang ada di kota tempat tinggalnya, Makkah. Makkah adalah tempat yang strategis dan ramai setiap tahunya oleh jutaan umat Islam yang beribadah ke Ka’bah, maka dari itu Khadijah bersama dengan Penduduk Makkah lain memanfaatkan kesempatan tersebut untuk berdagang, selain berdagang Khadijah juga menginvestasikan hartanya dalam perdagangan lintas daerah. Selain tanggap melihat peluang, Khadijah adalah perempuan yang berani bertindak sehingga ketika teori sudah dipahami dan ide sudah dipikirkan, Khadijah memberanikan diri untuk mengambil peluang-peluang tersebut dengan sigap dengan segala tantangan dan resikonya.
Menjalin Mitra dan Merekrut karyawan
Mitra disini maksudnya adalah orang yang pernah ditugasi Khadijah dalam urusan barang daganganya, dan mendapatkan bagi hasil dari keuntungan yang diperolehnya. Kualifikasi Khadijah tentang mitra bisnis saat itu sangat sederhana, yaitu kejujuran, tanggung jawab, dan sikap dapat dipercaya (amanah). Perekrutan karyawan yang dilakukan oleh Khadijah pada saat itu sudah menyerupai hal-hal standar untuk perekrutan karyawan, di antaranya adalah wawancara. Bahkan Nabi Muhammad yang menjadi karyawanya karena terkenal dengan kejujuran, besarnya tanggung jawab, dan kemuliaan akhlaknya, masih melewati tahapan wawancara. Hal tersebut semakin menunjukkan bahwa Khadijah memang sangat professional dalam memilih mitra bisnis dan karyawan, bukan hanya melihat dari kapasitas intelektualnya saja tetapi juga mengutamakan akhlak yang mulia.
Mengelola Perusahaan dengan Baik
Mengelola sebuah bisnis tidak harus diri sendiri yang menjalankan tetapi bisa didelegasikan kepada karyawan atau mitra bisnis yang sudah dipercaya, tentunya sesuai dengan system dan strategi yang sudah dibuat. Khadijah mempunyai system yang membuat ia tidak harus melakukan semuanya sendiri, yakni dengan mempekerjakan anak buahnya berdagang lintas daerah, dengan kesepakatan bagi hasil. Selain itu, ia juga menanamkan saham di beberapa bisnis lainya yang ia lihat memiliki prospek yang bagus. Hal itulah yang membuat Khadijah sukses.
Letak dan Iklim Usaha
Sebagaiman yang telah dijelaskan di atas, Khadijah memiliki modal lingkungan yang mendukung juga letak kota strategi, serta iklim usaha yang kondusif. Makkah adalah kota yang ramai dan subur serta mempunyai stbilitas keamanan. Jadi menjadi pertimbangan penting untuk memilih kota atau tempat yang potential, strategis, dan kondusif untuk berbisnis agar bisnis bisa tumbuh berkembang dan berjalan dengan lancar.
 semoga bermanfaat...^^
DAFTAR PUSTAKA
1 Anonim. 2009. Pengangguran Intelektual Bertambah 20 Persen Per Tahun. Di akses dari http://www.atmajaya.ac.id/content.asp?f=0&id=5217 tanggal 2 desember 2011.
2 Budiwiyono. 2009. Suatu negara akan makmur bila jumlah entrepreneur minimum 2% dari jumlah penduduk. Diakses dari http://budiwiyono.com/2009/12/24/suatu-negara-akan-makmur-bila-jumlah-entrepreneur-minimum-2-dari-jumlah-penduduk/ tanggal 2 desember 2011.
3 Anonim. 2011. Indonesia Berpeluang Maju dalam Entrepreneurship. Diakses dari http://www.ciputraentrepreneurship.com/berita/berita-ce/9013-indonesia-berpeluang-maju-dalam-entrepreneurship.html  tanggal 2 desember 2011.
4 Pramudya, Hendra. 2011. Modal Ventura, Bank, dan Entrepreneur di Indonesia. Diakses dari http://www.republika.co.id/berita/jurnalisme-warga/wacana/11/07/26/loy0vc-modal-ventura-bank-dan-entrepreneur-di-indonesia tanggal 2 desember 2011.
5 Fathoni, Riza. 2001. UMKM Capai 51,3 Juta Jumlah Entrepreneur Hanya 0,18 Persen. Diakses dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/01/26/13375892/Jumlah.Entrepreneur.Hanya.0.18.Persen tanggal 2 desember 2011.
6 Arlina. Azti. 2010. Belajar Bisnis kepada Khadijah: Menyelami Kiat-Kiat Sukses Entrepreneurship dari Sang Istri Rasulullah Saw. Bandung: Penerbit Mizania.

0 comments:

Post a Comment

Template by:

Free Blog Templates