Terus Belajar dan Open
MindedDunia berubah dengan sangat cepat, dan banyak hal diganti oleh
sesuatu yang sama sekali baru. Sekedar ilustrasi, teknologi video tape yang
dikembangkan hampir 100 tahun sempat merajai pasar selama beberapa tahun, tetapi
begitu keluar teknologi VCD dalam empat tahun video tape punah. Pager sempat
merajalela sebelum tahun 1990, tetapi sekarang sudah punah. Perubahan
pemerintahan yang diikuti oleh perubahan peraturan pemerintah, perubahan
struktur sosial, perubahan tren, perubahan teknologi, perubahan peta persaingan,
banyak menghilangkan bisnis tertentu. Karyawan kena imbas yang parah. Ratusan
ribu jenis pekerjaan lebih mengandalkan mesin, komputer dan teknologi daripada
ketrampilan otak dan tangan manusia, sehingga semakin banyak bidang usaha yang
semakin sedikit memerlukan tenaga manusia. Akibatnya banyak orang yang tidak
bisa bekerja dan menjadi pengangguran. Perubahan ini menegaskan suatu keadaan
yang menakutkan: tidak ada pekerjaan yang aman.
Di tengah arus perubahan deras seperti itu, untuk dapat bertahan hidup saja diperlukan upaya keras untuk selalu belajar dan memiliki pikiran terbuka (open minded), apalagi untuk kaya raya dan berjaya. Untuk itu, kita lebih banyak dituntut untuk terus belajar dan membuka pikiran terhadap apa yang terjadi di dunia. Kita dituntut untuk belajar dari yang terbaik di dunia. Dan ketika zaman berubah, kita harus terus belajar agar mampu berubah, mengikuti atau bahkan memimpin kemajuan zaman.
Untuk itu, ada beberapa cara belajar:
Pertama, belajar dari pengalaman. Belajar dari pengalaman adalah prose belajar yang paling berkesan. Kita akan jauh lebih ingat kalau kita mengalami.
Kedua, belajar melalui proses menganalisis, berpikir dan menyimpulkan. Kalau hanya mengandalkan pengalaman, orang tidak akan pernah sampai ke bulan. Untuk sesuatu yang sama sekali baru, diperlukan proses lain. Dalam hal yang sama sekali baru ini, proses berpikir dimulai dengan membandingkan sesuatu hal yang kita terima dengan panca indera kita dengan sesuatu yang sudah ada di otak kita. Kemudian proses kedua kita akan bertanya apa artinya hal ini. Kemudian otak akan menyimpulkan apa yang akan dilakukan.
Ketiga, belajar secara langsung dari mentor atau pembimbing. Ini adalah cara yang paling cepat dan paling mudah. Saran saya:
* 80% waktu belajar kita harus kita pakai untuk belajar dari orang yang terbaik di bidang yang hendak kita pelajari, baik melalui seminar, workshop, bimbingan secara formal, atau informal, secara pertemanan.
* 20% waktu yang kita alokasikan untuk belajar kita pakai untuk belajar dari siapa pun termasuk dari orang yang gagal.
* 80% waktu yang kita alokasikan untuk belajar harus kita pakai untuk mempelajari bidang dimana kita ingin sukses. (Bayangkan, bila kita belajar setiap hari 2 jam mengenai sebuah bidang dalam waktu 2 tahun, kita akan menjadi master dalam bidang tersebut, dan dalam 5 tahun kita akan menjadi ahli setingkat doktor dalam bidang tersebut).
* 20% waktu yang kita alokasikan untuk belajar harus kita pakai untuk mempelajari bidang apapun, termasuk bidang yang tidak kita sukai, untuk membuka pikiran kita.
Cara keempat, belajar secara tidak langsung dari buku, kaset, internet, dan lain sebagainya. Ini adalah cara belajar yang membuat kita mendapatkan paling banyak. Pengarang buku yang bermutu rata-rata sudah berumur antara 30-50 tahun waktu menulis bukunya. Waktu menulis, pengalamannya yang sudah sekian puluh tahun itu ikut mewarnai tulisannya. Misal kita anggap rata-rata orang mengarang buku berumur 35 tahun. Itu berarti bahwa satu buku senilai dengan 35 tahun pengalaman orang. Ketika kita membaca 1000 buku, pemelajaran kita setara dengan nilai 35.000 tahun pengalaman orang.
