Wednesday, January 30, 2013

Reaksi Anak Melihat Orang Tua Bercinta

 Suami baru pulang dari dinas luar kota, dan Anda mengira anak-anak sudah tidur. Anda pun menganggap, inilah waktunya untuk melampiaskan rasa kangen setelah beberapa minggu tak bertemu. Begitu kangennya, sehingga Anda berdua lupa tidak mengunci pintu. "Permainan" sedang seru-serunya, ketika si sulung yang berusia 7 tahun mendadak masuk ke dalam kamar. Rupanya ia terbangun, dan ingin ikut tidur bersama ayah-ibunya.

Repotnya, Anda berdua tidak menyadari bahwa si sulung sudah berdiri di depan pintu selama... entah berapa detik. Cukup lama bagi si sulung untuk melihat apa yang sedang dilakukan orangtuanya. Reaksi Anda pasti jauh lebih heboh dibandingkan si sulung, yang hanya berdiri bengong. Anda mungkin sedikit shock. Si sulung sedang ceriwis-ceriwisnya, dan Anda khawatir ia akan menceritakan apa yang dilihatnya kepada teman-temannya. Syukur-syukur tidak mengumumkannya saat sedang diminta maju ke depan kelas.

Menurut Louanne Cole Weston, PhD, anggota American Association of Marriage and Family Therapists dan penulis buku Sex Matters®, cara Anda mengatasi masalah ini tergantung seberapa banyak informasi yang pernah Anda berikan kepada anak. Jika anak sudah pernah berdiskusi kecil-kecilan mengenai seksualitas bersama orangtuanya, maka reaksinya tidak harus negatif. Hal pertama yang bisa Anda lakukan begitu menyadari kehadiran anak di dalam kamar, adalah tidak menunjukkan reaksi berlebihan. Tetaplah tenang. Bagaimana pun juga, anak belum memahami apa yang sedang dilakukan orangtuanya, bahwa Anda sedang berbagi keintiman secara fisik.

Cobalah untuk meminta anak keluar dari kamar dengan mengalihkan perhatiannya. Bila ia mendapati Anda dalam posisi tertentu, dan ia tidak lagi dalam usia yang mudah ditipu, tenangkan diri Anda. Memisahlah dari suami tanpa terburu-buru, dan lindungi tubuh Anda dengan selimut. Katakan bahwa Anda ingin berbicara dengan anak belakangan, karena ibu sedang ingin bersama ayah sekarang. Anda bisa mengatakan, "Ayah dan ibu sedang ingin bersama-sama, Adek tidur di kamar Adek sendiri dulu, ya. Tolong tutup pintunya." Apabila anak melihat Anda berdua tidak mengenakan pakaian, Anda bisa mengatakan bahwa Anda sedang kepanasan. Katakan dengan cara seolah-olah tidak ada sesuatu yang aneh sedang terjadi.

Bila anak tidak menanyakan hal tersebut, sebaiknya Anda tak usah menjelaskan apa pun. Namun jika ia bertanya, Anda bisa menanyakannya kembali, apa yang dilihatnya (atau apa yang menurut anggapannya sedang dilihat), lalu jelaskan apa yang terjadi. Anak usia 3 tahun biasanya akan mengira salah satu orangnya sedang terluka (berdasarkan aksi yang dilakukan dan suara yang dihasilkan), sehingga akan lebih baik jika Anda yang menjelaskan padanya apa yang Anda lakukan. Bocah 5 tahun biasanya lebih ingin tahu, dan mencoba melihat sejelas mungkin tanpa sepengetahuan Anda untuk mengetahui apa yang terjadi. Sedangkan anak usia 8 tahun mungkin sudah mulai curiga, dan menganggap aneh mengapa Anda melakukan hal seperti itu. Anak berumur 12 tahun sudah lebih banyak mendapat informasi dari berbagai sumber, dan karenanya merasa jijik melihat pemandangan di depannya, dan segera kabur.

Di pihak orangtua, Anda perlu memahami bahwa anak sebenarnya butuh memproses informasi mengenai seks. Apa pun, dari yang dibicarakan teman-temannya hingga apa yang dilakukan orangtua, secara perlahan-lahan, dan berangsur-angsur. Karena itu, sebaiknya Anda sudah mulai membiasakan untuk menjelaskan hal-hal seputar seks sejak anak masih kecil. Tentu, Anda bisa memberikan informasi yang dapat dipahaminya. Dengan demikian, ketika anak sudah mulai ABG, ia pun sudah lebih mengerti dan dapat menghargai jika kedua orangtuanya sedang menghabiskan waktu bersama.

0 comments:

Post a Comment

Template by:

Free Blog Templates