Friday, January 18, 2013

BAGAIMANA CARA MEMULAI USAHA SARANG BURUNG WALET?





Menangguk Miliaran Rupiah dari Sarang Burung Walet
Suhendra – detikFinance

Sarang burung walet (Foto: Suhendra)
Pandeglang – Kawasan Ujung Kulon atau wilayah Banten Barat diam-diam menyimpan potensi bisnis yang bernilai tinggi. Di kawasan ini banyak ditemukan usaha rumah sarang burung walet yang sudah berlangsung belasan tahun lalu.
Burung walet terkenal dengan sarangnya yang bernilai ekonomis tinggi, sehingga tak mengherankan banyak investor yang membenamkan investasi di bidang rumah sarang burung walet. Beberapa tempat seperti Sumur, Citeurep, Cibaliung, Cikeusik dan lain-lain banyak ditemukan usaha rumah sarang burung walet.
Berdasarkan penelusuran detikFinance di kawasan Sumur Ujung Kulon, Pendegelang setidaknya ada 6 rumah sebagai usaha sarang burung welet. Pemiliknya umumnya berasal dari investor asal Jakarta.
Rouf salah seorang warga Sumur yang bekerja  bertugas menjaga dan merawat salah satu rumah burung walet milik investor asal Jakarta, menuturkan bisnis sarang burung walet sangat menjanjikan dan memiliki banyak tantangan. Selain harus memiliki modal besar hingga ratusan juta rupiah, si investor harus pandai mengelola rumah walet agar tetap betah dihuni oleh walet.
Namun jika sudah berhasil menjalankan bisnis ini, uang ratusan  juta hingga miliaran rupiah bisa hinggap dengan mudahnya ditangan. Maklum saja dengan harga sarang burung walet Rp 27-30 Juta per kg (200 sarang),  dengan produksi 5-6 kg sarang walet setiap bulannya sudah terbayang berapa pendapatan yang bisa diperoleh.
Ia menjelaskan sebagai langkah awal investor harus mencari rumah yang sudah dihuni walet atau membangun baru minimal  dengan tinggi  rumah 4 lantai (minimal 20 m x 35 m). Bagi gedung baru, tantangannya adalah bagaimana mengundang walet untuk bersarang di rumah baru.
Rouf menjelaskan biasanya untuk mengundang walet dibutuhkan alat audio atau suara peniru walet yang dipasangkan di rumah, selebihnya dilakukan rangsangan lainnya seperti aroma, kotoran walet, udara lembab dan lain-lain. Jika sudah berhasil, ketika walet sudah betah tinggal, maka dalam waktu setahun sarang burung walet sudah bisa dipanen.
“Di Sumur kalau  bikin rumah walet pasti diisi, tidak ada yang gagal,” kata Rouf sumringah saat ditemui  detikFinance di kediamannya di Desa Sumur Jaya, Ujung Kulon, Pandegelang, akhir pekan lalu.
Ada hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola sarang burung walet, yaitu rumah walet harus bebas dari hama pengganggu walet antaralain tikus, toke dan kecoa. Selain itu gedung harus diberi fentilasi udara dan  dilengkapi 1 hingga 2 pintu keluar masuk walet dengan ukuran 1 m x 15 cm.
Bagi investor yang ingin berspekulasi, jika rumah sudah terisi walet maka nilai jual rumah walet bisa meningkat ratusan persen. Misalnya ia mencontohkan bagi investor telah  menghabiskan modal hingga Rp 1 miliar maka dalam setahun rumah walet  bisa dijual Rp 3-4 miliar.
Dikatakannya selama ini produksi sarang burung walet kawasan Ujung Kulon diekspor ke Singapura dalam bentuk mentah. Padahal kata dia, sarang burung walet yang berasal dari air liur walet itu, akan  lebih menggiurkan lagi jika diolah terlebih dahulu menjadi barang setengah jadi atau barang jadi karena akan memberi nilai tambah lebih besar.
“Kami mengharapkan, kenapa tidak dibuat pabrik pengolahan sarang walet di sini, kan bisa menambah pembukaan lapangan kerja. Jadi tidak perlu ekspor barang mentah lagi,” katanya.
Ia juga mengatakan sebagai orang yang berurusan dengan walet, ia tidak terlalu tahu banyak hasil manfaat burung walet. Namun kata dia secara tradisional burung walet biasa menyembuhkan sakit panas dan pengobatan kulit oleh masyarakat sekitar.
Risiko Sindikat Pencurian Sarang Walet
Mengiurkannya usaha sarang burung walet bukan berarti tanpa risiko, salah satu risiko yang sering mengancam dari usaha ini adalah sindikat pencurian sarang burung walet yang terorganisir rapih. Jika tak hati-hati, potensi keuntungan ratusan juta bisa hilang dalam hanya sekecap.
Menurut Rouf, sindikat para pencuri burung sarang walet, biasanya mengerahkan banyak cara untuk mendapatkan targetnya. Tak jarang para sindikat tersebut main mata dengan petugas penjaga sarang burung walet.
“Dulu saya pernah diajak kerjasama, tapi saya tolak. Mereka (sindikat pencuri)  juga senang kerjasama dengan garong,” katanya.
Untuk menjaga keamanan sarang  burung walet dari tangan-tangan jahil, gedung biasanya hanya dilengkapi satu  lubang pintu besi berukuran kecil untuk keluar masuk penjaga. Pintu dibuat dua lapis untuk memastikan keamanan dengan menggunakan kode akses pintu sehingga sulit bagi pencuri untuk masuk.
Ia menambahkan umumnya para kawanan pencuri sarang burung walet sudah terorganisir dan memiliki jaringan yang kuat. Lagi-lagi diduga bos kawanan pencuri itu berasal dari jaringan di Jakarta, sehingga ancaman bagi investor cukup tinggi.
“Investor yang baik, biasanya dengan masyarakat sekitar sangat dermawan. Setiap tahunnya memberikan bantuan,masyarakat merasa memiliki dan melindungi rumah walet itu,” katanya.
(hen/qom)

