Saturday, December 29, 2012

Cara Memilih Kayu

 



Anda pasti kesal ketika memilih lemari kayu (Wood Furniture) kemudian pintunya sulit dibuka, padahal belum genap sebulan anda membelinya. Nah, itu tadi hanya satu keluhan yang lazim kita jumpai, selain itu masih sering kita jumpai lapisan cat mengelupas, retak-retak, bengkok, melengkung, patah, berjamur, dan sebagainya. Anda tentu tidak ingin hal ini terjadi lagi pada anda bukan?
Sebenarnya penyebab dari semua keluhan adalah kualitas bahan mentah (Wood Furniture) sebelum dibentuk menjadi bermacam-macam barang. Momok tersebut seringkali karena proses pengeringan yang tidak sempurna. Karena banyaknya permintaan, akhirnya pengrajin hanya menggunakan bahan kayu (Wooden Furniture ) yang baru diangin-anginkan 1-3 bulan saja. Padahal untuk pengeringan alami yang baik, para pengrajin jaman dulu mengeringkan kayu dalam hitungan tahun.
Dengan kadar air yang masih tinggi, tentu saja kemungkinan untuk retak, pecah, dan melengkung menjadi besar bukan? Selain itu sering juga kualitas bahan ditentukan dari umur tebang. Semakin muda umurnya, tentu saja semakin banyak serat muda (gubal) yang terkandung dalam bahan. Bagian gubal seringkali menjadi serangan empuk bagi serangga bubuk dan rayap. Anda dapat mengenali gubal dengan mengamati warna serat putih pada furnitur. Apabila semakin banyak warna putih mendominasi dibandingkan warna coklat, maka umur furniturpun (Wooden Furniture )tidak akan panjang dan tidak jarang anda mendapati beberapa bagian melengkung atau retak
Ada beberapa tips sebelum anda membeli furnitur (All Wooden Furniture) dari kayu. Langkah pertama adalah mengamati harganya (Furniture Jepara). Semakin miring harga padahal kayu yang ditawarkan adalah jati, anda harus curiga karena kayu yang digunakan kemungkinan besar tidak mengalami proses pengeringan dengan oven. Apabila anda menghendaki kualitas (Wood Furniture Wholesale), carilah harga furnitur dengan harga yang wajar dengan membandingkan antar toko (Wood Furniture Store).
Langkah kedua adalah dengan mengamati prosentase gubal pada furnitur. Sebaiknya pilihlah kayu tanpa gubal atau apabila dompet anda tidak tebal, pilihlah dengan rasio 60 kayu tua : 40 gubal. Anda dapat melakukannya dengan memperhatikan beberapa bagian kayu secara sepintas. Apabila telah terlatih, anda dapat dengan segera menakar kualitas furnitur yang ditawarkan (All Wooden Furniture).
Langkah ketiga dilakukan apabila anda masih tetap memilih bahan jati sebagai bahan furnitur favorit. Sebaiknya anda memilih serat kayu yang lurus. Hindari mata kayu yang terlalu banyak karena meskipun si penjual berkilah bahwa furnitur (Furniture Wholesale) jadi lebih ?nyeni?, namun apabila kering mata kayu dapat meninggalkan lubang yang cukup mengganggu.
Apabila furnitur ditawarkan dalam harga miring, hindari memilih sambungan papan pada bidang yang lebar. Biasanya apabila musim berubah, sambungan akan meninggalkan garis menganga yang cukup lebar. Hal ini masih diperburuk lagi dengan bekas dempul yang pecah. Masih lebih baik apabila anda memilih furnitur ?tanpa sambungan? atau dengan kata lain si pengrajin memang sengaja hanya menyejajarkan bidang papan dengan memberi jarak seperlunya untuk menghindari efek kembang susut kayu.
Yang lebih penting lagi adalah usahakan untuk membeli furnitur di toko (Furniture Store) kepercayaan anda. Apabila reputasi toko (Furniture Store) ini baik, tentu saja si pemilik (Wood Furniture Store) tidak akan meresikokan dirinya terkena komplain dari pelanggannya bukan? Nah, mudah-mudahan setelah membaca artikel ini anda tidak salah lagi memilih furnitur kayu.

0 comments:

Post a Comment

Template by:

Free Blog Templates