Banyak
diantara kita yang ingin bekerja pada perusahaan orang lain, sebagai
karyawan. Apakah itu sebagai karyawan perusahaan swasta maupun pegawai
negeri. Saya kira alasannya, kita tentu sudah tahu semua, yaitu sebagai
karyawan yang dibutuhkan adalah keamanan. Setiap bulan ada kepastian
terima gaji. Setelah itu dapat pensiun.
Mengapa
tidak tertarik untuk menjadi Entrepreneur. Saya kira, hal itu karena di
antara kita banyak yang tidak siap menghadapi resiko atau lebih tepat
disebut suka menjauh dari resiko. Sehingga, tidak mengherankan, banyak
di antara kita yang kemudian takut untuk menjadi Entrepreneur.
Oleh
karena inginnya aman-aman saja, saya kira itu sebabnya mengapa yang
sudah jadi karyawan pun sulit untuk merubah menjadi Entrepreneur. Oleh
karena itu, saya mengajak bagaimana kalau kita menjadi Entrepreneur.
Menurut saya. Kita punya tekad besar, tak mustahil hal itu akan
terwujud. Saya yakin, kita akan lebih bangga, karena kita akhirnya punya
banyak karyawan, dan bisa menggaji mereka, cobalah kita jalani.
Pemikiran
saya ini memang beda dengan saat kita sekolah dulu. Dimana setelah kita
lulus nanti, mencari kerja, lalu bekerja keras, dan terus mendapatkan
uang. Setelah uang itu kita raih, uang itu kita tabung. Jadinya, kita
tak pernah belajar bagaimana untuk berani membuka usaha. Tapi
sebaliknya, kita justru lebih diajarkan bagaimana kita bisa mencari
pekerjaan pada perusahaan orang lain atau istilah lain, menggantungkan
nasib kita pada orang lain. Akhirnya apa yang terjadi, kalau dia terkena
PHK. Akibatnya, merekapun menganggur.
Saya
justru berpendapat, bahwa sistem pendidikan kita semestinya tidak
seperti itu. Tapi sebaliknya, sistem pendidikan kita seharusnya
mengajarkan bagaimana kita bisa mandiri. Oleh karena itulah, menurut
saya, di era otonomi sekarang ini tak ada salahnya kalau kita membangun
mental dan emosi kita. Kita harus pula selalu punya keberanian mengambil
resiko. Kita tidak seharusnya takut membuat kesalahan, dan kita tidak
seharusnya takut untuk gagal. Saya yakin, dengan begitu kita akan lebih
punya keberanian membuka usaha.
Bahkan, menurut Robert Kiyosaki, penulis best seller ”Rich Dad Poor Dad”,
agar kita bisa menjadi pengusaha, maka kita harus punya mimpi. Kita
harus punya tekad besar, kemauan untuk belajar, dan punya kemampuan
menggunakan dengan benar asset kita yang tak lain merupakan pemberian
Tuhan.
Itu
sebabnya, mengapa banyak orang di sekitar kita yang tidak terkait untuk
memiliki bisnis sendiri. Jawabannya, dapat disimpulkan dalam satu kata:
Resiko. Yah, takut menghadapi risiko. Sehingga, mental dan emosi kita
hanya ingin aman-aman saja.
Oleh
karena itu, kenapa kita tidak mau mencoba menjadi pengusaha. Kalau kita
punya mimpi dan tekad besar, saya berkeyakinan, kita bisa menjadi
entrepreneur. Apalagi, kalau kita mau mengubah mental dan emosi kita
yang selama ini inginnya selalu menjadi karyawan. Mental dan emosi untuk
selalu aman menerima gaji, seharusnya kita ubah menjadi mental dan
emosi untuk bisa memberi gaji. Anda berani mencoba?
0 comments:
Post a Comment