Sarang Burung Wallet


Siapa sih yang belum pernah mendengar sarang burung walet? Seperti yang sudah kita ketahui, sarang burung walet yang asli harganya mahal banget. Dan yang sampe sekarang kita ketahui juga kalo harga sarang burung walet itu mahal karena (katanya sih..) burung walet itu suka membuat sarang di gunung – gunung yang tinggi (bahkan di puncak dan ujung tebing..wuih..). Dan untuk mengambil sarang burung walet harus menggunakan pendaki – pendaki yang sudah sangat berpengalaman. Dan mungkin aja sarang burung walet ini merupakan sarang burung yang paling mahal di dunia (sejauh yang kita ketahui). Bayangin aja de..1 ons sarang burung walet yang kurang lebih terdiri dari 10 buah sarang dengan kualitas baik bisa dijual dengan harga 1,4 juta rupiah!! Dan katanya si..orang – orang rela membayar mahal sebab sarang burung walet ini dipercayai mempunyai khasiat mampu menyembuhkan berbagai penyakit, mulai dari kelas ringan sampai kelas berat.
Umumnya, sarang burung walet disajikan dalam bentuk sup. Dan dapat kita temukan di restoran – restoran Cina. Sebenarnya, pengkonsumsian sarang burung walet ini bukanlah hal yang baru. Malah, sudah sejak abad 14, sarang burung ini dimanfaatkan sebagai makanan. Di Cina, sup sarang burung walet (birdnest soup) merupakan makanan favorit para raja dan bangsawan. Dan menurut cerita yang masih beredar sampe sekarang (mitos kali..) kaisar Ming sangat menggemari sup yang satu ini. Mungkin karena cerita atau mitosnya itulah, maka sup sarang burung walet dijadikan simbol makanan yang mewah dan bergengsi dan sangat mahal harganya.
Tetapi, pengkonsumsian sarang burung walet di Indonesia bisa dikatakan tergolong rendah, hampir 90% sarang burung walet diekspor ke luar negri. Pengkonsumsian sarang burung walet inipun masih ada bedanya. Kalo di Singapore dan Malaysia, lebih menyukai sarang burung yang mengandung lumut (moss nest), yang biasanya diambil dari gua – gua karang di tepi pantai. Sehingga warnanya pun tidak sebersih sarang burung walet yang dibudidayakan di atap – atap rumah. Katanya si, rasanya lebih kenyal dan tidak cepat pecah saat dimasak. Sedangkan Cina dan Indonesia lebih menyukai sarang burung yang putih bersih.
Untuk menentukan kualitas dari sarang burung walet, ada syarat – syarat tertentu yang harus dipenuhi, misalnya ketebalan sarang. Seperti yang kita ketahui, sarang burung itu dibuat dari air liur burung walet tersebut. Setiap hari, sepasang walet betina dan jantan bergantian membuat sehelai sarang dengan cara mengoleskan air liur mereka ke dinding gua, dinding tebing, ataupun atap rumah. Ingat..Satu satu hari hanya mengoleskan satu helai sarang aja. Jadi jangan heran, untuk membuat sarang saja dibutuhkan waktu sekitar 33-41 hari. Malah, pada saat musim kemarau, pembuatan sarang bisa lebih lama, sekitar 80 hari.
Kualitas itulah yang menetukan harga atau nilai dari sarang burung walet tersebut. Sarang burung dengan kualitas sempurna yaitu memiliki bentuk seperti mangkuk, dindingnya tebal, kuat dengan tinggi kira – kira 5 cm, serta bersih tidak tercemar kotoran, bisa dijual dengan harga yang cukup tinggi. Sebaliknya, sarang burung yang kualitasnya rendah, yaitu yang serat – seratnya tidak utuh, kotor, serta bentuknya cacat, hanya bisa dijual dengan harga murah.