Setiap orang memiliki gaya belajar sendiri yang paling efektif. Kita sudah mendengar berkali-kali, bahwa pikiran itu ibarat parasut. Dia akan berguna bagi kita kalau terbuka. Buka pikiran Anda dengan mendengarkan pengalaman orang sukses yang bisa Anda peroleh dengan cra ikut seminar, mendengarkan rekamannya, membaca buku-bukunya, dan bergaul dengan mereka. Dan apabila kita ingin belajar sampai ahli terhadap sesuatu bidang gunakan jurus :
* Belajar dari yang terbaik
* Larut sepenuhnya
* Lakukan pengulangan dengan ada jeda
Di tengah arus perubahan deras seperti itu, untuk dapat bertahan hidup saja diperlukan upaya keras untuk selalu belajar dan memiliki pikiran terbuka (open minded), apalagi untuk kaya raya dan berjaya. Untuk itu, kita lebih banyak dituntut untuk terus belajar dan membuka pikiran terhadap apa yang terjadi di dunia. Kita dituntut untuk belajar dari yang terbaik di dunia. Dan ketika zaman berubah, kita harus terus belajar agar mampu berubah, mengikuti atau bahkan memimpin kemajuan zaman.
Untuk itu, ada beberapa cara belajar:
Pertama, belajar dari pengalaman. Belajar dari pengalaman adalah prose belajar yang paling berkesan. Kita akan jauh lebih ingat kalau kita mengalami.
Kedua, belajar melalui proses menganalisis, berpikir dan menyimpulkan. Kalau hanya mengandalkan pengalaman, orang tidak akan pernah sampai ke bulan. Untuk sesuatu yang sama sekali baru, diperlukan proses lain. Dalam hal yang sama sekali baru ini, proses berpikir dimulai dengan membandingkan sesuatu hal yang kita terima dengan panca indera kita dengan sesuatu yang sudah ada di otak kita. Kemudian proses kedua kita akan bertanya apa artinya hal ini. Kemudian otak akan menyimpulkan apa yang akan dilakukan.
Ketiga, belajar secara langsung dari mentor atau pembimbing. Ini adalah cara yang paling cepat dan paling mudah. Saran saya:
* 80% waktu belajar kita harus kita pakai untuk belajar dari orang yang terbaik di bidang yang hendak kita pelajari, baik melalui seminar, workshop, bimbingan secara formal, atau informal, secara pertemanan.
* 20% waktu yang kita alokasikan untuk belajar kita pakai untuk belajar dari siapa pun termasuk dari orang yang gagal.
* 80% waktu yang kita alokasikan untuk belajar harus kita pakai untuk mempelajari bidang dimana kita ingin sukses. (Bayangkan, bila kita belajar setiap hari 2 jam mengenai sebuah bidang dalam waktu 2 tahun, kita akan menjadi master dalam bidang tersebut, dan dalam 5 tahun kita akan menjadi ahli setingkat doktor dalam bidang tersebut).
* 20% waktu yang kita alokasikan untuk belajar harus kita pakai untuk mempelajari bidang apapun, termasuk bidang yang tidak kita sukai, untuk membuka pikiran kita.
Cara keempat, belajar secara tidak langsung dari buku, kaset, internet, dan lain sebagainya. Ini adalah cara belajar yang membuat kita mendapatkan paling banyak. Pengarang buku yang bermutu rata-rata sudah berumur antara 30-50 tahun waktu menulis bukunya. Waktu menulis, pengalamannya yang sudah sekian puluh tahun itu ikut mewarnai tulisannya. Misal kita anggap rata-rata orang mengarang buku berumur 35 tahun. Itu berarti bahwa satu buku senilai dengan 35 tahun pengalaman orang. Ketika kita membaca 1000 buku, pemelajaran kita setara dengan nilai 35.000 tahun pengalaman orang.
Setiap orang memiliki gaya belajar sendiri yang paling efektif. Kita sudah mendengar berkali-kali, bahwa pikiran itu ibarat parasut. Dia akan berguna bagi kita kalau terbuka. Buka pikiran Anda dengan mendengarkan pengalaman orang sukses yang bisa Anda peroleh dengan cra ikut seminar, mendengarkan rekamannya, membaca buku-bukunya, dan bergaul dengan mereka. Dan apabila kita ingin belajar sampai ahli terhadap sesuatu bidang gunakan jurus :
* Belajar dari yang terbaik
* Larut sepenuhnya
* Lakukan pengulangan dengan ada jeda
0 comments:
Post a Comment