Friday, January 4, 2013

ASUHAN KEPERAWATAN ATRITIS REMATHOID



I. A. PENGERTIAN
Penyakit rematik adalah penyakit inflamasi non bacterial yang bersifat sistemik, progresif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris.
( Rasjad Chairudin, Pengantar Ilmu Bedah Dan Orthopedi )

B. ETIOLOGI
Penyebab Artritis Remathoid :
1) Infeksi Streptokokus hemolitikus dan streptokokus non hemolitikus
2) Endokrin
3) Auto imun
4) Metabolik
5) Faktor genetik serta pemicu lingkungan

C. EPIDEMIOLOGI
Penyakit Artritis Remathoid merupakan suatu penyakit yang telah lama dikenal dan trsebar di seluruh dunia serta melibatkan semua ras dan kelompok etnik. Artritis Reumathoid sering dijumpai pada wanita, dengan perbandingan wanita dengan pria sebesar 3 : 1. Kecenderungan wanita untuk menderita Artritis Reumathoid dan sering dijumpai remisi pada wanita yang sedang hamil, hal ini menimbulkan dugaan terdapatnya faktor keseimbangan hormonal sebagai salah satu faktor yang berpengaruh pada penyakit ini.

D. MANIFESTASI KLINIK
Gambaran Klinik Panderita Artritis Reumathoid :
1) Gejala-gejala konstitusional, misal : lelah, kurang nafsu makan, BB menurun, dan demam.
2) Poliartritis simetris ( peradangan sendi pada sisi kiri dan kanan)
3) Kekauan sendi pada pagi hari
4) Artritis erosif
5) Deformitas
6) Nodula-nodula reumathoid
7) Manifestasi ekstra artikular (diluar sendi)

E. DIAGNOSTIK
Kriteria Diagnostik Artritis Reumathoid :
1) Kekakuan sendi jari-jari tangan pada pagi hari (morning stiffness)
2) Nyeri pada pergerakan sendi
3) Pembengkakan (oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi cairan)
4) Pembengkakan pada sekurang-kurangnya salah atu sendi laen
5) Pembengkakan sendi yang bersifat simetris
6) Nodul subcutan pada daerah tonjolan tulang di daerah ekstensor
7) Gambaran foto rontgenyg khas pada Artritis reumathoid
8) Uji aglutinasi faktor reumathoid

F. PENATALAKSANAAN
1) Pendidikan
2) Istirahat
3) Latihan fisik dan termoterapi
4) Diet gizi
5) Pemberian obat


II ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1) Aktifitas / istirahat,
Gejala : adkah keterbatasan rentang gerak otot, atrofi otot, malaise, kontraktor / kelainan pada sendi.
2) Kardiovaskuler,
Gejala : adakah pucat intermitten, sianosis, kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal.
3) Integritas Ego,
Gejala : adakah faktor stres akut, keputus asaan dan ketidakberdayaan, ancaman pada konsep diri, citra tubuh.
4) Makanan / cairan,
Gejala : adakah mual, anoreksia, kesulitan mengunyah, penurunan BB, kekeringan pada membran mukosa.
5) Hygiene,
Gejala : adakah kesulitan untuk melaksanakan aktifitas pribadi (ketergantungan)
6) Neurosensori,
Gejala : adakah semutan pada tangan dan kaki, dan pembengkakan sendi simetris.
7) Nyeri / kenyamanan,
Gejala : adakah nyeri
8) Keamanan,
Gejala : adakah lesi kulit, ulkus kaki, kekeringan pada membran mukosa
9) Interaksi sosial,
Gejala : adakah kerusakan interaksi sosial, perubahan peran, sosialisasi.
10) Penyuluahn / pembelanjaran,
Gejala : bagaimana riwayat pada keluarga, penggunaan makanan dan vitamin
B. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN :
1) Nyeri akut b/d distensi jaringan oleh akumulasi cairan / proses inflamasi.
Intervensi :
a. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10)
Rasional : Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program
b. Dorong untuk sering memindahkan posisi, bantu bergerak ditempat tidur
Rasional : Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi
c. Anjurkan pasien untuk mandi dengan air hangat
Rasional : Panas menijngkatkan relaksasi otot dan mobilitas
d. Berikan teknik manajemen stres seperti relaksasi
Rasional : Memberikan rasa kontrol dan meningkatkan rasa koping
e. Kolaborasi untuk pemberian obat pasien
Rasional : Sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan serta mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas.

2) Intoleransi aktifitas b/d penurunan kekuatan otot
Intervensi :
a. Pertahankan istirahat tirah baring / duduk jika diperlukan jadwal aktifitas untuk memberikan periode istirahat
Rasional : untuk mencegah kelelahan mempertahankan kekuatan
b. Bantu dengan rentang gerak positif / aktif
Rasional : Mempertahankan / meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum

c. Bantu teknik pemindahan penggunaan bantuan mobilitas
Rasional : Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi
d. Gunakan bantal kecil pada leher
Rasional : Mencegah fleksi leher
e. Kolaborasi : konsul dengan fisioterapi
Rasional : Berguna dalam memformulasikan program latihan / aktivitas secara individu

3) Gangguan citra tubuh b/d perubahan kemampuan untuk melakukan tugas umum
Intervensi :
a. Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit, harapan masa depan
Rasional : Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut / kesalahan konsep dan menghadapinya langsung
b. Diskusikan arti kehilangan / perubahan pada pasien / orang terdekat
Rasional : Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan interaksi klien dengan orang lain
c. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan dan ketergantungan
Rasional : Nyeri konstan akan melelahkan dan perasaan marah dan bermusuhan umum terjadi
d. Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan perubahan
Rasional : Dapat menunjukan emosional ataupun koping maladaptive


e. Kolaborasi : pemberian anti ansietas
Rasional : Mungkin dibutuhkan pada saat klien mengalami depresi hebat
4) Kurang perawatan diri b/d kerusakan mukuloskeletal
Intervensi :
a. Pertahankan mobilitas, kontrol trhadap nyeri dan latihan
Rasional : Mendukung kemandirian fisik / emosional
b. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri
Rasional : Menyiapkan untuk kemandirian yang akan meningkatkan harga diri
c. Kolaborasi : konsul dengan ahli terapi okupasi
Rasional : berguna untuk menentukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan individu.
d. Kolaborasi : antar konsul dengan lembaga lainya
Rasional : Mungkin membutuhkan berbagai bantuan tambahan untuk mempersiapkan situasi dirumah

0 comments:

Post a Comment

Template by:

Free Blog Templates