Terdapat dua jenis sarang burung bila dilihat dari warnanya. Ada sarang burung putih yang seluruhnya terbuat dari air liur burung walet, dan sarang burung hitam, yang terbuat dari campuran air liur dan bulu – bulu burung. Sarang burung walet yang berwarna putih lebih mahal harganya. Sarang burung yang putih bersih, harganya bisa mencapai 14 juta rupiah/kg, sedang yang hitam paling hanya sekitar 1 atau 2 juta/kg. Ada juga, sarang burung yang memiliki serat – serat merah di sarangnya seperti darah. Itu harganya jauh lebih mahal lagi, yaitu sekitar 17 juta/kg.
Khasiat Sarang Walet Mitos atau Fakta
ENTAH dari mana mulanya khasiat sarang burung walet (Collocalia fuciphaga) cukup terkenal di seantero dunia. Sarang burung anggota famili apodiae ini sejak puluhan bahkan mungkin ratusan tahun lalu diyakini punya khasiat dalam memberikan kesegaran dan bahkan untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Mitos baik untuk kesehatan muncul dari pengalaman pengguna yang semula disampaikan dari mulut ke mulut itu kemudian disebarluaskan pula oleh media massa. Itulah setidaknya yang dipercaya masyarakat Indonesia dalam sebuah laporan penelitian Riset Unggulan Nasional Terpadu.
Ada 3 kelompok responden yang diteliti, masyarakat, awam, pengusaha dan ilmuwan, mengatakan bahwa sarang walet punya banyak keampuhan. Antara lain menjaga kesegaran tubuh, meningkatkan vitalitas, obat awet muda, memelihara kecantikan dan menghambat kanker.
Menurut dr Cheng Ce yang ditemui di Cianjur, liur dari kelenjar glandula sub lingualis itu dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Namun, bukan berarti mengobati penyakit.
Sarang walet itu berfungsi sebagai food supplement ibarat multivitamin di toko – toko. Asupan sarang walet akan menstimulus kinerja organ-organ tubuh lebih baik. Kekebalan tubuh meningkat dan penyakit menyingkir� tutur spesialis kanker dari Sekolah Kedokteran Tradisional di Propinsi Henan, Cina. Jadi selain itu juga sarang burung walet mengandung protein yang berbentuk glikoprotein yang merupakan komponen terbesar selain karbohidrat, lemak, dan air. Jumlahnya mencapai 50 persen. Di tubuh, protein berperan sebagai zat pembangunan. Ia membentuk sel – sel dan jaringan baru serta berperan aktif selama metabolisme protein asal hewan diakui lebih gizi lantaran punya ikatan senyawa lebih kompleks dari pada protein nabati.
Bahkan salah satu senyawa turunannya azitothymidine telah diteliti bisa melawan AIDS. Istimewanya lagi, sarang walet sumber asam amino yang lengkap. Tercatat sekitar 17 asam amino esensial, semi esensial dan non-esensial yang dimiliki. Salah satunya kini dikembangkan oleh peneliti-peneliti di barat sebagai pelawan stroke dan kanker. Mineral-mineral sarang walet tak kalah manjurnya untuk mendukung aktivitas tubuh.
Ada 6 mineral yang sudah diketahui seperti kalsium, besi, phospor, kalium dan natrium.
Di dalam tubuh, kalsium berperan untuk pembentukan tulang. Sayangnya, mineral dan senyawa penting sarang walet mudah leyap. Oleh karena itu, Dr. Kong Yun Cheung dari Universitas Hongkong, menyarankan sarang walet tidak perlu di cuci, sebab glikoprotein akan terbuang, toh sup sarang walet tetap menunjukkan manfaat sugesti penyantaplah yang diduga jadi obatnya.

0 comments:

Post a Comment

Template by:

Free Blog Templates